NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Secretary

Bukan Sekedar Secretary

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Chicklit
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Bunga itu telah layu sejak lama, menyisakan kelopak hitam yang berjatuhan, seperti itulah hidup Hanna Alaya Zahira saat ini, layu dan gelap.Hanna adalah seorang sekretaris yang merangkap menjadi pemuas nafsu bosnya, mengantungi pundi-pundi uang dalam rekeningnya, namun bukan tanpa tujuan dia melakukan itu. Sebuah rahasia besar di simpan bertahun-tahun. Pembalasan dendam.. Edgar Emilio Bastian bos yang dia anggap sebagai jembatan mencapai tujuannya menjadikannya simpanan dibalik name tag sekretarisnya, membuat jalannya semakin mulus. Namun, di detik-detik terakhir pembalasan dendam itu dia justru terjerat semakin dalam pada pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melayani

Hanna baru saja keluar dari kamar mandi saat mendengar pintu kamarnya di ketuk dengan keras bahkan terburu-buru, hingga dia dengan terpaksa pergi ke arah pintu dan membukanya.

"Kamu?" Naomi langsung tersenyum saat benar-benar melihat Hanna dia depannya.

"Berisik, tahu?" Hanna membuka pintu dan membiarkan Naomi masuk.

"Aku di beritahu kalau ada pengasuh baru. Aku pikir itu bukan kamu." Naomi mendudukkan dirinya di ranjang.

"Kenapa kalau bukan aku?"

"Aku bakalan buat dia gak betah."

Hanna terkekeh lalu mengambil pakaiannya. "Kamu tahu, kamu harus berhenti bersikap kekanakan. Karena kamu aku harus tinggal disini dan menjadi pengasuhmu?"

"Kenapa emangnya?"

"Usia kamu berapa sampai harus punya pengasuh? Kamu bayi?"

Naomi mencebik, tapi dia tak peduli. Yang pasti mulai sekarang dia tidak akan kesepian. Setidaknya dia punya teman bertengkar.

Hanna keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, lalu mendudukkan dirinya di meja rias, untuk menyisir rambutnya, lalu memoleskan krim malam di wajahnya.

Sepanjang gerakan Hanna, Naomi terus memperhatikan membuat Hanna mengeryit. "Apa yang kamu lihat?"

Naomi menggeleng.

Bukannya menaiki tempat tidur Hanna justru melangkah ke arah pintu.

"Kamu mau kemana?"

"Ibumu minta aku ke kamarnya."

"Buat apa?" Hanna hanya mengedikkan bahu acuh lalu membuka pintu.

"Ngapain kamu ngikut?" Hanna menoleh saat melihat ke belakang Naomi mengikutinya.

"Mama pasti gak ada." Naomi melipat kedua tangannya di dada.

"Aku ada janji dengannya, gimana bisa gak ada."

Naomi menarik sudut bibirnya saat Hanna tak percaya. Hingga mereka tiba di depan pintu kamar Siska. Hanna mengetuk beberapa kali namun tak ada jawaban dari dalam.

"Kan?" Hanna menggaruk poninya, rupanya iming- iming cat kuku tak mempan untuk Siska.

"Wanita itu tidak akan meninggalkan kesukaannya demi apapun."

"Wanita itu ibu kamu." Hanna mencebik mendengar nada bicara Naomi yang acuh.

Naomi memalingkan wajahnya. Ibu yang tidak seperti seorang ibu. Untuk apa dia hormati.

Naomi mengacuhkan ucapan Hanna dan memilih menggandeng lengan Hanna. "Gimana kalau kita tidur bersama?"

Hanna menaikan alisnya. "Gak mau." Hanna mendorong pelan tangan Naomi di lengannya.

Bukannya pergi ke kamarnya Naomi justru terdiam di tempatnya menatap punggung Hanna yang menjauh. Hingga Hanna menoleh kembali ke arahnya.

"Kamu gak tidur?" Naomi tetap diam hingga Hanna menghela nafasnya. "Ya, sudah ayo!" Hanna menyerah. "Tapi di kamar kamu ya."

Naomi tersenyum lalu berlari ke arah Hanna yang berdiri di depan kamarnya.

Hanna memasuki kamar Naomi dan meneliti sekitarnya. Persis seperti bayangannya, sebab bagaimana pun Naomi masih berusia 10 tahun. Layaknya kamar anak- anak, kamar Naomi di penuhi boneka dan juga warna pink yang menunjukkan jika anak ini cukup feminim. Hanya saja kondisi keluarganya yang berantakan membuat Naomi jadi anak yang sedikit memberontak. Wajar saja anak seusia Naomi memang sedang ingin- inginnya di beri kasih sayang. Seperti dirinya dulu. Hanya saja dia yang terbuang membuat Hanna tak bisa untuk sekedar bermimpi memilikinya, sebab kedua orang tuanya telah tiada.

Hanna mendudukkan dirinya di ranjang lalu menguap.

"Aku mengantuk," ucapnya dengan membaringkan dirinya di atas kasur empuk milik Naomi.

Naomi segera menyusulnya dan berbaring di sebelah Hanna.

Matanya masih menatap Hanna bahkan saat Hanna sudah mulai memejamkan matanya. "Sejak dulu aku selalu bermimpi ada seseorang tidur di sebelahku, lalu membacakan cerita hingga aku tertidur."

Hanna memiringkan tubuhnya ke arah Naomi. "Kamu gak pernah mengalaminya?"

Naomi menggeleng. "Sejak usiaku dua tahun aku sudah di tempatkan di kamar berbeda. Mungkin sejak aku lahir aku gak pernah mengalaminya."

Hanna terkekeh, "Bagaimana kamu tahu. Kamu masih dua tahun?"

"Pengasuhku yang bilang. Mereka suka bergosip di belakangku. Bilang kalau hidupku menyedihkan sebab di acuhkan orang tuaku."

"Karena itu kamu gak suka mereka." Naomi mengangguk.

Hanna tersenyum. "Baiklah anak kecil sudah waktunya tidur." Hanna menepuk kepala Naomi. "Ingat yang aku bilang kan. Jangan pedulikan apapun!" Naomi mengangguk dan memejamkan matanya. Sementara Hanna terseyum. Mudah sekali mengambil hati Naomi, pikirnya.

Setelah memastikan Naomi tertidur Hanna bangun dan keluar dari kamar Naomi dengan pelan.

Menutup pintu perlahan lalu menghela nafas lega saat pintu benar-benar tertutup.

Baru saja akan berbalik Hanna merasakan seseorang mendorong tubuhnya dan menghimpitnya di dinding.

"Kamu sedang apa?" Hanna yang sempat terkejut, menjadi lega saat menemukan orang itu adalah Edgar.

"Ya, ampun bikin kaget aja sih." Hanna mendorong Edgar, namun pria itu tak berjarak sedikitpun dan justru semakin menghimpitnya.

"Hei, bagaimana kalau ada yang lihat?" Hanna melihat sekitarnya. Dia bahkan masih berbisik sebab takut suaranya terdengar Naomi yang sedang tertidur, apalagi dia masih di depan kamarnya.

"Kebiasaan kamu kalau aku bertanya tidak langsung menjawab."

Hanna menghela nafasnya. "Aku baru saja menidurkan Naomi, gimana kalau dia bangun lagi. Astaga, dia tak mau lepas dariku."

Edgar terkekeh. "Kamu menidurkannya?" Hanna mengangguk. "Tak pernah ada yang melakukan itu padanya."

Hanna mendengus. "Jadi begitu dia tumbuh menjadi anak kesepian?"

Edgar terdiam. Hanna mengusap rahang Edgar. "Kalau gitu aku permisi, Pak." Hanna mendorong Edgar, dan berhasil. Pria itu seperti sedang lengah saat dia membicarakan Naomi.

Hanna berjalan ke arah kamarnya, namun tanpa dia duga Edgar justru mengikutinya dan masuk sebelum Hanna menutup pintu.

"Eh, Bapak ngapain?"

"Aku juga mau tidur," ucapnya dengan acuh, lalu melepas jas dan dasi yang sejak tadi melilit di lehernya.

Hanna melihat ke arah pintu. "Bagaimana kalau ada yang tahu? Kamu tinggal pergi ujung lorong, kamu bisa tidur di kamar istrimu." tunjuk Hanna menunjuk ke arah kamar Siska.

"Untuk apa, lagi pula istriku tidak ada." Edgar melangkah ke arah Hanna yang masih berdiri di depan pintu yang terbuka. Kancing kemejanya sengaja dia buka menunjukan otot perut yang membuat Hanna menelan ludahnya kasar.

Hanna mengerjap beberapa kali. "Lagi pula apa yang bisa kamu lakukan? Aku belum selesai datang bulan?"

Edgar menyeringai, lalu memiringkan wajahnya untuk meraih bibir Hanna dan mengunci pinggangnya.

"Kamu bisa melakukannya seperti kemarin, aku suka permainanmu." Edgar menggigit bibir bawah Hanna membuat Hanna merasakan tubuhnya semakin meremang.

"Tidak kah kamu membiarkan aku istirahat?"

Edgar terkekeh. "Tapi bagaimana lagi, aku menginginkannya."

Hanna mencebik saat Edgar menurunkan cumbuannya ke leher Hanna dan mencoba menaikkan libidonya agar mau melayaninya. Tentu saja dengan mulutnya, sebab Hanna sedang datang bulan.

Astaga, Hanna hanya bisa mengeluh dalam hati. Meski dia juga mulai merasakan tubuhnya bereaksi akibat cumbuan Edgar, tapi ayolah, rahangnya pegal setelah melayani Edgar dengan mulutnya, sebab pria itu tak mudah keluar hanya dalam lima menit dia bermain di mulutnya.

Hanna hanya bisa pasrah saat Edgar membawanya ke ranjang setelah menendang pintu.

....

Like..

Komen..

Vote..

1
Ar Rasyha
untung urep no ndeso gk kenal diskotek yo gk kenal lc /Facepalm//Facepalm/
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
LC memang meresahkan.. gak didunia novel gak didunia nyata
Rahmawati
ini malah Hanna yg jatuh cinta duluan sm edgar
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Bo Ra
wkwk mba2 LC lg viral ya kk thor😁
yuning
Edgar pemain Hanna
Erna Wati
ya Hanna,kau cemburu..kau mulai jatuh cinta pd Edgar.
mbu ne
nah kan...Hanna mulai terjebak permainan sendiri...
Rahmawati
Hanna iseng bgt sih, Edgar beneran khawatir
Rabiatul Addawiyah
Edgar pasti sdh mencintai Hanna neh...bukan krn nafsu utk bercinta diatas kasur sj tp hatinya jg
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
datang bulan kok berenang thor
Ceu Nah: udah dari kemarin kak, masa banyak terus😅
total 1 replies
yuning
jangan main main sama nyawa
Rahmawati
Siska mulai curiga kayaknya
Rahmawati
naomi hanya butuh perhatian
Rabiatul Addawiyah
Aamiin YRA
Bo Ra
cerita nya bagus kk
yuning
oh Siska pasti curiga tapi semoga gak secepat itu ,sistah
mbu ne
apakah Hanna mulai memberikan kode2 untuk menyingkirkan Siska? 🤔
mbu ne
atur aja K...🤭
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!