NovelToon NovelToon
Mahligai Yang Terurai

Mahligai Yang Terurai

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: siwriterrajin

Dua pasangan sedang duduk di ruang tamu, dihadapan mereka terdapat handphone dan foto yang menjadi saksi dari linunya hati seorang istri.

"Kamu tega mas, kita udah hampir 15 tahun bersama dari sekolah sampai sekarang, apa aku sama sekali tidak ada artinya untuk kamu mas?." Kata Rani sambil terus menangis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Aditya yang sudah sampai langsung masuk ke ruangan Rani tanpa mengetuk, membuat orang dalam ruangan tampak terkejut. Daniel yang sedang duduk di atas sofa segera bangkit dari duduknya.

"Mas Aditya." Kata Rani terkejut tiba-tiba Aditya masuk, setelah melihat bahwa yang masuk Aditya, Daniel memutuskan untuk keluar dari ruangan.

Aditya bergegas mendekati ke arah Rani dan memeluknya.

"Sayang kamu kenapa?." Kata Aditya.

"Aku gapapa mas." Jawab Rani.

Aditya memang sangat membenci Rani, tapi entah ada apa dengan dirinya dia tak sangat cemas jika terjadi sesuatu dengan Rani.

"Ran." Panggil Kasih pelan.

"Bunda." Kata Rani melihat ibunya yang tampak sedih.

"Ran kamu gapapa kan?." Kata Kasih sambil memeluk putrinya.

"Rani gapapa, Bunda jangan nangis." Kata Rani sambil terus memeluk ibunya.

"Bunda cuma punya kamu Ran, kalau kamu sampai kenapa-napa bagimana ibu tidak akan sanggup Ran." Kata Kasih sambil terus menangis.

"Bunda, Rani sehat kok." Kata Rani sambil menggenggam tangan ibunya.

"Bunda sudah makan?." Tanya Rani.

Kasih menggelengkan kepalanya sambil mengusap air matanya.

"Ibu tunggu disini biar Aditya carikan sarapan." Kata Aditya tampak sigap.

"Iya tolong ya mas." Kata Rani.

"Iya kamu tunggu sini sama ibu." Kata Aditya, setelah itu bergegas meninggalkan ruangan.

Setelah beberapa menit terdiam Kasih menanyakan kondisi Rani.

"Kenapa kamu bisa seperti ini ran?." Kata kasih sambil mengusap punggung tangan putri satu-satunya.

"Rani juga tidak tahu Bu, kemarin seingat Rani, Rani makn siang sama El, setelah itu Rani lupa semuanya." Kata Rani sambil memegang kepalanya yang terasa nyeri.

"Kalau kamu tidak ingat ya sudah, yang penting kamu sudah sehat." Kata Kasih.

Sementara itu ketika Aditya baru saja keluar dari ruangan, Daniel segera mendorong Aditya ke tembok.

"Kenapa lo bawa masuk pelacur itu?!." Kata Daniel menggenggam kerah baju Aditya.

"Lepasin gue brengsek." Kata Aditya sambil berusaha melawan.

"Lo udah janji ya sama gue Aditya, lo bakal tinggalin pelacur itu." Kata Daniel dengan wajah yang memerah.

"Apa urusannya sama lo?." Kata Aditya mendorong Daniel. Daniel tampak terdorong ke arah tembok.

"Itu urusan gue. Rani sahabat gue." Kata Daniel.

"Lo yakin sahabat, bukan selingkuhan?." Kata Aditya.

"Brengsek lo." Kata Daniel sambil memukul wajah Aditya dengan tinjunya.

"Rani itu bukan pendosa kayak lo! Gue yakin dia bahkan nggak pernah terfikir untuk selingkuh dari Lo." Kata Daniel dengan nafas naik turun.

"Lo suka kan sama istri gue?." Kata Aditya sambil mengusap ujung bibirnya yang berdarah.

Daniel yang mendengar pertanyaan Aditya langsung terdiam.

"Cih, brengsek." Kata Aditya meninggalkan Daniel.

...----------------...

Aditya tampak pergi ke toilet rumah sakit untuk merapikan tampilan dirinya yang sudah berantakan akibat perkelahian dengan Daniel.

Aditya mulai membasuh wajahnya di depan cermin.

"Brengsek, Lo pikir bisa miliki istri gue?." Kata Aditya menyeringai.

"Kalaupun gue cerai sama Rani, gue nggak akan biarin kalian bersatu." Sambung Aditya.

Aditya segera keluar dari toilet dan menuju kantin, ketika dirinya sedang menunggu pesanan, Siska tampak menelpon Aditya.

Aditya segera menjawab panggilan kekasih gelapnya itu.

"Halo sis?." Kata Aditya.

"Kamu apa-apaan si mas?." Terdengar suara Siska.

"Kamu kenapa ninggalin aku tadi? Aku tanya mau kemana kok nggak dijawab?." Kata Siska lagi.

"Maaf sayang, tadi aku denger Rani kecelakaan." Jawab Aditya.

"Terus dia selamat?." Kata Siska.

"Syukurnya si selamat." Kata Aditya.

"Kok kamu bersyukur sih, harusnya dia tuh mati, biar kita bisa bersatu." Kata Siska setelah itu mengakhiri panggilan.

Setelah panggilan di akhiri Aditya tampak didekati oleh pegawai kantin.

"Ini pak pesanannya." Kata Pegawai.

"Baik mba ini uangnya ya, kembaliannya buat mba aja." Kata Aditya.

"Baik pak, terima kasih banyak." Kata Pegawai tersebut, dan dibalas anggukan oleh Aditya.

Aditya bergegas kembali ke kamar, ketika dia kembali ke kamarnya dia melihat kasih dan Daniel yang sedang sibuk bercengkrama.

...----------------...

Sementara itu Rani yang mengaliri panggilan tampak kesal dengan wajah yang memerah.

"Sialan si Rani masih hidup." Kata Siska memukul-mukul stir mobilnya.

"Mas Aditya juga, kenapa ih perlu banget sama si Rani. Katanya dia benci sama Rani, pengin bunuh Rani tapi mana?!." Kata Siska menggila.

"Gue nggak bisa gini terus, gue harus hancurkan sesuatu yang berharga bagi mereka, mungkin Degan kehilangan sesuatu itu mereka jadi punya alasan cerai." Kata Siska menyusun rencana jahat.

...----------------...

Aditya segera mengeluarkan makanan yang dipesannya di kantin di atas meja.

"Bu ini sarapannya." Kata Aditya.

"Terima kasih banyak nak Aditya." Kata Kasih mendekat ke arah Aditya.

"Kamu harus berterima kasih sama nak Daniel, dia yang sudah menyelamatkan Rani."

"Dia yang sudah menolong Rani yang kecelakaan, kalau tidak ada nak daniel, mungkin ibu sudah kehilangan Rani." Kata Kasih tampak kembali sedih.

Daniel tampak beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah Kasih.

"Tante jangan bicara seperti itu, sudah menjadi kewajiban Daniel sebagai teman Rani." Kata Daniel menenangkan Kasih yang tampak menitikkan air mata.

Aditya yang mendengar perkataan mertuanya tampak sangat geram dia tanpa menyadari mengepalkan kedua tangannya.

"Terima kasih ya El, sampaikan ucapan terima kasih juga ke Om Gilang karena sudah mau bantu aku." Kata Rani dan dibalas anggukan oleh Daniel.

Aditya mendekat ke arah Rani dan duduk di samping ranjangnya.

"Kondisi kamu gimana sayang?." Kata Aditya sambil mengusap punggung tangan Rani.

"Aku gapapa mas, maaf sedari kemarin aku dan El belum bisa kabarin kalian di rumah, ponsel kami hilang entah kemana setelah kecelakaan itu." Kata Rani menatap wajah suaminya.

"Iya tidak apa-apa, yang penting sekarang kamu sehat." Kata Aditya sambil mengecup tangan Rani.

"Mas Vania gimana?." Tanya Rani.

"Dari kemarin dia nyariin kamu, tapi aku bilang kamu ada lembur dan berangkat lebih awal."

"Aku sudah coba kali nelepon kamu, kirim pesan, tapi hp kamu mati." Kata Aditya.

"Maaf ya mas aku buat kamu khawatir." Kata Rani.

"Kalau Siska gimana mas?." Kata Rani.

"Kamu terlalu baik, untuk dunia yang brengsek ini ran." Batin Daniel mendengar perkataan Rani.

Kasih yang mendengar perkataan Rani tampak terkejut dan segera berdiri dari duduknya.

"Nak Aditya, ibu boleh bicara sama Rani sebentar?." Kata Kasih.

"Boleh Bu, kalau gitu Aditya permisi." Kata Aditya.

Aditya dan Daniel keluar dari ruangan dan duduk berdampingan di kursi luar.

"Ran, Temanmu Siska ada di rumahmu?." Kata Kasih dengan wajah cemas.

"Iya, Rani aku bilang ke Bunda tapi belum sempat." Kata Rani.

"Ran, hati-hati Siska itu juga wanita muda dia juga belum menikah, ibu khawatir soal suamimu Ran." Kata Kasih dengan anda cemas.

"Mas Aditya sama Siska? Nggak mungkin ah Bu. Siska itu kan teman aku Bu, sudah seperti saudara malah, ngga mungkin mereka bisa mengkhianati aku." Kata Rani dengan keyakinan penuh.

"Ibu mohon lah Ran, pertimbangkan lagi, atau suruh saja Siska tinggal di rumah ibu. Jangan di ruang kamu." Kata kasih khawatir apa yang dialaminya juga akn dialami putrinya.

"Bunda percaya sama mas Aditya, seorang Aditya nggak akan selingkuh dari Rani Bu. Rani tahu lebih dari siapapun mas Aditya itu cintanya cuma sama Rani." Kata Rani menenangkan ibunya.

"Iya Ran ibu tahu, tapi tlong dipikirkan lagi ya." Kata Kasih.

...----------------...

Sementara di luar ruangan Aditya dan Daniel tampak saling berdebat.

"Gue kasih kesempatan terakhir sama lo, jujur ke Rani siap perselingkuhan lo atau gue yang kasih tau."Kata Daniel mengancam.

Aditya hanya diam mendengarkan Daniel.

"Aditya jawab!." Kata Daniel geram dan hanya dibalas anggukan oleh Aditya.

Daniel bisa menghancurkan Aditya dengan mudah, tetapi Daniel selalu memikirkan perasaan Rani.

Dari lorong rumah sakit menggema suara Hells yang berbenturan dengan lantai dn bau parfum yang menyengat hidung.

"Halo Mas." Teriak Siska melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar dan melepaskan kaca mata hitamnya.

Bersambung.....

1
thalexy
Siap ngeselin tapi lucu.
Akbar Cahya Putra
Penulis mengambil risiko dengan plot yang kompleks dan berhasil.
Lady_senpai
Cerita yang mampu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!