NovelToon NovelToon
TELUH GASIANG TANGKORAK

TELUH GASIANG TANGKORAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Horror Thriller-Horror / Mata Batin / Dendam Kesumat / Roh Supernatural / Ilmu Kanuragan
Popularitas:90.8k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

kisah ini sekuel dari novel Karma pemilik Ajian Jaran Goyang.

Adjie merasakan tubuhnya menderita sakit yang tidak dapat diprediksi oleh dokter.

Wati sang istri sudah membawanya berobat kesana kemari, tetapi tidak ada perubahannya.

Lalu penyakit apa yang dialami oleh Adjie, dan dosa apa yang diperbuatnya sehingga membuatnya menderita seperti itu?

Ikuti kisah selanjutnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Petaka

Wati berusaha untuk kuat, meskipun sebenarnya ia sendiri tidak kuat. Bagaimanapun ia baru saja melahirkan dan memerlukan pengobatan yang cukup dan juga istirahat, namun kali ini, justru ia yang harus merawat orang sakit, miris, tetapi tidak ada pilihan lain.

Setelah membersihkan tubuh sang suami, wanita itu mengikat perutnya dengan menggunakan korset dan tak lupa meminum obat penambah darah serta antibiotik yang diberi oleh dokter saat ia akan kembali pulang dari rumah sakit kemarin.

Mungkin sesuatu yang gila jika ia harus mengemudikan sepeda motor, tetapi tidak ada pilihan untuk yang ia jadikan pilihan. Ia harus kuat untuk melakoni semuanya.

"Wati, kamu mau kemana? Masa nifasmu saja belum selesai, mengapa membawa motor?" tanya seorang tetangga yang kebetulan melihatnya sedang menghidupkan mesin motor matic didepan rumah.

"Aku ada keperluan penting, Mbak. Maaf, aku terburu-buru," ucapnya dengan singkat ia tak ingin berdebat, sebab waktunya sangat begitu mepet, karena ia juga tak ingin meninggalkan Adjie cukup lama, karena takut terjadi sesuatu yang lebih mengkhawatirkan.

Wati mengendarai motor dengan sangat hati-hati, bahkan dikeningnya masih terdapat pilis berwarna kuning kehijauan khas orang melahirkan yang melintang dikeningnya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karena ia membawa dengan kecepatan yang lambat, akhirnya Wati tiba dipasar. Ia memarkirkan motornya dengan tergesa-gesa.

Ia akan menemui seorang yang menjadi penjual tahu yang pernah bercerita jika dirinya diteluh seseorang yang merupakan sesama pedagang tahu karena persaingan dagangan yang menyebabkan ia mengalami perut membengkak dan mengeluarkan cairan pekat dari liang a-nus dan juga mulutnya.

Cerita tersebut membawa Wati untuk bertanya pada sang penjual tahu yang merupakan langganannya.

Ia berjalan dengan perlahan, dan tentu saja menjadi pusat perhatian bagi orang--orang yang berada dipasar.

Wanita itu tiba didepan penjual tahu yang menjadi tujuannya datang ketempat itu.

"Eh, Mbak Wati. Sudah lama gak kelihatan, kemana saja?" tanya wanita yang bertubuh gempal itu dengan sangat ramah. Namun pandangannya tertuju pada kening Wati yang dihiasi oleh pillis.

Wati menyunggingkan senyum tipis dan miris. Rasanya ia ingin bercerita banyak hal dengan wanita tersebut, sebab ditengah ujian hidup yang sedang ia alami, namun waktu begitu memburunya dan membuat ia harus segera menyelesaikan semuanya.

Ia tak menjawab pertanyaan sang wanita penjual tahu, tetapi memilih untuk duduk dikursi kayu sepanjang satu meter sebagai tempat wanita itu beristirahat sembari menunggu pelanggannya datang.

Sang penjual tahu memperhatikan raut wajah Wati yang terlihat begitu banyak masalah, tak ada ceria disana.

Wanita itu duduk disisi Wati, dan mencoba mendengarkan keluh kesah pelanggannya yang terlihat sangat murung.

"Apakah ada sesuatu yang dapat ku bantu?" tanyanya dengan begitu lembut, layaknya seorang ibu pada anaknya.

Sungguh, andai saja ini bukan berada dipasar mungkin Wati sudah menangis dipelukan wanita itu. Ia tak tahu harus bercerita pada siapa, semua begitu berat.

"Dimana rumah orang pintar yang pernah mbak ceritakan dahulu," Wati setengah berbisik, agar tidak didengar oleh pedagang lain ataupun orang yang berbelanja.

Seketika wanita penjual tahu itu tercengang. Ia merasa jika kondisi Wati sedang tidak baik-baik saja. Karena tidak biasanya bertanya hal aneh seperti ini.

"Apa yang terjadi sebenarnya, bisa kamu menceritakannya padaku?"

Wati menarik nafasnya dengan berat, dan menghelanya perlahan. Ia mencoba menahan bulir bening yang sudah menggunung disudut matanya.

"Kang Adjie terkena teluh, ia mengalami sakit misterius dan dokter tidak dapat menganalisis penyakitnya." Wati menekan jemari tangannya disudut mata yang mulai berair agar tidak jatuh dipipinya.

Wanita itu tercengang. Ia sangat terkejut akan apa yang disampaikan oleh pelanggannya tersebut.

Pantas saja Adjie sudah lama tidak terlihat, ternyata ia mengalami sesuatu yang mengerikan. Ia mengira jika mereka tak lagi berlangganan padanya, namun ternyata karena terkena musibah yang sangat memprihatinkan.

Wanita itu mengambil secarik kertas, lalu menuliskan nomor seseorang dan juga peta tempat dimana pria itu tinggal.

"Pergilah, sebelum semuanya terlambat,"

Wati meraih kertas tersebut, dan membacanya, lalu mengucapkan terimakasih dan bergegas pergi.

Ia kembali kerumah, lalu memeriksa kondisi Adjie yang saat ini sudah duduk ditepian ranjang.

Darah masih merembes dibagian anunya yang membengkak dan dipenuhi cairan nanah.

"Sudah bangun, Kang?" tanya Wati dengan lembut.

Ia menoleh ke arah sang wanita yang sedari tadi sudah ia tunggu.

"Kamu darimana saja?" tanyanya dengan lirih, bahkan hampir tidak terdengar, sebab masih menahan rasa sakit yang kini menggerogoti hampir seluruh tubuhnya.

Kedua matanya terlihat cekung, dan wajahnya sangat pucat, ditambah berat badan yang menyusut drastis.

Aku dari pasar, ada keperluan sebentar," jawabnya.

"Ku kira kamu pergi meninggalkanku sendirian," ujarnya dengan nada yang begitu pilu.

Wati terdiam. Ia menatap sang pria yang kini terlihat begitu menderita. Bagaimanapun, pria itu tak pernah menyakitinya dengan berlaku kasar.

Meskipun pada akhirnya ia mengetahui jika Adjie sering berselingkuh dibelakangnya, namun setidaknya semua uang hasil manipulasinya terhadap para korban wanita yang pernah terkena ajian Jaran Goyang itu diberikan kepadanya.

"Tenanglah, aku tetap disini, aku akan menjagamu dan tidak akan pernah meninggalkanmu," jawab Wati dengan meyakinkan pria itu yang kini mulai meragukan kesetiaannya.

Adjie mengulas senyum bahagia, setidaknya ia masih merasa kuat karena Wati bersamanya.

Wanita itu meraih ponselnya, lalu menghubungi nomor yang diberikan oleh penjual tahu dipasar.

Panggilan tersambung, dan terdengar suara seseorang yang begitu serak, suara seorang wanita yang diperkirakan berusia lima puluhan tahun

"Hallo, apakah ini opung boru Saragih?" tanyanya pada seseorang diseberang telepon.

"Ya," jawab opung dengan singkat.

"Pung, saya ingin mengobatkan suami saya, apakah opung bisa?"

"Silahkan datang,"

"Ya, kami bergerak siang ini, dan mungkin malam baru tiba dialamat opung," Jelas Wati dalam akhir pembicaraannya.

Adjie menatap sang istri yang terlihat serius dalam percakapannya.

Setelah berakhir, Adjie tampak sedih. "Jangan menghabiskan waktu dan uang yang ku berikan padamu hanya untuk mengobatiku,"

Wati mengerjapkan kedua matanya. "Semua masalah pasti ada jalan keluarnya, hanya saja kita yang ingin tetap tinggal didalam lingkaran masalah itu atau berusaha untuk keluar menyelesaikannya." wati beranjak mengambil beberapa helai pakaian untuk ganti mereka disana.

Adjie merasa tersanjung, dengan apa yang dikatakan oleh sang istri, sungguh benar, jika wanita itu adalah belahan jiwanya.

*****

Sebuah mobil rental melaju dengan kecepatan yang sedang disebuah jalanan yang berliku menuju desa tempat dimana seorang dukun terkenal dengan segala ilmu kanuragannya.

Mobil itu ditumpangi oleh Wati dan Adjie, serta seorang sopir yang merupakan tetangga mereka dan dirental dengan harga murah bersahabat.

Alamat yang dituju masih lumayan jauh, sedangkan hari sudah mulai tampak remang-remang.

Pepohonan pinus berdiri berjajar disepanjang jalan kiri dan kanan mengiringi perjalanan mereka.

Petunjuk jalan yang berasal dari maps online mengarahkan mereka menuju sebuah jalanan yang terlihat sunyi dan juga sepi.

"Apakah petunjuknya sudah benar, Mbak?" tanya Jali yang merasakan jika ini sangat janggal.

Sebab jalanan yang mereka tuju tidak dilalui seorangpun, ditambah suasana yang semakin menggelap dan keadaan yang semakin tak nyaman.

"Tapi disini arah yang ditunjukkan sudah benar, Kang," Wati meyakini jika apa yang diperlihatkan dilayar ponselnya sangat benar melalui sebuah applikasi Maps online.

"Tapi temen saya pernah dibawa kejurang karena applikasi itu, Mbak," ujar Jali, lalu ia merasakan hawa yang berbeda saat memasuki hutan pinus tersebut. Terlihat kabut asapa sangat tebal dan seolah membawa mereka menuju dunia yang berbeda.

"Masa sih, Kang?" Wati jadi bergidik mendengar pernyataan tetangganya tersebut. Apalagi kondisi jalanan yang semakin lama tidak layak dilalui.

Sedangkan Adjie terbaring lemah dijok tengah yang direndahkan kebelakang.

Ia tak lagi menggubris pembicaraan kedua orang tersebut, karena tiba-tiba rasa sakit itu datang menyerangnya.

1
Harri Purnomo Servis Kamera
Paragraf terakhir kok kayak loncat ya thor
Ali B.U
next
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
jadi ini tentang ilmu warisan, gak siang gak malem eeh gasiang tangkorak, juga palasik 😋🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: tiiiiiiiidaaaacckkk 😫😩😫😩😣😖
Ai Emy Ningrum: huuuuuuuu 😙😗😚
total 15 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
woalah gtu
tp kenp mndkdk mengerikNsi cintia itu nahhh mengerikNya seperti apa cobA
apa kek labubu yg sedang makan bbuah naga dgn warna merah di bagian wajah nya apakah sperti nenek2 peot karna khlgan ilmu nya
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: yeeee kon piye.. 💃💃💃💃💃
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: diiih ketawa doang 😋🥴
total 8 replies
imau
akhirnya terjawab sdh siapa yg membunuh mbah Kasim
Ucio
lanjut Thor seruu
semogah Adjie lekas sembuh
Bundanya Nkay
sering sering upload Thor..
semangat 💪
V3
makin seruu nich , lanjutkan lg ach baca nya 😘
K & T K & T
apa ibu nya Anton ya🤔
Harri Purnomo Servis Kamera
Keren thor
Endah SR
aduuuhhh ga bisa ngebayangin.. ini bener2 seremmm si klo ngebayangin ikut di TKP..
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
kalok yg ada suaminya, yg gak ada suami pegimane? /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ai Emy Ningrum: bolehlah..toh blom jd ikan asin ini 😽🕺🏻💃🏻
Ai Emy Ningrum: tentu tydack... PLN tak sekedjam itu 😙
total 16 replies
Yuli a
seru banget... udah digerebek kayak gitu masih ngeles aja... bukti-bukti juga udah ada...
itu Cynthia bisa hidup normal lagi enggak ya ...?? kok ngeri banget sih .. kepala sama organ bisa lepas gitu...
Yuli a: yang pertama kan sebongkah pohon pisang...🤣🤣🤣
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: meninggal untuk kedua kali 😋
total 12 replies
Ucio
Tobatlah Bu Narti,,,
lanjutkan Bng Sofyan
Bundanya Nkay
hari ini up berapa Thor ??
Ali B.U
next
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nahhhh yooooo
kannnn kok bisa yaaaa... aq lihat di pelem2 thai itu dia cNtik dan sllu pke sall agar menutup leher nya
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: siiiiiikaaaaat
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: wissss jannnn
total 27 replies
tiniteyok
wahh seru dan seremmm
Ayu Putri
lanjut thor
Harri Purnomo Servis Kamera
Apakah akan terungkap kebenaran nya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!