MENGEJAR CINTA ISTRI TETANGGA

   " Lusa aku akan kembali ke london " kata ken tiba-tiba yang membuat ketiga orang yang ada di meja makan itu langsung menghentikan makannya dan menatap ken bersamaan.

" Ken..." ibunya bergumam pelan.

" kakak akan lama lagi di sana, kenapa nggak menetap di sini sih kak,keluarga kakak ada di sini semua " kata kiara nampak sedih. Sedang bimo hanya menatap sahabatnya itu.

Bu yunita hanya memandang sedih putranya itu, ia tahu seperti apa putranya itu, kalau dia sudah mengambil keputusan tak akan bisa di cegah.

Kendaru memandang ibunya dan kemudian tersenyum tipis, ia tahu ibunya pasti bersedih, tapi ibunya itu yang terbaik ia selalu mensupportnya dengan doa nya.

" Aku akan menyelesaikan pekerjaan ku disana , aku akan mengurus perpindahan pusat ke Indonesia " kata ken dengan tersenyum

kembali ketiganya terkejut, mata bu yunita sudah memerah ingin menangis.

" Benarkah kak " kata kiara nampak bahagia dan tak percaya.

" Iya "

" kakak gak bohongkan " kendaru tersenyum dan mengangguk .

Bu yunita semakin terisak mendengar perkataan putranya, ia merasa bahagia karena putranya akan kembali berada di dekatnya, ken yang mendengar isakan ibunya berdiri dan menghampiri ibunya ia berjongkok di depan ibunya dan memegang tangan bu Yunita.

" Maafkan ken ma, ken sudah terlalu lama meninggalkan mama, ken bukan anak yang baik, di saat mama harus bertarung dengan hati mama ken lebih memilih pergi dan menghindar, mama harus berjuang sendiri, Maafkan ken ma,maaf " bu yunita semakin terisak.

Ken mengambil keputusan itu, bukan tanpa sebab, ia begitu merasa bersalah kepada ibunya.

saat itu di pengadilan agama setelah Keyla selesai mengurus berkas-berkas perceraiannya, ia melihat Keyla pergi ke toilet dan Ken mengikutinya dari belakang tapi saat di lorong yang sepi Keyla langsung berjongkok dan menangis sambil memukuli dadanya.

Saat melihat keyla seperti itu ia mengingat ibunya dulu saat perpisahan dari ayahnya.

" Apa sesakit itu, mama...maafkan ken " gumam ken pada saat itu.

Dulu saat ayahnya ketahuan menikah lagi dia begitu marah, dia meluapkan kemarahannya dengan membangkang, jarang pulang, apalagi saat melihat kedua orang tuanya bertengkar, dia lebih memilih menghindar pergi dari rumah, Dia tidak tahu bagaimana kesakitan ibunya, bahkan saat hak asuhnya jatuh pada ayahnya, dia hanya diam.

" mama juga minta maaf nak,karena dulu mama tidak berjuang untuk mendapatkan hak asuh kamu, kamu tahu bagaimana papamu, mama tak kuasa nak, maafkan mama " kata bu yunita dan mengusap rambut putranya yang masih berjongkok di depannya.

Kiara turut menetaskan airmata, ia bahagia akhirnya kakaknya mau menetap di Indonesia dan akan tinggal bersama mereka. Bimo terlihat tersenyum senang.

" Bu, maaf di luar ada tuan Rafli dan nyonya mariska " kata mbak nia.

kendaru bangun dari jongkoknya dan menghapus air mata ibunya yang masih tersisa.

" Suruh tunggu sebentar mbak, kita selesaikan makan kita dulu " jawab ken.

" Ken.."

" Mama, tenang saja kita lanjutkan makan kita dulu " jawab ken santai.

" Mbak nia tolong buat kan mereka minuman " pinta bu yunita.

" Baik bu "

Setelah kepergian nia, mereka melanjutkan makannya dengan tenang.

Nia menghampiri mantan tuannya yang duduk di sofa panjang bersama istrinya.

" Silahkan tuan " kata nia saat menghidangkan minumannya.

" Kemana nyonyamu" tanya mariska dengan ketus.

" Maaf nyonya, ibu sedang makan, sebentar lagi selesai "

" Apa !! berani sekali dia mengabaikan kita mas " kata mariska dengan intonasi tinggi.

Papa Rafli mengenggam erat tanganya sendiri. nampak wajahnya terlihat murka.

mariska terlihat marah, kemudian ia bangun dari duduknya dan hendak menuju ke ruang makan,tapi nia langsung menghalanginya.

" Maaf nyonya, tolong jangan ganggu ibu, nyonya silahkan duduk " kata nia.

" kamu berani dengan saya, kamu tahu siapa aku kan " mariska menatap tajam pada nia.

nia hanya tersenyum tipis " iya aku tahu kamu adalah pelakor yang merusak rumah tangga orang, menghancurkan impian anak anak, merebut kebagian orang lain demi kebahagiaan mu " kata nia dalam hati.

Nia dulu adalah asisten yang bekerja di kediaman rafli, tapi sejak perceraian tuannya, nia memilih ikut dengan Nyonyanya.

" Kenapa kamu harus berteriak teriak nyonya rafli di sini bukan kebun binatang " kata ken yang masuk keruang tamu.

saat melihat ken raut muka mariska berubah menjadi lembut.

" Ken, kenapa kamu tak pernah pulang" kata mariska lembut dan mendekati putra tirinya itu, dan langsung memeluknya.

Ken langsung melepas pelukan ibu tirinya itu dan kemudian berjalan menuju sofa yang ada di hadapan papanya.

" pulang kemana, ini adalah rumahku "

Papa Rafli menatap tajam putranya itu, begitu juga ken.

Sedangkan Di ruang makan bu yunita membujuk putrinya itu untuk menemui papanya setelah dirinya dan kiara yang habis membersihkan meja makan.

" sebentar saja nak " bujuk bu yunita.

" malas ma, maaf ma kia mau ke atas dulu, ayo kak bimo, bantu kia mengerjakan pekerjaan yang kak bimo berikan tadi siang "

" Lho belum selesai tadi?" tanya bimo.

" Belum " jawab kiara.

" trus tadi kamu di kantor ngapain saja" sahut bimo.

" kak bimo itu ngasih pekerjaan aku banyak sekali, dokumen yang harus aku pelajari saja tingginya segunung himalaya, tadi katanya mau ajarin tapi malah di tinggal godain sekretaris keuangan "

" Eh...anak kecil kalau ngomong gak boleh fitnah ya ". sahut bimo.

" Fitnah apaan, tuh mah kakak bimo kalau di kantor kerjaannya cuma gombalin cewek- cewek " sahut kiara lagi, bu yunita hanya tersenyum melihat keduanya.

" Sudah sana temuin om dan tante markonah dulu habis itu ayo kakak ajarin "

" Malas..." kata kiara sambil berjalan menuju tangga ke atas.

" Eh nih anak Minta di kawinin "

" Bimo..."

" Hehehe...maaf tante kelepasan " kata bimo dan langsung menyusul kiara.

bu yunita hanya menghela nafas menatap keduanya yang berlari naik ke atas.

Bu yunita membersihkan tangannya dan kemudian beranjak pergi ke ruang tamu.

" hampir satu bulan kamu di sini kenapa gak pulang " tanya papa rafli.

" tanpa aku jawab, papa pasti tahu jawabannya "

" ken, sampai kapan kamu bersikap seperti ini pada papa, dan sudah saatnya kamu membantu papa di perusahaan, itu juga perusahaan mu nak " kata papa rafli.

" Aku tidak tertarik dengan perusahaan papa, aku sudah mempunyai usaha sendiri yang harus aku kembangkan, dan kalau papa ingin aku pulang kerumah, Singkirkan dulu ulat bulu yang ada di rumah itu "

" ken..!!!"

" Jangan berteriak pada putraku " ....

$$$$$

Assalamualaikum readers....

selamat membaca, jangan lupa meninggalkan jejak ya..like, subscribe, dan komennya. dukung author di event lomba menulis karya ya.

salam sehat selalu untuk semua readers yang sudah mampir di lapak author.