“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-
Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.
“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1 (edisi revisi)
...Sekuel dari novel Sepasang Mantan, jika berkenan silahkan mampir, jika tidak pun tak masalah....
...Happy Reading 🤓...
...🌻🌻🌻...
Pemuda itu menatap keluar jendela, bahkan 18 jam perjalanan tak dapat menyembunyikan rona bahagia dari wajahnya.
ini pertama kalinya ia kembali ke jakarta setelah 10 tahun, kala itu ia meninggalkan Jakarta demi mengejar impiannya menjadi dokter, ia melanjutkan pendidikannya di Imperial College London, universitas yang sama tempat mommy Stella menyelesaikan pendidikan dokternya.
Pria muda ini, begitu mengidolakan sang mommy, hingga ia pun ingin mengikuti jejak Stella menjadi seorang dokter bedah, walau kini ia belum memutuskan ingin mengambil spesialisasi bedah apa.
Beberapa saat kemudian, kru pesawat mengumumkan kepada para penumpang untuk memasang kembali safety belt mereka, karena sesaat lagi pesawat akan segera mendarat, suara deru pesawat di iringi sedikit guncangan, menandai pesawat berhasil mendarat dengan selamat, Kevin menarik nafas lega, begitu pun para penumpang yang lain.
Para penumpang menunggu beberapa saat sampai pesawat berhenti dengan sempurna, beberapa saat kemudian para penumpang di izinkan untuk meninggalkan tempat duduk masing masing.
Sambil menunggu, Kevin menyalakan ponselnya terlebih dahulu, senyuman terukir di wajahnya ketika membaca ada begitu banyak pesan cinta dari sang mommy.
Ketika kabin mulai kosong, barulah Kevin beranjak dari kursinya. Sekali lagi ia memeriksa barang bawaannya, karena ia tak ingin salah satu barangnya tertinggal.
Kevin berjalan menuju pintu keluar, jembatan garbarata sudah lengang, hanya tersisa beberapa penumpang yang masih berjalan dengan langkah pelan, antrian kembali terjadi ketika para penumpang menunggu koper mereka tiba.
15 menit berlalu.
Akhirnya wajah yang sekian lama ia rindukan menatapnya penuh rasa bangga, wajah bahagia mommy Stella, dan papi Alex nampak menyambut kedatangannya.
Kevin berjalan dengan langkah lebar mendekati kedua orang tuanya.
"Hai mom … papi … abang pulang, abang merindukan kalian," kevin memeluk erat kedua orang tuanya.
"Selamat datang sayang … " Sambut mommy Stella, ia pun melakukan hal yang sama dengan sang putra, menghadiahkan sebuah pelukan hangat seorang ibu, pelukan yang selalu dirindukan Kevin.
"Anda semakin cantik nyonya Geraldy," puji Kevin, yang membuat wajah Stella bersemu merah.
"Tentu saja, sejak kapan kekasih papi tak cantik, dia selalu mempesona dengan semua yang ada pada dirinya." Alex tak segan memuji sang istri, tentu saja itu membuat Stella makin malu mendapat pujian dari para lelaki kesayangannya.
"Sudah sudah, hentikan, kalian membuat mommy malu, ayo kita pulang, mommy sudah menyiapkan sup daging spesial untuk mu,"
Kevin mencium pipi Stella, "thank you mom,"
Mereka pun berjalan beriringan menuju tempat parkir.
...🌻🌻🌻...
2 hari berlalu, Kevin yang baru saja terbangun, nampak berjalan dengan wajah lesu menuruni anak tangga, kaos oblong dan celana pendek yang ia kenakan tak mengurangi aura tampannya.
Tiba tiba dari arah belakang, kevin merasakan ada seseorang yang menaiki punggungnya, tak salah lagi ini pasti saudara kembarnya, "turun!!" Kevin memerintah.
"Iya ini memang mau turun, ayo buruan jalan, keburu telat nih." Jawab Andre seenaknya.
Mereka adalah, Si kembar legendaris dari International School, mereka sempat terpisah akibat perceraian kedua orang tuanya, bahkan demi menyatukan orang tuanya, mereka rela bertukar tempat.
Kevin pun hanya bisa pasrah dan menggendong Andre sampai ke lantai bawah.
"Terima kasih abang." Ucap Andre, tak lupa ia menyematkan sebuah kecupan di pipi saudara tertua nya tersebut, hingga saat ini, Andre masih lah gemar mencium pipi saudara kembarnya, walau berkali kali Kevin menolak, tapi Andre pura pula bebal.
"Katanya pulang minggu depan?" Cebik Kevin masih dengan perasaan kesal.
Andre mengancing lengan kemejanya, kemudian berjalan menuju meja makan, "Apa boleh buat, aku terlalu merindukanmu," Jawab Andre sebelum ia meminum susu coklat favoritnya.
Wajah Kevin nampak datar mendengar pengakuan Andre, Kemudian ia berjalan menuju lemari pendingin, mengambil botol Fresh milk untuk dirinya sendiri.
"Duduklah, kita makan bersama, ada yang ingin papi sampaikan." Alex yang baru keluar dari kamar, meminta kedua putranya untuk segera duduk, mereka pun mengitari meja makan.
Stella dengan telaten mengupas apel untuk Alex yang tak bisa sarapan selain dengan buah buahan.
"Ada apa dad?" Tanya Andre yang sudah memulai dengan suapan pertama nya.
Alex menatap kedua putra kembarnya, "papi ingin memperkenalkan seorang gadis padamu Kev,"
Uhuk uhuk uhuk
Kevin yang sedang minum tiba tiba tersedak, lantaran terkejut mendengar yang diucapkan Alex.
Andre buru buru memijat tengkuk Kevin.
"Maksud papi?" Tanya Kevin, masih dengan rasa ingin tahunya.
"Secara kasar, papi ingin menjodohkan kamu dengannya, tapi papi tak ingin gegabah, apalagi memaksamu mengulang kisah pahit pernikahan papi dan mommy, apalagi membuatmu terjebak dalam pernikahan yang tidak kamu inginkan, karena itulah papi ingin mengenalkan kalian terlebih dahulu, jadi pikirkanlah baik baik.”
Kevin tersenyum pahit, "pi … abang masih muda, abang bahkan belum pernah mendekati seorang gadis, memangnya papi yakin bahwa abang sudah gak laku lagi, sampai papi harus menjodohkan abang?" Gerutu Kevin.
Alex menarik nafas perlahan, Stella tersenyum, tangannya mengusap lengan Alex, dan usapan Stella memang selalu berhasil menenangkannya, "ketika kalian lulus dari junior High school, sebuah surat wasiat datang ke kantor papi, surat tersebut berasal dari salah satu teman papi, didalamnya berisi sebuah permintaan, dia ingin papi menjaga putri tunggalnya, karena ia dan suaminya sama sama tak lagi memiliki kerabat dekat, jadi selama ini papi menjaganya dari jauh, memastikan ia tak kekurangan apapun, termasuk pendidikan,"
"Memang siapa sih teman papi itu, sampai sampai dia berani menulis surat wasiat untuk papi." Tanya Kevin dengan nada kesal, kini selera makannya sudah benar benar hilang.
"Kamu gak perlu tahu siapa dia, yang jelas bukan dia yang meminta perjodohan ini, semua ini ide mommy dan papi, karena dari yang papi ketahui, dia benar benar gadis baik nak,"
"Kalau papi tak memberitahu abang, maka abang juga tak akan mempertimbangkan saran papi," Kevin melipat lengannya di dada, wajahnya masih menampakkan keegoisannya sebagai anak muda, yang sudah tak ingin lagi diatur, apalagi terpaksa menerima perjodohan.
"Dia … mendiang Ibu Anindita,"
Wajah Kevin menegang, kedua tangannya terkepal, ia tidak menyangka nama itu kembali mampir di telinganya, sebuah nama yang tak ingin ia dengar, dia lah wanita yang sudah membuat kedua orang tuanya bercerai, hingga Kevin kehilangan kasih sayang mommy dan Andre kehilangan sosok papi.
Kevin beranjak dari kursinya, dengan kasar membanting serbet makan yang sejak tadi ia genggam, kemudian berlalu pergi tanpa mengucap sepatah kata pun.
.
.
.
.
.
.
note: kenapa Kevin memanggil Alex dengan sebutan Papi? Andre memanggil Alex dengan sebutan Daddy? jawabannya ada di Sebelah "Sepasang Mantan"
.
.
.
🥰🥰🥰
🤭🤭