NovelToon NovelToon
Your Duplikat

Your Duplikat

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Slice of Life
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nukamah

setelah menjalani setahun pernikahan kontrak olivia dan barra akhirnya berhasil bercerai.
namun tanpa mereka sadari ada satu malam yang telah mereka lupakan bahwa ada suatu momen penting yang telah terjadi yang mengakibatkan kesalahan fatal bagi mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nukamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertamu dan bertemu denganmu

"Maafkan atas kelancangan saya pak, saya tidak bermaksud untuk menyinggung anda. Mungkin kare a anda begitu mirip dengan ayah saya, makanya saya peduli pada anda" ungkap oliv

"Memangnya semua anak perempuan akan bersikap seperti itu?!" Timpal barra

"Maksudnya?"

"Apa anak perempuan akan selalu memperhatikan ayahnya?"

"Iya itu betul, biasanya memang anak perempuan akan selalu perhatian kepada orang tuanya ketimbang anak laki-laki" timpal oliv

Meski di awal bertemu mereka tampak canggung, tapi percakapan mereka kembali lancar setelah beberapa kata yang terucap daei keduanya meski terdengar agak tak mengenakkan, dan pada akhirnya Oliv pun menyarankan agar barra segera berbaikan dengan Salman secepatnya.

Sementara itu di rumah Salman terlihat ramai dengan kedatangan yumi sepulang sekolah karena bobi selalu merengek pada gadis cantik itu agar sesekali datang dan bermain ke rumahnya.

"Yumi coba lihat ini!" Seru bobi

"Apa"

"Lihat, jelinya mengkilap, sama seperti warna matamu bukan" ujar bobi

Melihat anaknya yang bermain dengan yumi, hati maudy jadi tenang hingga sekilas teringat dengan masa kecilnya dulu.

"Oh iya, aku harus melihat apakah cucian laundrynya sudah selesai" gumam maudy seraya berjalan ke arah pintu.

"Eh, anda siapa?" Ucap maudy saat melihat lelaki asing yang kini berdiri tegap di depan pintu apartemennya.

"Halo, nama saya barra"

"Ah, apa sekarang pengantar laundry memakai setelan jas?" Gumam maudy sembari menatap barra dadi ujung kepala ke ujung kaki. Di lihat bagaimana pun mana ada seorang pengantar laundry memakai setelan jas rapi sambil menenteng tas dan keranjang buah di masing-masing tangannya.

"Oh astaga bagaimana ini, eh tidak maafkan saya karena tidak menyadarinya, senang bertemu dengan anda" pekik maudy panik.

"Iya, senang juga bertemu dengan anda dan sepertinya sudah cukup lama tidak bertemu makanya anda sampai lupa" celetuk barra membuat maudy makin panik.

"Iya maafkan saya karena tidak mengenali anda, kalau begitu silahkan masuk dulu"

"Ini, saya membeli buah-buahan untuk anda" ucap barra datar sembari menyodorkan satu keranjang buah di tangannya.

"Oh ya ampun, kenapa anda sampai repot-repot membawakan ini" ujar maudy sangat canggung.

"Eh, tapi kalu boleh tahu ada keperluan apa yang membuat anda kemari?"

"Saya kemari hanya ingin bertemu salman, apa dia sudah pulang?" Tanya barra

"Tapi dia belum pulang, mungkin masih di jalan"

"Sayang sekali padahal aku kira dia sudah pulang lebih awal" ujar barra dengan wajah agak kecewa

"Saya akan coba menghubunginya, maukah anda menunggu sebentar disini dan duduk bersama anak-anak" ujar maudy tak enak hati.

"Ibu siapa paman itu?" Tanya bobi penasaran

"Bobi, ayo beri salam sekarang, dia adalah teman ayahmu namanya paman barra, kamu sudah tahu dia bukan?"

"Halo paman" ucap bobi

"Halo bobi, kamu sudah tumbuh sebesar ini ya rupanya" ucap barra sembari mengusap kepala bocah itu.

"Paman, teman saya juga ada di sini!" Ucap bobi sembari menunjuk ke arah yumi yang sedang memperhatikannya, wajah cantik dengan bola mata yang berwarna karamel itu sepintas mengingatkan barra pada seseorang yang sedang ia kenal di kantor.

"Oh itu, teman anak saya datang kemari karena bobi selalu merengek pada gadis itu agar dia mau datang ke rumah ini" ujar maudy menimpali

"Ah, begitu ya"

Sementara itu maudy tampak panik ketika menghubungi salman yang belum kunjung pulang juga ke rumahnya.

"Halo"

"Kemana saja kamu mas, cepat pulang sekarang juga!" Pekik maudy dengan suara yang tertahan.

"Mobilku mogok lagi, memangnya kenapa?"

"Jangan tanya kenapa karena ini sangat darurat, temanmu barra datang ke rumah kita!"

Seketika Salman langsung membatu saat mendengar hal aneh yang baru saja masuk ke telinganya. Tentu saja ia langsung pulang naik taksi dan kembali meninggalkan mobil miliknya di bengkel langganan.

"Paman, aku punya papan catur dan baduk di rumah, apa paman pernah bermain itu?" Tanya bobi sok akrab

"Iya, paman biasa memainkannya" jawab barra dengan raut wajah datarnya

"Kalau begitu paman lebih suka yang mana?"

"Aku suka semua, tapi bermain baduk jauh lebih menantang" jawabnya lagi

"Kalau begitu paman pasti sering bermain kan, dan pasti juga jago bermain" ucap bobi bersemangat

"Iya, hanya saja itu sudah sangat lama sekali"

"Kalau begitu paman bisa bermain denganku kan, tapi bisakah paman membiarkan aku yang menang" bisik bobi ke telinga barra.

"Kamu tahu cara bermain baduk?"

"Tahu dong, kan aku sudah belajar di akademi, yumi ayo kesini, aku akan menunjukkan kalau aku pasti bisa mengalahkan paman kali ini" ucap bobi bersemangat.

"Baiklah paman duluan"

"Mana bisa, sisi yang berwarna hitam harus jalan dulu" tegur yumi

"Oh, aku tahu itu" timpal bobi sembari meletakkan batu biduk hitamnya

Meski di awal ekspresinya datar datar saja, namun pada akhirnya Barra pun tersenyum karena melihat tingkah dua bocah di hadapannya yang saling menggurui.

"Caramu bermain salah bobi, kau harus memblokir jalan keluarnya!" Ucap yumi berkomentar.

"Coba lihat aku bermain dulu, kalau kamu menempatkannya disini lalu paman pasti akan menempatkannya disini, kalau begitu sebaiknya kamu harus menaruhnya disini" ucap yumi begitu pandai memahami taktik permainan baduk.

"Aha, tentu saja aku tahu yumi, aku hanya sedang coba-coba cara yang lain" ucap bobi beralasan agar tak malu karena ketidaktahuannya dengan permainan sulit itu, sementara itu barra justru kagum dengan kepandaian yumi.

"Tapi, bagaiamana jika aku menempatkannya disini?" Ucap barra mulai penasaran dengan kepintaran yumi. Seketika wajah yumi berubah sangat serius memperhatikan pola permainan baru dari barra, namun untungnya gadis itu bisa mengimbangi permainan barra yang sulit di tebak.

Hm boleh juga, jika dia seumuran dengan bobi bukankah usianya masih enam tahun, dan bagaimana bisa anak berumur enam tahun sudah sepandai ini, batin barra.

"wah apa permainannya sangat seru, saya sangat senang anak-anak bisa akrab dengan anda, saya bahkan sangat bangga dengan yumi karena dia sangat pandai dan cantik seperti ibunya" ungkap maudy sembari menyajikan beberapa potong buah semangka dan minuman hangat untuk dinikmati.

"namamu yumi ya?" tanya barra

"iya"

"siapa yang mengajarimu bermain baduk?"

"ibu guru"

"bukan ayahmu, tapi gurumu?"

"Saya tidak punya ayah" jawabnya polos

"ah maaf, seharusnya paman tidak menanyakan itu!" ucap barra tak enak hati

"tidak apa-apa paman, itu sudah biasa" jawab yumi seolah hal yang menyakitkan itu sudah biasa ia dengar dari banyak orang.

"kalau begitu, apakah aku harus memberikan ayahku untukmu?" ucap bobi terdengar lucu di telinga barra.

"tidak, semuanya baik-baik saja" timpal yumi tak kalah menggelitik.

1
Juliana Vicky Vicky
makasih thor...lanjut🤣
Juliana Vicky Vicky
up dong thor.....
Oriana
Wah seru!
yongobongo11:11
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Professor Ochanomizu
Ide ceritanya kreatif banget, pengen terus-terusan baca meleleh terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!