Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu
sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.
tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Reyhan sedang membereskan barang-barangnya di apartemen, bersiap untuk kembali bekerja setelah cuti. Pikirannya sedikit melayang ke hari-hari yang baru saja ia lewati di kampung halaman, ketika tiba-tiba pintu terbuka dan adiknya, Diana, muncul dengan membawa berbagai macam makanan.
"Hai, Kak!" sapa Diana dengan ceria, senyum lebar mengembang di wajahnya.
"Dari mana saja kamu?" tanya Reyhan sambil melirik adiknya.
"Aku baru saja jalan-jalan di sekitar sini. Oh ya, Kak, tebak aku bertemu siapa tadi?" Diana bertanya dengan antusias.
"Siapa? Artis?" jawab Reyhan santai.
"Artis? Mana ada!" jawab Diana dengan kesal.
"Lalu siapa?" tanya Reyhan lagi, kali ini sambil tersenyum.
"Kak Clara!" jawab Diana, membuat tangan Reyhan terhenti di tengah aktivitasnya.
"Clara?" gumam Reyhan pelan.
"Ya, kami tidak sengaja bertemu di minimarket. Kak Clara baru pulang kerja, dan sekarang dia juga merantau di kota ini. Kami ngobrol lama dan... oh ya, semua makanan ini Clara yang belikan!" cerita Diana dengan penuh semangat.
"Dia masih sendiri, loh, Kak," tambah Diana dengan nada menggoda.
"Lalu?" jawab Reyhan datar.
"Yah, kalian dulu putus karena tidak bisa LDR-an, kan? Mungkin sekarang waktunya kalian..."
"Tidak bisa, Nad. Kakak sudah melupakannya," potong Reyhan cepat, seolah tahu ke mana arah pembicaraan adiknya.
"Tapi kenapa? Siapa tahu bisa terjalin lagi," desak Diana.
"Tidak ada gunanya berharap pada yang tidak mungkin," jawab Reyhan dengan nada serius.
"Kenapa tidak mungkin?" tanya Diana, bingung.
"Karena kami sudah punya kehidupan masing-masing," ucap Reyhan, pandangannya menerawang ke masa lalu. Clara, cinta lamanya, mereka berpisah karena Clara tidak mau menjalani hubungan jarak jauh. Namun, sekarang mereka berada di kota yang sama.
---
Keesokan harinya, Reyhan melangkah ke ruang kerja Sabrina. Wanita itu tampak sibuk dengan setumpuk berkas, bersiap menghadapi hari yang penuh pekerjaan.
"Ayolah, ini belum waktunya mulai kerja, tapi kamu sudah mencuri start," ujar Reyhan sambil tersenyum dan mengecup kening Sabrina.
"Aku tidur lebih awal semalam, jadi aku lupa menyelesaikan lemburan," jawab Sabrina sambil menarik napas panjang.
"Kemarilah baby aku akan memberikanmu vitamin agar semangat" pinta Reyhan, menarik Sabrina untuk berdiri di hadapannya. Ia bersandar di meja kerja Sabrina, sementara wanita itu mendekat.
Reyhan mendekatkan wajahnya dan memberikan morning kiss yang penuh kasih,Sabrina merasa tubuhnya lemas, terhanyut dalam rangkulan Reyhan yang semakin erat.
Dengan gerakan yang penuh gairah, Reyhan membebaskan satu persatu kancing baju Sabrina. Nafasnya semakin memburu, terasa di leher Sabrina yang tersentuh oleh nafas Reyhan yang panas. Sabrina tidak bisa menahan desahannya lagi, suara itu seolah menjadi bensin yang menambah semangat Reyhan.
"I need energy too, Sayang," bisik Reyhan dengan nada rendah, seraya tangannya yang bergerak lincah menjelajahi setiap lekuk tubuh Sabrina. Reyhan berubah, memanjakan Sabrina dengan setiap sentuhan yang membuat kaki Sabrina terasa seperti jelly, tidak berdaya menahan kombinasi antara ketakutan dan kenikmatan.
Sabrina hanya bisa menggigit bibir bawahnya, menahan erangan yang ingin meledak. Reyhan, dengan serakahnya, terus mencumbu Sabrina, tak peduli waktu yang terus berjalan. Mereka berdua terperangkap dalam dunia mereka sendiri, lupa bahwa bel masuk kerja akan segera berbunyi dan memisahkan mereka kembali ke realitas.
Sabrina menatap wajah Reyhan yang terlihat puas dan tersenyum mempesonanya membuat Sabrina sedikit salting.
"Rasanya aku ingin mengurungmu dikamar, mengulang malam panas kita kemarin" bisik Reyhan seketika mendapat cubitan dari Sabrina.
"Sakit sayang" ucap Reyhan dengan terkekeh gemas kembali memeluk Sabrina dengan erat.
"Nanti makan siang bersama ya" pinta Reyhan tanganya mengusap bibir Sabrina yang bengkak akibat ulahnya, Rania menatap Reyhan sambil menganguk tersenyum lembut.
Setelah itu, Reyhan menuju ruang kerjanya dengan wajah cerah. Ia mendapati sekotak cokelat tergeletak di mejanya.
"Cokelat?" gumamnya, mengambil cokelat itu.
"Itu dari anak baru, sebagai ucapan perkenalan. Kemarin kami juga diberi di hari pertama dia masuk," kata Revan, rekan kerjanya.
"Perkenalan yang baik," komentar Reyhan sambil menyimpan cokelat di sakunya.
"Bagaimana cutimu? Kamu gunakan untuk apa?" tanya Revan.
"Aku pulang kampung. Udara di sana segar, beda banget sama kota," jawab Reyhan.
"Jadi dimana oleh oleh untuku"
"Kau ini selalu ingin yang gratisan" cibir Reyhan.
"Ayolah bung. .
"Aku sudah menyiapkanya untuk teman teman divisi ini, tapi besok tadi aku bangun telat.
Setelah berbincang sebentar.
"baiklah aku menantinya, aku balik djmu sudah ada pak Davit" Revan pamit kembali ke meja kerjanya.
Tak lama kemudian, bos mereka, Pak Davit, datang bersama seorang wanita.
"Reyhan, kenalkan, ini pegawai baru. Namanya Clara. Dia masuk divisi kita, semoga kalian bisa bekerja sama dengan baik," ucap Pak Davit.
Reyhan membeku sejenak. "Baik, Pak," jawabnya kaku.
Setelah Pak Davit pergi, Clara menatap Reyhan dengan takjub. "Reyhan? Ini kamu?"
"Em... hai," jawab Reyhan kikuk. Ternyata karyawan baru itu adalah Clara, mantan kekasih yang kemarin dibicarakan oleh Diana.
Clara tampak bahagia bisa bertemu dengan Reyhan, pria yang dulu ia cintai.
Saat makan siang tiba Clara ingin mengajak Reyhan makan bersam namun sayang pria itu sudah lebih dulu pergi.
Di saat jam makan siang tiba, Reyhan memilih untuk menemui Sabrina, seperti yang telah mereka rencanakan sebelumnya.
Di ruang kerja Sabrina, Reyhan mendapati kekasihnya masih sibuk dengan laptop.
"Tuh kan, ini sudah jam makan siang, tapi kamu masih saja mengutak-atik laptop," ujar Reyhan, menggelengkan kepalanya.
"Tanggung, sambil nunggu kamu datang," jawab Sabrina dengan senyum, segera membereskan tasnya.
"Yuk, aku sudah siap," kata Sabrina.
"Mau makan apa?
"Terserah kau saja"
"Wanita dan kalimat keramatnya" ucap Reyhan dengan gemas mengecupi wajah Sabrina.
"Stop Reyhan ini dikantor, jangan kau nodai sahabatku" omel Amanda.
"Apa masalahnya, toh Sabrina juga suka dinodai olehku" jawab Reyhan membuat kedua wanita itu menatap tajam.
"Reyhan.,.,.!!
"Yes baby, ayo berangkat sekarang" ucapnya tanpa rasa bersalah.
Mereka keluar kantor menuju restoran seafood yang terkenal di kota itu. Di tengah makan, Sabrina tiba-tiba berkata,
"Reyhan, Daddy minta kamu datang ke rumah."
Reyhan berhenti makan sejenak, melihat wajah Sabrina yang tampak khawatir. "Tentu saja aku akan datang. Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja," ucap Reyhan, menggenggam tangan Sabrina.
Sabrina tersenyum tipis, meski hatinya masih penuh kecemasan. Ia berharap semua akan berjalan dengan baik ketika Reyhan bertemu dengan ayahnya.
Setelah makan, mereka kembali ke kantor. Namun, begitu tiba, Reyhan dan Sabrina terlihat bergandengan tangan, membuat Clara yang melihatnya merasa tidak nyaman. Salah seorang rekan kerja Clara berkomentar,
"Ya Itu Reyhan dan Miss Sabrina, mereka sepasang kekasih."
"Kekasih?" tanya Clara, terkejut.
"Ya, mereka terkenal di kantor ini. Dulu Miss Sabrina tidak begitu menarik, tapi sejak mereka jadian, ia berubah drastis, dan sekarang mereka pasangan yang serasi," tambah rekannya.
Entah mengapa, Clara merasa hatinya tersentuh oleh kecemburuan yang mendalam.