NovelToon NovelToon
My Posesif Brother

My Posesif Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Trauma masa lalu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Asmawi97

"Aletha jangan pulang terlambat!"

"Aletha jangan berteman dengan dia, dia tidak baik!"


"ALETHA!"


"KAKAK! Tolong berhenti mengatur hidupku, hidupku ya hidupku. Tolong jangan terus mengaturnya seolah kau pemilik hidup ku. Aku lelah."

Naraya Aletha, si adik yang sudah lelah dengan sikap berlebihan kakak tiri nya.

Galang Dwi Ravindra, sang kakak yang begitu membutuhkan adiknya. Dan tidak ingin sang adik berpaling darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asmawi97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Naraya dengan sedikit berlari menghampiri Revan dan Abim yang tengah istirahat di kursi cadangan. Dia lalu memberikan minuman yang tadi di beli nya pada kedua teman nya itu satu persatu.

"Ya ampun, teman ku ini perhatian sekali siiih?" Revan dengan gemas mencubit pipi putih Naraya. Membuat sang empu nya meringis dan memukul tangan berkeringat Revan dengan keras.

"Diam Revan! Sudah bagus aku memberi mu air minum, bagaimana kalau ku beri racun ha?!" kedua mata Naraya melotot galak membuat Revan meringis.

"Ya ampun mulut nya mulutnya. Bisa tidak berkata manis. Heran, wajah dan mulut tidak sinkron sama sekali." Revan berdecak sebal sambil meminum minuman dari Naraya.

"Apa maksudmu?! Wajah ku manis tapi lidahku pahit begitu!?"

Abim memutar bola matanya malas. Lagi lagi mendengar perdebatan tidak berkelas kedua teman nya. Heran sekali, mereka ini sering sekali mendebatkan sesuatu yang kadang tidak penting sama sekali.

"Naraya. Nanti jadi pulang bersama kami? Kita main di game center yang baru buka itu." Abim akhirnya menengahi tidak mau mendengar perdebatan keduanya lagi.

"Huh aku juga mau nya seperti itu Abim~"

Coba lihat coba lihat....pada Abim saja, Naraya selalu berbicara dengan nada lucu nya. Revan mendengus sebal mendengar Naraya berbicara dengan Abim dengan nada lucu nya.

"Memangnya kenapa Raya? Kakak mu melarang lagi?" Tanya Abim serius menanggapi penuturan Naraya.

"Hmm... Tapi aku ingin sekali bermain dengan kalian... Bagaimana ini~" rengek Naraya tanpa sadar.

"Ya sudah. Sekali kali. Nakal sedikit tidak apa kan." ucap Revan tidak tega juga melihat Naraya yang selalu dilarang bermain sepulang sekolah.

"Hmm? Maksudnya?" Tanya Naraya sambil mengernyit heran.

"Bagaimana kalau nanti kita tetap main. Kau tetap ikut main bersama kami Raya."

"Lalu bagaimana dengan Kak Galang. Sebelum kita berhasil bermain, dia pasti sudah menyeret ku pulang lebih dulu." keluh Naraya sambil merengut.

Revan menepuk kepala Naraya. "Sudah sudah. Aku punya cara nya. Nanti sepulang sekolah, kita akan tetap bermain game. Bagaimana? Kau mau Raya?"

Kedua netra Naraya bersinar antusias. "Tentu saja! Aku mau. Tapi bagaimana caranya Revan?"

"Benar juga. Bagaimana caranya Revan? Memang kau berani melawan Kak Galang?" Tanya Abim, sangsi Revan berani melawan kakaknya Naraya itu.

"Tenang saja kalian berdua, serahkan semuanya pada Revan Adrian. Dan kita akan tetap bermain bersama nanti." ucap Revan sambil tersenyum begitu misterius.

.

.

.

Sepulang sekolah, di toilet pria, Naraya terus melihat pantulan dirinya di cermin. Memandang heran wajahnya.

Revan gila! Dan Naraya menuruti ide  teman gila nya itu sekarang! Lihat, sekarang dirinya memakai wig dan juga seragam pria yang entah Revan dapatkan dari mana. Dan Naraya merasa harga kecantikannya hilang sudah, karena, entah kenapa dia nampak seperti laki-laki sekarang dengan seragam dan wig pendek yang di pakai nya.

"Revan. Apa tidak apa berdandan seperti ini? Aku tidak aneh kan?" Tanya Naraya sambil menatap penampilan nya.

Revan menggeleng, dan nampak masih terpaku melihat perubahan temannya itu.

"Naraya. Pftt kau benar-benar, tetap cantik meskipun penampilan mu seperti sekarang."

Naraya mendelik, menggeplak kepala Revan. "Apa maksud mu ha?! Aku jelek yah? Aku aneh kan?! Sudah kuduga, cara mu memang selalu aneh!!" seru Naraya kesal. Dia lalu memakai kacamata bulat nya.

"Tidak-tidak! Kau tetap cantik Raya!" Revan langsung membekap mulut nya.

"Cantik?! Dengan penampilan Cupu seperti ini hah hah?"

"Hanya, kenapa kau tampak aneh dengan seragam ini.." Revan memandang keseluruhan penampilan Naraya. Dan dia mengakui bahwa Naraya tetap terlihat cantik.

"Revan!!"

"Ck sudah sudah. Naraya kau tidak aneh. Dan kalau kalian terus berdebat seperti sekarang, kita tidak akan bisa pergi bermain." Abim lagi lagi menjadi penengah diantara keduanya.

"Tapi Naraya memang aneh Abim AH!." Revan mendelik kesal pada Abim yang mencubit pinggang nya. Namun tatapan tajam Abim menyadar kan nya. Naraya hampir menangis mendengar penuturan Revan.

"Naraya, kau tidak aneh kok. Ayo kita main sekarang. Keburu Kak Galang datang loh."

Naraya menganggukkan kepala nya dan merangkul Abim. Meninggalkan Revan yang masih meringis karena cubitan keras Abim.

.

.

.

Galang terus melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Menghela napasnya kesal saat Naraya tidak dia lihat keluar juga dari sekolah nya. Sudah hampir satu jam Galang menunggu, dan Galang tidak juga mendapati Naraya yang menghampiri nya. Padahal Galang jelas tahu, kelas Naraya sudah berakhir sejak satu jam yang lalu.

"Tidak mungkin dengan Revan. Anak itu tadi sudah pulang bersama temannya. Ck sial! Dimana Naraya?!"

Galang akhirnya keluar dari mobil nya. Hendak mencari Naraya ke dalam kelas nya. Namun baru mau masuk ke lobi sekolah, ponsel Galang berbunyi. Dan Galang berdecak saat ternyata ayahnya yang menelepon nya.

"Halo Pah, ada apa?"

"Galang... Kau akan kembali ke kantor?"

"Tidak bisa. Aku harus mencari Naraya, Papa.." jawab Galang begitu tegas. Namun jelas terlihat bahwa saat ini Galang tengah emosi.

"Memangnya Naraya kemana? Tidak perlu cemas Galang, paling Naraya bermain dengan teman nya."

"Aku tidak bisa kembali ke kantor. Aku ijin pulang lebih dulu Papa." ucap Galang dan langsung memutuskan panggilan telepon nya.

Galang berdecih mengingat penuturan ayah nya itu. Tidak apa bagaimana, Naraya itu tanggung jawab nya. Dia tidak bisa membiarkan anak itu bertingkah semaunya. Galang memiliki peraturan dan Naraya harus mematuhi peraturan tersebut. Dan ketika anak itu melanggar nya, Galang tidak akan membiarkan nya begitu saja.

"Sialan..!"

Galang menendang ban mobil nya dan kembali masuk ke dalam mobil tersebut. Yakin bahwa Naraya tidak mungkin berada di sekolah yang mulai sepi.

Galang kembali menjalankan mobil nya, dia lalu menghubungi seorang temannya.

"Rega, kau bisa melacak ponsel seseorang kan? Tolong lacak ponsel milik adikku."

.

.

.

Naraya tertawa senang sambil memainkan permainan VR bersama Revan dan Abim. Game adalah hobi nya dan Naraya kadang akan lupa waktu jika sudah bermain game. Naraya ini, memang cukup tomboy meskipun wajahnya cantik. Entah sudah berapa jam yang dia habiskan di game center. Yang pasti Naraya senang karena hasrat bermain nya tersalur kan.

"YEE AKU MENANG LAGI WLEE..." Naraya mengacungkan kedua tangannya keatas saat kembali menang dari Revan.

"cih dasar kekanakan!"

"NARAYA RAVINDRA!"

Naraya langsung menegang saat mendengar suara itu. Dia lalu memutar tubuh nya dan begitu terkejut saat melihat Galang. Tubuh Naraya langsung tegang melihat kakaknya itu.

"Ka-Kak Galang?"

Galang berjalan dengan langkah lebar menghampiri adiknya. Dia lalu mencengkram lengan Naraya saat sudah berada di dekat anak itu. Membuat Naraya langsung meringis sakit.

"Ayo pulang!"

"Aw! Kakak sakit!"

Galang tidak memperdulikan ringisan Naraya dan tetap menyeret adiknya itu untuk pulang. Galang benar-benar emosi karena Naraya membohongi nya. Hanya untuk bermain dengan kedua temannya.

"PULANG SEKARANG NARAYA!!"

Naraya menggeleng berusaha melepaskan cengkraman Galang yang terasa menyakiti lengan nya. Dia lalu memandang kedua temannya meminta pertolongan, namun Galang langsung memandang tajam kedua teman Naraya.

"Dan kalian, untuk tiga hari ke depan jangan harap bisa bermain dengan Naraya!"

"Tapi Kakak... Bukan Naraya yang salah!"

"DIAM! AYO PULANG NARAYA!!"

Naraya menangis, akhirnya hanya bisa pasrah saat Kak Galang menyeret nya keluar dari tempat game center.

1
nyonya
kaka gila ini mah
Mamimi Samejima
Penasaran banget sama kelanjutannya, update please! 😍
Shishio Makoto
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Asmawi97: Makasih dah jd komentar pertama ku.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!