QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Lana kehabisan kesabaran
"Nara ...," panggil Lana kepada Nara, saat ini posisi mereka sedang ada di rumah tamu, kebetulan orang tua mereka sedang ada di lantai atas, itulah mengapa Lana berani memanggil nama Nara secara langsung tanpa embel-embel kakak seperti biasanya.
Nara tersenyum lembut dan sama sekali tidak mempermasalahkan panggilan Lana, di mata Nara dia tidak lagi memiliki seorang adik, itulah mengapa dia tidak keberatan sama sekali bahkan tidak repot-repot mengoreksi panggilan Lana padanya.
"Lana ada apa?" tanya Nara dengan lembut.
Lana menatap Nara tajam, dia benar-benar sudah muak berpura-pura, dia tidak mau berpura-pura menjadi adik baik untuk Nara, dia sudah muak berpura-pura menjadi saudara perempuan yang saling menyayangi satu sama lain.
"sebenarnya apa rencana lo hah!" Lana dengan kasar.
Nara masih memiliki senyuman di bibirnya dan menjawab," Lana apa maksud kamu, kakak benar-benar tidak ngerti,"
"nggak usah pura-pura bodoh deh lo, lo sengaja kan buat gue malu di sekolah, Lo pasti sengaja kan ngomong kayak gitu di depan semua murid. Nara gue bener-bener nggak nyangka ternyata lo punya hati yang kejam, gue adik Lo dan Lo siswa!"
Nara tersenyum dan menatap Lana dengan santai," Lana kamu ngomong apa sih kakak bener-bener nggak ngerti, kapan kakak mempermalukan kamu? Lana mungkin kamu salah paham sama kakak"
"Nara!" teriak Lana dengan kesal, Lana menatap Nara dengan kebencian yang sama sekali tidak dia sembunyikan, karna Nara dia harus menanggung tatapan yang tidak mengenakkan dari beberapa siswa di sekolah, semuanya salah Nara dan Lana benar-benar sangat membenci Nara.
Nara yang melihat kalau Lana mulai kehabisan kesabaran sama sekali tidak panik, dia masih tetap duduk dengan tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa," Lana jangan keras-keras, gimana kalau ayah sama mama denger suara kamu, kamu gak mau kan sampai topeng kamu kebuka di depan mereka." Nara dengan lembut memberikan peringatan kepada Lana.
"Lo ngancem gue hah!"
Nara masih tersenyum lembut, matanya terlihat tulus sehingga membuat Lana bingung. setelah memikirkan apa yang terjadi selama beberapa hari ini Lana menyimpulkan kalau kakaknya telah berubah dan saat ini menargetkan dirinya. Lana tentu saja tidak terima dengan sikap Nara yang mempermainkannya.
"Lana Kamu paling tahu seberapa besar rasa sayang kakak ke kamu, kakak nggak mungkin menyakiti kamu karena kamu adalah adik kesayangan kakak. Lana jangan pernah mendengarkan hasutan orang lain, kakak tulus sama kamu dan kakak nggak pernah ngerencanain apapun."
"Nara Lo!"
"Lana, Nara ada apa ini .....," ujar tuan Dimas bertanya sambil menuruni anak tangga, tuan Dimas sedikit terkejut mendengar nada Lana putri bungsunya yang tidak seperti biasanya.
Lana terdiam, menatap ayahnya dengan gugup dan langsung berkata agar tidak membuat ayahnya curiga," ayah aku, a-aku lagi main sama kakak, i- ya kita lagi mainin peran drama yang baru-baru ini kita akan nonton bareng. Iya kan kakak ..," Lana menatap Nara dengan senyuman tapi matanya penuh dengan peringatan.
Nara tersenyum lembut," iya ayah, kita lagi mainin peran kok."
"peran apa sampai Lana teriak-teriak gitu?" tuan Dimas.
Nara menundukkan kepalanya, senyuman kecil terukir di bibirnya," peran menjijikkan ayah, ada seorang aktor yang berperan sebagai seorang adik yang memainkan sikap lemah lembut, dan baik tapi sebenarnya sangat berbisa. Bahkan berencana untuk menyingkirkan kakaknya sendiri, dia begitu sangat membenci kakak kandungnya yang begitu mencintai dan juga menyayanginya, hanya karena kecemburuan, karena dia tidak bisa seperti kakaknya."
"huhh ..., ayah pikir ada apa, Lana, Nara ambil pengajaran dari cerita itu. Kalian sebagai bersaudara tidak boleh menyimpan dendam satu sama lain, kalian harus saling menyayangi, dan harus selalu harmonis. Karena kalian adalah saudara kandung, tidak baik jika saling membenci ataupun saling memusuhi satu sama lain." ujar tuan dimas, sebagai seorang ayah entah mengapa tuan Dimas selalu merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh kedua putrinya.
Senyuman Lana membeku untuk beberapa saat ketika mendengar perkataan Nara, Lana menatap Nara tapi melihat ekspresi Nara yang biasa-biasa saja, seolah-olah dia memang sedang menceritakan sebuah adegan cerita.
"gak mungkin Nara tau tentang rencana gue, kalaupun dia berubah itu pasti karena mulut Keira. Tenang Lana Lo gak boleh bodoh, kalau Nara tau semua rencana lo pasti dia udah marah, tapi sekarang dia cuma diam aja, jadi udah pasti Nara nggak tahu apa-apa ...," batin Lana.
sementara itu Nara terlihat sangat tenang, saat ini Nara hanya berpikir, bagaimana perasaan kedua orang tuanya, ketika tahu kebenaran tentang mereka.