Arumi lengah, dia menganggap pernikahan yang dia bangun selama tujuh tahun ini baik baik saja, dia menganggap bahwa dia telah berhasil memenangkan hati suaminya, sikap dan tanggung jawab Yudha selama inilah yang membuatnya berfikir demikian.
Arumi tersadar ketika Yudha menemukan tambatan hati yang menurutnya mampu membuat hidupnya kembali bergairah.
Akankah Arumi mengijinkan suaminya mendua atau dia akan memilih berpisah, sungguh keduanya sama sama menghancurkan hatinya, terlebih untuk buah hati mereka!.
Mampukah Arumi mengiklaskan perjalanan hidup dan cintanya?
Mari kita ikuti kisah cinta mbak Arumi dalam HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU, yang penasaran dengan pertemuan awal mereka bisa baca kisahnya di IMPIAN DEKA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Titik Terang
Satu tahun setelah kepergian Arumi...
Kabar tentang kebangkrutan Yudha telah sampai ditelinga Arti dan Deka. Tapi mereka menutup rapat apa yang mereka ketahui. Mereka berharap Yudha bisa melewati proses kehidupanya dengan lebih dewasa.
Selama ini Yudha kalau telpon dengan ibunya paling hanya menanyakam kabar. Menceritakan hati harinya tanpa menyinggung masalah pribadinya. Mengirimkan uang jajan untuk ibunya, Yudha memang terkenal ceria tapi tertutup soal masalah pribadinya.
Arti sudah sangat paham dengan itu, makanya dia membiarkan adeknya menjalani kehidupanya tanpa mau ikut campur. Beda jika Yudha terbuka mungkin Arti akan lebih nyaman menasehatinya.
Yudha sedang sibuk didapurnya, seperti biasa semua mata pengunjung khususnya wanita. Melihat keterampilan tangan chef tampan ini membuat mereka betah direstauran ini.
Para pegawai sudah tak kanget dengan ini, pesona chef satu ini memang susah digantikan.
Siang itu salah satu pengunjung ingin bertemu dengan pemilik restauran ini. Dengan senang hati Yudha pun menyambutnya.
Yudha sedikit terkejut dengan seorang wanita paruh baya yang menggedong bayi. Orang itu berusaha menghindar dari Yudha.
Sayangnya ingatan Yudha masih sangat tajam, dia tahu betul bahwa wanita ini adalah bekas asisten rumah tangganya dulu.
"Bibik," sapa Yudha tegang, disini bukan hanya Yudha yang tegang Bik Inah juga terlihat tegang dan ketakutan.
"Saya pak, bapak siapa ya!" ucap Bik Inah pura pura tak mengenal Yudha.
"Saya Yudha bik, suaminya Arumi abinya Ditya dan Mawar. Bibik masih ingat kan?" tanya Yudha dengan muka cerianya agar Bik Inah tak takut.
Meski takut Bik Inah mau menganggukan kepalanya tanda dia mengerti ucapan Yudha.
"Bik, bolehkah saya tanya sesuatu?" ucal Yudha.
"Bapak mau tanya apa!" balas Bik Inah, dia sudah tau apa yang akan Yudha tanyakan pasti soal anak istrinya. Ya Allah bagaimana ini saya sudah berjanji pada mereka untuk tutup mulut, batin Bik Inah.
Yudha menatap mata Bik Inah. Mata elang Yudha berubah menjadi mata sendu yang penuh kesediahan pasti membuat trenyuh siapapun yang melihatnya.
"Apa bibik tau kemana anak dan istri saya pergi?" tanya Yudha tanpa basa basi.
"Anu pak itu...!!!!" jawab Bik Inah terbata bata, ketakutanya telah memuncak sekarang.
"Saya janji bik ga akan kasih tau siapapun kalau yang kasih tau saya bibik, apa bibik ga kasihan sana anak anak bik, mereka butuh saya bukan dan sebaliknya saya juga butuh mereka. Soal bundanya anak anak saya pasti akan meminta maaf padanya atas kekhilafan saya bik, tolong bantu saya untuk menemukan mereka bik, saya mohon," ucap Yudha memohon, hati siapa yang tak goyah mendengar ucapan kesungguhan dari hati ini.
Yudha adalah pria sejati tapi saat hatinya merasa tak mampu menahan beban mata elangnya selalu mampu menunjukanya.
"Tapi pak saya sudah berjanji tidak akan buka mulut, tapi saya juga tega sama bapak sama anak anak. Nanti kalau kakaknya ibuk marah gimana pak nanti saya dilaporin kepolisi ga pak?" ucap Bik Inah, tentu saja dia ketakutan. Secara dia sudah menerima suap bukan.
"Kakaknya Ibu?" gumam Yudha, seketika dia berfikir mungkinkah keluarga diJawa sudah tau ini.
"Iya pak Kakaknya Ibuk yang jemput Den Ditya ke sekolah, mereka juga yang suruh saya tutup mulut bahkan mereka memberi tunjangan pada saya tiga bulan gaji untuk tutup mulut, tapi saya kok ga tega sama bapak. Sama anak anak, nanti kalau mereka minta dikembaliin uangnya gimana pak, uangnya sudah saya pakai," ucap Bik Inah sejujur jujurnya.
"Bibik ga usah khawatir soal itu, oia bik apakah yang jemput Ditya pakek mobil CRV warna putih?" tanya Yudha karena itulah mobil Arti yang ada disini.
"Saya ga tau pak CRV atau apa tapi warnanya putih, yang bapak bapak tinggi yang ibunya pakek hijab tingginya sepundaknya yang pria seingat saya," ucap Bik Inah menceritakan detail kondisi yang dia alami saat itu.
"Iya bik saya tau siapa mereka, makasih banyak ya bik saya ga akan pernah lupa bantuan bibik pada saya. Boleh saya tau dimana bibik kerja sekarang?" tanya Yudha.
"Saya kerja ikut teman ibuk pak, beliau juga yang cariin saya kerja. Itu mereka?" ucap Bik Inah sambil menunjuk majikan barunya.
Yudha tak mengenal majikan baru Bik Inah yang dibilang teman Arumi. Tapi mau siapapun mereka Yudha tetap menyapa mereka dengan senyumnya.
Yudha melanjutkan pekerjaanya untuk hari ini, dan menyerahkan pesanan untuk besok pada asistenya. Beruntungnya pelanggan nya untuk besok tak mempermasalahkan siapa yang memasak yang mereka tau mateng dan enak.
.......
Malam itu setelah selesai bekerja Yudha pun langsung memesan tiket untuk keberangkatanya besok ke Jawa. Dia berharap Arti dan Deka akan dengan senang hati memberitahu dia dimana anak istrinya berada.
Bersambung.....