Kyra terlahir sempurna meski dia tidak memiliki kehidupan yang sempurna.
Tumbuh menjadi gadis biasa membuatnya jauh bertalenta dari saudari-saudari tirinya yang penuh prestasi.
Kyra tumbuh sebagai gadis pemalu, pendiam serta lugu, tidak modis bahkan tidak mempunyai prestasi apa-apa.
Namun suatu hari takdir berkata lain dan mengubahnya menjdi berbeda, Kyra yang polos dan lugu berubah tiba-tiba menjadi gadis dewasa yang sempurna berkat adanya sebuah sistem misterius yang diperolehnya secara tak terduga.
Mampukah Kyra mencapai tujuan hidupnya oleh bantuan sistem misterius yang dia dapatkan itu ?
Mari kita saksikan setiap episodenya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Pelajaran Berharga
"Ciiiiiiiiiitttt... !!!"
Suara rem mobil berbunyi keras.
Sebuah mobil hitam berhenti terparkir tepat di depan rumah keluarga Ikram.
Suasana terlihat lenggang, saat mobil yang disetiri oleh Saeed tiba disana.
Kyra beranjak turun dari dalam mobil bersama dengan Saeed yang juga turun.
Keduanya melangkah beriringan menuju ke arah depan rumah keluarga Ikram lalu berdiri di depan pintu rumah.
"Apa kau siap, Kyra ?" tanya Saeed.
Saeed menoleh ke arah Kyra, menunggu respon darinya.
"Yah, aku siap sekarang", sahut Kyra.
Kyra mengangguk mantap, memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu rumahnya.
"Tuk... ! Tuk... ! Tuk... !"
Terdiam sejenak, menunggu seseorang membukakan pintu untuknya.
Pintu terbuka, muncul seorang perempuan dari dalam rumah.
Perempuan itu tampak terkejut ketika dia melihat kedatangan Kyra ke rumah ini.
"N-nona Kyra...", sapanya panik.
"Apa ayah Ikram ada di rumah ?" tanya Kyra sembari tersenyum.
"A-aada..., tuan ada di rumah sekarang, si-silahkan masuk...", sahut perempuan itu lalu membukakan pintu rumah untuk Kyra lebar-lebar.
"Terimakasih...", kata Kyra sembari melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Kyra tak lupa membawa kotak kaca yang baru saja dibelinya sebagai pengganti kotak kaca milik Tabana yang pecah.
"Dimana ayah ?" tanyanya seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tamu yang sepi.
Ruangan tamu yang tetap sama seperti dulu ketika pertama kalinya, dia pergi meninggalkan rumah beberapa hari yang lalu.
Sangat singkat tapi terasa lama, seakan-akan Kyra telah pergi dari rumah bertahun-tahun lamanya.
"Silahkan duduk ! Aku akan memanggil tuan Ikram di dalam...", kata perempuan itu.
"Ya, Eijaz, terimakasih", sahut Kyra lantas duduk di salah satu kursi tamu.
"Silahkan duduk juga, tuan !" sapa Eijaz kepada Saeed.
Saeed hanya memandang tajam ke arah Eijaz tanpa bersuara, berdiri diam di dekat kursi.
"Duduklah...", kata Kyra kepada Saeed.
"Ya, baiklah, Kyra", sahut Saeed.
Saeed baru mau duduk setelah Kyra meminta padanya untuk duduk sedangkan Eijaz, asisten rumah tangga itu bergegas pergi ke dalam rumah.
Selang berapa lama, datang Ikram dengan syal dilehernya, tampaknya keadaannya tidak sedang baik-baik saja.
Ikram menatap tertegun ke arah Kyra, putri kandungnya satu-satunya yang lama pergi dari rumah setelah dia sendiri mengusirnya.
"Ayah, apa kabarmu ?" sapa Kyra seraya tersenyum.
Ikram hanya memalingkan muka dari Kyra, tidak memperdulikan kedatangan Kyra.
Kyra menghela nafas panjang lalu meletakkan kotak kaca ke atas meja tamu.
"Aku datang kesini karena aku ingin melihat keadaanmu dan ingin menjengukmu, maaf telah mengecewakanmu selama ini, ayah", kata Kyra.
Kyra terlihat sedih, mencoba bersikap tegar ketika ayahnya tidak memperdulikan kehadirannya dirumah ini.
"Apa ayah sehat-sehat saja ?" tanyanya dengan kedua mata berkaca-kaca penuh haru.
Kyra tak tega melihat keadaan ayahnya yang kelihatan tidak sehat itu, dia beranjak berdiri dari kursi tamu lalu melangkah mendekat ke arah ayahnya yang masih berdiri tegak.
"Ayah...", sapanya.
Ikram masih membuang muka ke arah lain, tetap mengacuhkan kehadiran putri tunggalnya di rumahnya, seolah-olah dia memang telah menganggap putrinya itu tiada.
"Maaf, jika kedatanganku ke rumah ini tidak mengenakkan hatimu dan semakin membuatmu susah", kata Kyra.
Kyra menundukkan pandangannya dengan hati sedih.
"Kalau begitu aku pamit pulang, semoga ayah selalu sehat", kata Kyra.
Kyra mengeluarkan sebuah kartu nama serta amplop berisi uang lalu dia berikan kepada ayahnya.
"Ini ada pemberian kecil, tidak seberapa, tapi mungkin akan bermanfaat buat ayah", kata Kyra.
Kyra memberikan amplop beserta kartu namanya ke tangan Ikram.
Tiba-tiba seseorang datang lalu mendorong tubuh Kyra dengan kasarnya.
"Hai, kau ! Pergi sana !" teriak seorang gadis bermata lentik kepada Kyra.
Kyra tersentak kaget, sedangkan Saeed yang melihatnya langsung bangun dan mendekat ke arah Kyra.
"Kau baik-baik saja, Kyra ?" kata Saeed cemas.
"Ya, aku tidak apa-apa", sahut Kyra seraya mengangguk pelan.
"Lihat dia, pulang-pulang membawa pria asing !" hardik Ifaya. "Apa kalau bukan perempuan jalang dan tidak tahu malu !!!"
Ifaya menunjuk ke arah Kyra dengan sorot mata penuh kebencian.
"Ifaya !" sahut Kyra. "Jaga mulutmu ! Aku bukan yang kau tuduhkan seperti itu !"
"Oh, iya !!!" jawab Ifaya sembari berkacak pinggang.
"Jangan memfitnahku yang tidak-tidak, Ifaya !" kata Kyra memperingatkan kepada saudari tirinya.
"Memfitnahmu, katamu ??? Coba lihat dirimu baik-baik, Kyra !!!" sahut Ifaya.
Ifaya memandangi Kyra, mulai dari ujung kepala hingga ujung kakinya dengan tatapan sinisnya.
"Bagaimana kau bisa membeli gaun semahal itu ? Apa kau tidak sadar jika penampilanmu berubah dari dekil, buruk rupa menjadi perempuan bergaya sekarang ??? Hah !" kata Ifaya.
Ifaya mencibir sinis seraya tertawa menghina.
"Dimana kau menjual dirimu ?" kata Ifaya kejam. "Apa pria ini adalah yang membelimu ?" sambungnya ketus.
"Ifaya !!!" teriak Kyra marah.
"Lihatlah ! Dia mencoba berkelit dan menghindar !" kata Ifaya sembari tertawa.
Ifaya menatap menghina ke arah Kyra yang penampilannya berubah drastis seratus persen.
Saat ini, Kyra telah berubah menjadi gadis yang sangat cantik dan berbeda dari sebelumnya, terawat cantik dengan kulit putih bersinar indah.
"Terus teranglah jika kau menjual dirimu dan menjadi simpanan banyak laki-laki, apa pria ini salah satunya, Kyra", kata Ifaya mengolok-olok.
"Plak !" Kyra menampar keras pipi Ifaya. "Cukup sudah ! Jangan menghina kami !" sambungnya.
Ifaya sontak terkejut kaget ketika dirinya ditampar oleh Kyra.
"Kau !" kata Ifaya. "Berani benar kau menampar wajahku ! Kau kira siapa kamu itu !"
"Aku tahu bahwa kau cecunguk idiot yang dibawa wanita penghibur oleh ayahku ke rumah ini !" sahut Kyra kejam.
"Dasar kurang ajar ! Jalang tidak tahu diri, kau ini, Kyra !" teriak Ifaya.
Ifaya marah lalu menerjang cepat ke arah Kyra, hendak menjambak rambut Kyra.
Namun Kyra yang berbeda, mampu menghadang gerakan tangan milik Ifaya yang mengarah ke arah rambutnya.
"Kau pikir aku lemah, Ifaya...", kata Kyra.
Kyra menepis cepat tangan milik Ifaya dari arah dirinya lalu mecengkramnya kuat-kuat.
"Aduh... ! Aduh... ! Aduh... !" suara Ifaya mengadu kesakitan.
"Aku peringatkan kepadamu sekali ini lagi, Ifaya ! Jangan pernah sentuh aku dengan tangan kotormu itu !" kata Kyra dengan sorot mata tajamnya.
"Auwh... ! Lepaskan ! Sakiiit !" erang Ifaya ketika tangannya ditahan kuat-kuat oleh Kyra.
"Apa kau mengerti ucapanku, Ifaya ?" kata Kyra.
"Tolong !" sahut Ifaya kesakitan.
Tiba-tiba datang Tabana dari dalam rumah ketika dia mendengar suara ribut-ribut dari arah ruang tamu.
"Hai, kau ! Lepaskan Ifaya !" teriak Tabana.
Tabana segera berjalan cepat memasuki ruangan tamu, terlihat dia sangat marah ketika Ifaya diperlakukan kasar oleh Kyra.
"Kau beruntung, karena aku tidak jadi mematahkan tanganmu, Ifaya", bisik Kyra tepat di wajah Ifaya.
Kyra menghempaskan tangan Ifaya hingga gadis itu terjatuh ke lantai.
"Kau rupanya, Kyra !" kata Tabana.
"Apa kabarmu, Tabana ?" sapa Kyra dengan sorot mata berkilat-kilat.
"Besar juga nyalimu dan datang ke rumah ini lagi ! Apa kau tidak tahu malu kalau kau telah diusir dari rumah ini, Kyra !" kata Tabana.
"Apa ?" sahut Kyra.
Sontak ucapan Tabana membuat Kyra menjadi marah.
"Ayah tidak menginginkanmu kembali ke rumah ini ! Tidakkah kau sadari jika kau telah dibuang dan ditendang dari sini, Kyra !" hardik Tabana mengejek.
"Aku datang hanya ingin menjenguk ayah dan melihat keadaannya sekarang, itu saja", sahut Kyra datar.
"Pandai sekali kau beralasan, apa kau berharap ayah akan menerimamu kembali ke rumah ini ?" kata Tabana.
"Tidak, aku tidak mengharapkannya", sahut Kyra.
"Apa !?" kata Tabana semakin kesal.
"Sudah aku katakan bahwa kedatanganku ke rumah ini, adalah ingin menjenguk ayah di rumah, melihat keadaannya, bukan ingin diterima kembali di rumah ini", sahut Kyra.
"Kalau begitu pergilah dari rumah ini ! Dan jangan pernah perlihatkan batang hidungmu lagi disini !" kata Tabana bersungut-sungut marah.
"Bukan hakmu untuk mengusirku pergi dari rumah ini, Tabana, bagaimanapun juga, aku masih anak ayah dan berhak tinggal di rumah ini karena aku anak kandungnya", sahut Kyra.
"Apa katamu ???" kata Tabana tak terima.
"Ya, kenapa memangnya ? Tidak terima kalau pada kenyataannya aku adalah putri tunggal di rumah ini !" sahut Kyra.
"Dasar sialan !" hardik Tabana marah.
Tabana ikut-ikutan menerjang ke arah Kyra, hendak menyerangnya dengan mencoba menarik kepala Kyra, tapi kemampuan tubuh Kyra telah berubah sejak dia mendapatkan sistem misterius itu.
Kyra mampu menghindari dengan sangat gesitnya dari terjangan serangan Tabana yang hendak menarik kepalanya.
Tubuh Kyra bergerak lincah seraya terus-menerus menghindari serangan tangan milik Tabana ke arah dirinya.
Sekali hentakan kaki, Tabana langsung terjungkal ke lantai hingga terjerembab jatuh.
Bruk !
Tampak Tabana tersungkur jatuh ke atas lantai ruangan tamu, wajahnya terbenam ke lantai dan terdiam.
Kyra tersenyum sinis ke arah Tabana, dan terlihat kelegaan terpancar jelas dari wajah Kyra, ketika dia dapat memberi sedikit pelajaran kepada Tabana, saudari tirinya di hari ini.
selamat akhirnya bisa juga, nih thor...
semangat ya... 👍💪