NovelToon NovelToon
Boneka Maut

Boneka Maut

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Rumahhantu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:716
Nilai: 5
Nama Author: Rika ananda

seorang gadis kecil yang saat itu hendak pergi bersama orang tua ayah dan ibunya
namun kecelakaan merenggut nyawa mereka, dan anak itu meninggal sambil memeluk bonekanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bruno kalah ditangan Yoga

Bruno menatap Hana dan Yoga dengan tatapan yang liar. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di dalam mimpi. Ia tak percaya bahwa Hana dan Yoga berani menantangnya. Ia ingin segera menyerang mereka dan membuktikan kekuatannya.

"Kalian berani menantang aku?" geram Bruno, dengan suara yang bergetar.

Ia menarik napas dalam-dalam dan kemudian melangkah cepat menuju Hana dan Yoga. Ia ingin segera menyerang mereka dan membuktikan kekuatannya.

"Kalian akan menyesal telah menantang aku," teriak Bruno, dengan suara yang bergetar.

Hana dan Yoga menatap Bruno dengan tatapan yang penuh ketakutan. Mereka merasakan seolah-olah ia sedang berada di dalam mimpi buruk. Mereka tak percaya bahwa Bruno akan menyerang mereka. Mereka ingin segera melarikan diri dari tempat itu.

"Yoga, kita harus lari," bisik Hana, dengan suara yang gemetar.

Yoga mengangguk setuju. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di dalam mimpi buruk. Ia tak percaya bahwa Bruno akan menyerang mereka. Ia ingin segera melarikan diri dari tempat itu.

"Kita harus mencari pertolongan," bisik Yoga, dengan suara yang gemetar.

Mereka berdua melangkah cepat menuju pintu keluar. Mereka ingin segera melarikan diri dari tempat itu.

"Bruno, jangan!" teriak Hana, dengan suara yang gemetar.

Bruno, atau lebih tepatnya Angelica yang merasuki Bruno, bergerak dengan lambat, namun penuh dengan ancaman. Tangannya yang terbuat dari kain itu terangkat, seperti hendak mencekik Hana. Hana berteriak ketakutan, mencoba menghindar, namun tubuhnya gemetar hebat, tak berdaya menghadapi ancaman boneka maut itu.

Yoga, yang melihat situasi itu, langsung bereaksi. Ia tidak bisa membiarkan Angelica menyakiti Hana lagi. Dengan sigap, ia berlari ke arah Bruno, mengangkat tangan kanannya, dan memukul boneka itu dengan keras dari belakang.

"BRUK!"

Bruno terjatuh, terguling ke lantai. Angelica menjerit kesakitan, suaranya bergema di dalam kamar.

"Kau… berani sekali kau memukulku!"

Yoga tidak menghiraukan teriakan Angelica. Ia langsung menghampiri Hana, memeluk adiknya erat-erat, menenangkannya.

"Tenang, Hana. Aku di sini. Aku akan melindungi kamu," bisik Yoga lembut, mencoba untuk menenangkan Hana yang masih gemetar ketakutan.

Yoga menatap Bruno yang tergeletak di lantai. Boneka itu bergetar hebat, mengeluarkan cahaya hijau yang menyilaukan. Yoga tahu bahwa Angelica masih belum menyerah. Ia harus memikirkan cara untuk mengalahkan Angelica dan membebaskan Bruno dari pengaruhnya.

"Hana, kamu tetap di sini. Aku akan mengurus Bruno," kata Yoga, menarik napas dalam-dalam. Ia harus bersiap menghadapi ancaman Angelica yang masih mengintai di balik boneka Bruno. Pertempuran belum berakhir, dan ia harus bersiap untuk menghadapi pertempuran yang lebih sengit lagi. Suasana tampak tegang.

Yoga terhuyung mundur, menghindari serangan Bruno yang hampir mengenai kepalanya. Napasnya tersengal-sengal, keringat dingin membasahi tubuhnya. Ia merasa semakin kewalahan menghadapi kekuatan Angelica. Ia tidak tahu bagaimana cara mengalahkan arwah jahat itu.

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku, anak kecil!" suara Angelica terdengar dari dalam Bruno, suaranya penuh dengan ejekan dan ancaman. "Aku akan mengendalikan Bruno, dan aku akan menguasai dunia ini!"

Yoga mengerutkan kening, mendengar ucapan Angelica. Ia tidak menyangka bahwa arwah jahat itu memiliki ambisi yang begitu besar. Ia harus menemukan cara untuk menghentikan Angelica sebelum ia menguasai dunia.

Tiba-tiba, ingatan Yoga melayang ke masa lalu, ketika ia masih kecil. Ia ingat cerita neneknya tentang Bruno, boneka iblis yang hanya bisa dikalahkan dengan doa. Neneknya selalu berkata, "Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan kejahatan."

Yoga menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia harus percaya pada kekuatan doa. Ia menutup matanya, mengucapkan doa dengan khusyuk.

"Ya Allah, berilah aku kekuatan untuk melawan kejahatan. Lindungi aku dan Hana dari bahaya. Ampuni dosa-dosaku dan bimbing aku ke jalan yang benar. Amin."

Yoga membuka matanya, merasa lebih tenang dan bersemangat. Ia menatap Bruno dengan tatapan yang penuh keyakinan. Ia tidak akan menyerah. Ia akan melawan Angelica dengan kekuatan doa.

"Aku akan mengalahkanmu, Angelica!" teriak Yoga, suaranya penuh dengan keyakinan. Ia berlari ke arah Bruno, mengangkat tangannya, dan mengarahkannya ke arah boneka itu.

"Ya Allah, berilah aku kekuatan untuk mengalahkan kejahatan!" teriak Yoga, suaranya bergema di dalam kamar. Ia melepaskan kekuatan doa yang tersimpan di dalam hatinya.

Cahaya putih menyilaukan terpancar dari tangan Yoga, menyerang Bruno. Bruno terhuyung ke belakang, mengeluarkan suara gemuruh yang mengerikan. Angelica menjerit kesakitan, suaranya bergema di dalam kamar.

"Tidak… tidak… jangan…!"

Yoga terus melepaskan kekuatan doanya, menyerang Bruno dengan dahsyat. Bruno terhuyung-huyung, mencoba untuk melawan, namun ia tidak berdaya menghadapi kekuatan doa Yoga.

"Aku akan mengalahkanmu, Angelica!" teriak Yoga, suaranya penuh dengan keyakinan. Ia tidak akan berhenti sebelum Angelica benar-benar dikalahkan.

Yoga, dengan napas tersengal-sengal, menghindar dari serangan Bruno yang semakin agresif. Ia merasakan kekuatan jahat Angelica semakin kuat, menyerang dengan ganas. Namun, Yoga ingat sesuatu. Neneknya pernah bercerita bahwa Bruno, boneka iblis, hanya bisa dikalahkan dengan doa.

Yoga teringat akan ayat kursi, doa yang sangat ampuh untuk mengusir setan. Ia menutup matanya, menarik napas dalam-dalam, dan mulai membaca ayat kursi dengan khusyuk:

"Allaahu laa ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuum. Laa ta'khuzuhu sinatuw wa laa nauum. Lauhu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh. Man dhal-ladzii yasyfa'u 'indahu illaa bi-idznihi. Ya'lamu maa bayna aydiihim wa maa khalfahum wa laa yuhiithuuna bisyay-in min 'ilmihi illaa bimaa shaa-a. Wasi'a kursiyyuhu as-samaawaati wal-ardh. Wa laa ya'uudhuhu hifzhuhumaa wa huwaal-'Aliyyul-'Azhiim."

Saat Yoga membaca ayat kursi, suasana di ruangan berubah. Udara terasa dingin, dan aroma sulfur menyengat hidung. Bruno, yang tadinya menyerang dengan ganas, terdiam sejenak. Angelica, arwah jahat yang merasuki Bruno, merasa terusik oleh kekuatan doa Yoga.

"Tidak… tidak… jangan…!" teriak Angelica, suaranya terdengar lemah dan takut.

Yoga terus membaca ayat kursi, suaranya bergema di dalam ruangan. Ia merasakan kekuatan doa mengalir dalam dirinya, menyerang Angelica dengan dahsyat. Bruno mulai bergetar hebat, seolah-olah ingin melepaskan diri dari cengkeraman Angelica.

"Allahumma inni a'uudzu bika min syarril-khawaatif wa min syarril-waswasil-khawaatif." Yoga menambahkan doa perlindungan dari setan dan bisikan-bisikan jahat.

Cahaya putih menyilaukan terpancar dari tubuh Yoga, menyerang Bruno dengan dahsyat. Bruno terhuyung ke belakang, mengeluarkan suara gemuruh yang mengerikan. Angelica menjerit kesakitan, suaranya bergema di dalam ruangan.

"Aku tidak akan membiarkanmu menguasai dunia ini, Angelica!" teriak Yoga, suaranya penuh dengan keyakinan. Ia terus membaca ayat kursi, menyerang Angelica dengan kekuatan doa yang tak terhentikan.

Pertempuran antara Yoga dan Angelica masih berlanjut. Yoga, dengan kekuatan doa, berusaha mengusir Angelica dari Bruno. Ia tahu bahwa ini adalah pertempuran yang menentukan. Ia harus menang, demi keselamatan Hana dan dunia.

1
Anjar Sidik
keren kk 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!