Dengan dalih untuk menghindari dosa , suaminya menikahi lagi wanita lain.
Sungguh Karenina tidak habis fikir , apa yang kurang dalam dirinya. Menjadi istri yang patuh pada suami sudah ia lakukan , tapi ternyata itu masih saja kurang di mata Arga Dewantara.
Karenina tidak tau , apa ia harus bertahan atau melepas kesakitan dalam hatinya....ia lelah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahyoeni"23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.Bab 22
" Nur ". Panggil seorang laki- laki yang sangat Nur benci.
Deg....mata Nur memerah, masih ada cinta buat mantan suaminya itu , tapi rasa bencinya lebih besar dari rasa cintanya.
Laki - laki pengecut yang pergi dengan wanita lain hanya demi memenuhi nafsu bejatnya , tanpa memberikan nafkah secuil pun untuk kedua putranya yang ia tinggalkan.
" Kamu benar Nur kan.....kamu sekarang sangat berbeda Nur....emmm makin cantik ".ucap Hardi.
Hardi memandang lekat Nur , wanita yang ia tinggalkan itu kini terlihat makin bersinar.
Perut Nur bergejolak , bahkan ia ingin muntah ketika melihat muka yang merasa tidak punya dosa itu.
Nur mengabaikan Hardi , ia melanjutkan kegiatannya memasukkan belanjaan ke dalam mobil bersama Pak Maman.
" Nur ,apa sekarang kamu bisu, sampai tidak mau menjawab pertanyaan aku ?".
" Maaf Pak , saya sedang bekerja tolong jangan mengganggu !". Akhirnya Nur membuka mulutnya padahal ia malas meladeni mantan suaminya itu.
" Jadi benar kamu Nur , sombong sekali kamu sekarang ya......".
" Pak Man , ini sudah semua Pak ?". Nur malah mengajak Pak Maman berbicara menganggap seolah Hardi hanya makhluk tak kasat mata.
" Sudah Mbak Nur , tinggal nunggu minyak gorengnya , katanya mau di antar kesini, tapi kok lama ya , ah itu dia orangnya ". Tunjuk Pak Maman pada dua orang yang membawa masing- masing satu kardus minyak goreng.
Hardi menatap penuh dengan tanda tanya di otaknya. Melihat belanjaan Nur yang sangat banyak tentu saja jiwa keponya meronta , ada apa ?? Apa Nur mau mengadakan hajatan, atau apa ??.
Di tambah melihat sikap Pak Maman yang begitu hormat pada Nur , Hardi makin penasaran.
Apa Nur sudah jadi bos tukang sayur sekarang??
" Biar aku bantu ". Hardi mengambil satu kardus dari tangan laki - laki muda yang membawanya tadi.
" Tidak perlu Pak !". Nur langsung merebut kardus itu, meski berat ia tidak masalah. Ia sudah menjadi wanita kuat karena dukungan Nina , bukan hanya jiwanya tapi juga badannya.
" Kamu jualan sayur atau kamu di suruh orang buat belanja buat hajatan Nur ".
" Maaf Pak , bukan urusan anda kan , jadi berhenti bertanya - tanya ".
" Ayo Pak Man , kita jalan !".
" Baik Mbak ".
Hardi mengepalkan tangannya, ia tidak suka di abaikan . Ia juga marah , Nur yang dulu sangat memujanya bahkan sampai berlutut ketika akan ia tinggalkan sekarang sudah tidak mau berbicara padanya , bahkan melihat ke arahnya pun tidak Nur lakukan.
" Tunggu Mas !". Hardi menghentikan laki - laki pembawa kardus minyak goreng tadi.
" Ada apa Pak ". Hardi kesal karena di panggil Pak.
Apa - apaan dia , pake manggil Pak segala , emang aku bapak - bapak ....dasar...
Batin Hardi menolak di panggil Bapak , apa dia lupa kalau dia memang seorang Bapak dari kedua putranya.
Tapi demi mendapat informasi yang ia butuhkan , ia menahan amarahnya.
" Mas tau enggak , Mbak tadi belanja buat apa ya kok banyak.sekali ?".
Laki - laki itu sempat menatap curiga pada Hardi, ia tidak langsung begitu saja memberikan informasi yang Hardi tanyakan.
" Tenang Mas , aku kenal wanita tadi, dia itu Nur , tetangga aku dulu ". bohong Hardi.
Akhirnya pemuda itu menjawab , " Oh Mbak Nur ya , dia memang biasa belanja banyak Pak , biasanya sih sama Mbak Nina , karena Mbak Ninanya lagi ada keperluan makanya hanya Mbak Nur yang ke pasar ".
" Memangnya mereka buat apa Mas ?? belanjanya sebanyak itu ".
" Buat catering Pak , Mbak Nina ownernya , nah Mbak Nur itu tangan kanannya ".
" Ohh gitu ....terus....".
" Maaf Pak , saya harus kerja, permisi ". Pemuda itu langsung pergi , ia bisa di pecat Bos nya , karena bukannya kerja malah ngobrol di sini.
" Sialan....". Umpat Hardi.
" Kamu sekarang sudah punya penghasilan rupanya Nur , dan aku akui kamu makin terlihat cantik sekarang, tidak seperti waktu menjadi istriku, hanya daster yang selalu kamu pakai membuat mataku bosan melihatmu ".
" Sepertinya aku menginginkan kita kembali bersama Nur , aku akan gunakan anak- anak kita agar kamu mau menerima aku lagi ".
Hardi tersenyum licik , sudah banyak rencana yang terlintas di otaknya, melihat Nur yang makin cantik dan pastinya punya penghasilan , Hardi tidak akan menyiakan kesempatan ini demi bisa kembali pada Nur , mantan istrinya yang ia sakiti.
Sampai di rumah Nina , Nur masih kesal ." Ngimpi apa aku semalam , sial banget hari ini malah ketemu buaya buntung cap pentol korek....bikin kesal saja ".
" Mbak Nur kenapa to.....ngomong sendiri gitu ?". tanya Pak Maman.
" Kesal Pak , tadi di pasar kan ketemu setan ".
" Siapa Mbak Nur , laki - laki tadi ya ?".
" Enggak usah di bahas Pak , bikin saya nambah lapar saja ".
" Ha...ha..ha..., Mbak Nur ini , kalau kesal malah lapar seperti Mbak Nina saja , ya sudah makan saja dulu , jangan di tahan, nanti sakit perutnya !".
" Makan apa Pak , ini belanjanya saja baru pulang dari pasar , mulai masak juga belum ".
" Ya beli to Mbak , tinggal tekan - tekan di Hp , pasti makanannya bakalan nyampe kesini ".
" Enggak ah Pak , nunggu masakan matang saja , saya lagi berhemat biar cepat kaya ". Nur akhirnya bisa tertawa.
" Betul itu Mbak Nur , saya do'akan Mbak Nur cepat kaya , biar nanti saya juga ketularan jadi kaya juga ".
" Kaya apa Pak ".
" Kaya hati lah Mbak ".
" Ha... ha...ha... iya juga sih , dari pada kaya orang ya Pak ". Nur dan Pak Maman tertawa , bahkan ibu - ibu yang mendengar pembicaraan mereka pun ikut tertawa.
Suasana kerja yang menyenangkan , karena Nina tidak pernah mendoktrin para pekerjanya, selama mereka bekerja dengan baik dan bertanggung jawab , tidak masalah jika ada candaan untuk mengurangi kepenatan
Masakan semua sudah selesai dan siap untuk di antarkan ke tempat orang yang memesannya.
Setelah semua selesai dan bersih - bersih , Nur pun bersiap untuk pulang . Di depan gerbang Nur kembali bertemu dengan salah satu laki - laki yang menyebalkan.
Nur berdecak, " Ck....ini lagi , tamu tak di undang, tukang numpang. makan....sebelas dua belas sama Kang Hardi ". Gerutunya.
" Mbak ". Panggil Arga.
" Apa ??" jawab Nur sangat ketus.
" Ketus amat , biasa aja dong ".
" Terserah saya , mulut - mulut saya bukan punya anda , beruntung masih saya jawab ".
" Ya enggak gitu juga dong , kan aku manggilnya juga baik - baik ".
" Anda kebanyakan tausiah , mending saya pulang ".
" Eehhh tunggu , gitu aja marah ".
" Anda maunya apa sih malah bikin saya kesal saja ".
" Aku cuma mau nanya ,kok kamu yang kunci gerbang rumah Nina , memangnya Nina nya di mana?".
" Mbak Nina nya enggak ada di rumah , sebaiknya anda pulang saja ya ".
Nur kembali berjalan pulang...tapi kembali di cegah Arga
" Eh Mbak tunggu dulu !".
" Apaan sih ?".
" Aku belum selesai bertanya ".
" Tapi saya sudah selesai jawabnya ".
Wanita ini sangat menyebalkan, sepertinya ia tidak menyukai aku...
" Nina nya pergi ke mana ?".
" Ke jonggol ". Ucap Nur langsung berjalan cepat , meski Arga memanggil ia pura - pura tidak mendengarnya.
Bersambung......
Di Like , Vote dan comment nya ya 👍🏻😘
Mergo di tinggal rabi ro mantan ne 😆