Tuan Alaxander Almahendra adalah seorang CEO dan tuan tanah. Selain memiliki wajah yang tampan ia juga pintar dan cerdas dan nyaris sempurna. Namun, siapa sangka di balik kesempurnaan fisik dan kecerdasannya tuan Alex terkadang sangat kejam terkesan tidak berprikemanusiaan. Ia seperti tenggelam dalam lorong hitam yang menggerogoti jiwanya.
Nayla De Rain gadis canti dengan paras sempurna. Setelah mengalami kegagalan dengan Fandy ia memutuskan untuk menikah dengan Zainy lelaki yang tida di cintainya. Namun, sebuah peristiwa membuatnya tertangkap oleh anggota tuan Alex dan di bawa ke menara dengan seribu tangga memutar.
Nasib baik atau buruk yang menimpa gadis bernama Nayla iti malah mempertemukannya dengan tuan Alex. Entah tuan Alex dan anggotanya akan akan menyiksa Nayla seeprti yang lainnya atau malah menjadikannya tahanan abadi. Novel 'REMBULAN YANG TENGGELAM' adalah kisah cinta dan balas dendam. Para tokoh mempunyai karakter unik yang membuat mu jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dongoran Umridá, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkelahian Sengit
Andan bertindak menyelamatkan tuan Alex dan membawanya keluar. Sementara empat orang pengawal tadi menangkis dan menghalangi setiap serangan untuk tuan Alex dan Andan. Hingga mereka berhasil keluar. Alhamdulillah... akhirnya Andan berhasil membawa tuan Alex keluar. Mereka langsung memasuki mobil. Sementara empat orang pengawal tuan Alex juga segera keluar dan masuk ke dalam mobil.
"Bagaimana? Apa semua rencana berjalan dengan lancar? Pak Hendy sopir pribadi tuan Alex bertanya. Lelaki paruh baya itu sudah was-was dan dag dig dug menunggu di dalam mobil. Dari tadi ia tidak tenang menunggu kemungkinan apa yang akan terjadi di dalam bar.
"Jangan banyak bacot, ayok jalan!" Perintah tuan Alex. Pak hendy tersenyum lalu mengangguk
"Bagaimana situasi di dalam? Tanya pak Hendy lagi. Kali ini ia bertanya pada Andan.
"Aish, ayok cepat jalan!" Perintah tuan Alex.
"Apa kamu yakin semua sudah beres?" Pak Hendy masih penasaran.
"Semua beres. Apa kamu meragukan ku?" Andan terlihat kesal.
Setelah tuan Alex beserta para pengawalnya keluar dari bar perkelahian menjadi semakin sengit. Si pemilik bar dan gadis penghibur beserta dua belas orang pengawalnya kalah dan babak belur. Enam orang bertopeng segera memborgol si pemilik bar dan gadis penghibur. Pertarungan di menangkan oleh orang bertopeng dengan bantuan pelanggan bar yang sebenarnya adalah adalah anggota orang bertopeng. Pasti sebelumnya telah terjadi kerja sama dan kesepakatan antara orang bertopeng dan pelanggan hari ini.
"Segera urus kedua sampah ini. Aku bersama Roy akan mengurus sisanya." Perintah si topeng tinggi tegap. Ke empat bertopeng lainnya segera bertindak mengamankan si pemilik bar dan si gadis penghibur. Kedua orang itu meronta, namun tiada daya untuk melawan. Kemudian si topeng tinggi tegap memberikan intruksi pada anggotanya yang pura-pura jadi pelanggan agar segera bersiap.
"Tugas ku adalah mengurus sisanya dan tugas kalian adalah menyelamatkan diri." Teriak si topeng tinggi tegap itu dengan suara tegas dan buru-buru. Kemudian mengumpulkan dua belas orang pengawal si pemilik bar, lalu si topeng Roy meletakkan bom di tubuh masing-masing pengawal. Dua belas pengawal itu mengerang kesakitan.
"Masih ingat peristiwa Villa Green palace?" Si topeng Roy menanyakan pertanyaan itu dengan suara lantang dan marah pada kedua belas pengawal yang sudah babak belur tadi. Meski setengah sadar dua belas orang pengawal itu terpaksa mengingatnya. Sebelum villa itu terbakar mereka berperan dalam persiapan pembunuhan orang-orang di dalam villa itu. Bahkan mereka ikut tertawa menyaksikan villa itu terbakar. Jeritan pilu orang-orang tak berdosa di dalamnya bagaikan nyanyian di sela-sela aktivitas mereka yang sedang menikmati minuman memabukkan. Kini ada orang yang membalas dendam orang-orang yang meninggal di sana. Siapa gerangan orang-orang ini? Bukankah kelurga Al mahendra mati semua dalam peristiwa itu? Bahkan seluruh karyawan juga turut mati dalam peristiwa itu.
"Sekarang tidak perlu memikirkan apapun, kalian cukup mengingat bagaimana kalian merencanakan tragedi itu, dan ingat bagaimana villa itu meledak agar rasa sakit menghadapi kematian tidak begitu menyakitkan, karna dahulu pun kalian pernah melakukan hal itu pada orang."
Teriak si topeng tinggi tegap. Kemudian si topeng Roy menyiramkan bensin di setiap sudut ruangan dalam bar ini. Tidak lupa juga merusak CCTV di setiap titik yang di pasang. Setelah yakin tidak ada jejak yang akan mencurigakan. Si topeng bertubuh tegap itu memimpin jalan keluar dari belakang. Si topeng bernama Roy mengikuti dengan menaburkan bensin di setiap yang di laluinya. Penuh sudah bar itu dengan bensin lalu topeng bernama Roy itu menyalakan korek api.
"BUAAARRRR..."
Semburan api langsung menyembur bersama meledaknya bom di tubuh para pengawal bar beriringan lompatan masing-masing anggota yang pura-pura jadi pelanggan. Si kedua topeng itu juga melompat tinggi dan jauh. Ketika lompatan si topeng tinggi tegap dan si Roy menyentuh tanah keduanya langsung berlari begitu cepat. Saking cepatnya andai ada yang melihatnya pasti ia berfikir bahwa yang lari itu adalah bayangan hantu yang ketakutan.
Sementara si pemilik bar dan si gadis penghibur itu di bawa oleh dua orang anggota tuan Alex yang bekerja khusus mengantar tahanan ke penjara lorong bawah tanah. Kedua orang itu langsung di bawa ke penjara bawah tanah. Keduanya langsung di masukkan ke dalam jeruji besi berisi tiga orang lelaki. Si penjaga tahanan memasukkan keduanya dengan menendangnya ke dalam jeruji besi. Keduanya tersungkur dan mengerang kesakitan. Erangan itu di sambut
pandangan sinis oleh penjaga tahanan.
Ketiga tahanan yang sudah duluan berada dalam tahanan itu terbelalak. Si pemilik bar juga terbelalak melihat ketiga orang tahanan itu. Ya, ia ingat ketiga orang ini pernah menjadi rekan kerjanya dan menghilang beberapa bulan yang lalu.
"Bagaimana kamu bisa tertangkap?". Si kepala botak tidak bisa menahan tanya di benaknya. Si pemilik bar memperhatikan ketika orang itu. Wajahnya semakin pucat. Tidak bisa ia membayangkan penyiksaan dan penderitaan apa yang di alami oleh ketiga orang ini. Wajah mereka penuh lembam, luka bakar, dan berdarah di setiap bagian tubuhnya. Benar-benar terlihat mengenaskan dan mengerikan. Tuan Alex mendekati si pemilik bar, berjongkok memperhatikan wajahnya bergantian beralih ke gadis penghibur.
"Bukankah menurut mu ini reuni yang mengharukan?"
Tuan Alex mengajukan pertanyaan itu untuk menghina. Si gadis dan si pemilik bar begitu tidak percaya bahwa tuan Alex bersekongkol dengan orang-orang bertopeng yang menculiknya.
"Ja... jadi kamu bersekongkol dengan orang-orang bertopeng tadi? Tanya si gadis dengan geram. Matanya menantang pandangan tajam tuan Alex. Tuan Alex memelototinya lalu tersenyum mengangguk.
"Betul sekali." Gumamnya tanpa ragu dan tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"Kamu jahaaaatt!.." Si gadis menjerit. Namun jeritan itu di sambut galak tawa oleh tuan Alex. Jeritan gadis itu terhenti ketika Andan menendangnya hingga tubuhnya jungkir balik. Si pemilik bar berusaha menghalangi Andan. Ia tidak sanggup melihat adik perempuannya di perlakukan seperti itu. Namun tuan Alex menghalangi lelaki itu dengan kakinya. Sepatu mahalnya memijak jemari tangan si pemilik bar yang terborgol. Kemudian tuan Alex menendang lelaki itu hingga jungkir balik, menggesek-gesekkan sepatu bagian bawahnya ke dada si pemilik bar lalu berpindah ke lehernya lalu ke wajahnya
"Hentikaaaan...!"
Jerit si gadis lagi. Tuan Alex mendekati si gadis
lalu menamparnya, membuat mulut gadis bar itu berdarah. Si pemilik bar kali ini juga berteriak geram. Meskipun dirinya sudah lemah. Air mata si gadis jatuh merasakan sakitnya tamparan tuan Alex. Sedikitpun tuan Alex tidak kasihan melihatnya. Air mata itu membuatnya semakin senang dan tersenyum puas.
"Kamu pasti kecewa pada ku, kamu menangis saat ku tampar dan tidak menangis saat di tendang oleh pengawal ku. Oh ya, aku lupa, bukankah kamu tergila-gila pada ku? Tuan Alex menjambak rambut gadis itu yang membuat si gadis menjerit kesakitan. Matanya semakin berair memandangi wajah tuan Alex. Pandangannya penuh benci dan amarah.