Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
Pagi pagi sekali Ibu Aela dikejutkan dengan kedatangan dua orang berperawakan tinggi besar,di sebelah nya juga sama hanya beda gender.
"Maaf kan kami,kami di utus oleh saudari Dendy untuk mengawal Ria bersama kami ke Bali!" ucapan pria dengan wajah nya yang sangar.
Ibu Aela langsung tanggap dengan kedua nya,ia pun mengangguk.Jam di dinding masih pukul tiga pagi dan Ria juga belum bangun.
"Silahkan masuk..." ucap ibu Aela kemudian,kedua nya pun masuk duduk di sofa dengan tegak.
"Mau minum apa ya mas dan mba nya?" tawar Bu Aela lagi.
"Perkenalkan dulu Bu,saya Bastian dan ini partner kerja saya Sella.Kami di utus dan akan mengantarkan kemanapun Mba Ria pergi termasuk ke Bali kembali kerja" ucap Bastian pria kekar dengan otot nya yang keluar itu.
Ibu Aela pun hanya mengangguk dan melirik sekilas.Ia meninggalkan kedua nya di ruang tamu,percaya jika mereka utusan Dendy.Karena Dendy pun sudah menelfon Ibu.
Tak menunggu lama Ria keluar dari kamar nya.Sama hal nya saat ia datang,hanya membawa tas dan Sling bag.
"Bu aku pamit dulu" Ucap nya.Ibu Aela pun mengangguk,ia menyalimi tangan dan mencium nya.
Dari sudut rumah giliran Tuan wara yang masih memakai sarung karena selesai berjamaah.
Tak lupa ia pun berpamitan pada ayah nya.Lalu mereka menuju pintu utama.Langkah Ria berhenti saat melihat dua orang yang tak ia kenal duduk di sana.
"Eh eh tas gue mau di bawa kemana?" tanya Ria pada Bastian.
"Maaf saya diutus Pak Dendy untuk menjaga anda!"
Hah?!!!...
Sangat terkejut,ia bahkan tidak akan pernah menyangka hingga sejauh itu Dendy bertindak.
Tak habis pikir dengan ini semua,Ria meraih ponsel di tas nya lalu menyingkirkan dari Mereka.
Panggilan dilakukan hingga ke tiga kalinya dan baru di jawab oleh Dendy.
"Lo apaan sih hah? Gue gak suka seperti ini Den,suruh mereka pulang atau kita tidak pernah bertemu.."
"Selalu begitu,kamu mau kabur kemanapun aku akan menemukan mu lagi.Lagi pula sudah wajar jika aku protektif dengan milik ku!" ucap Dendy,lelaki itu baru saja mandi.
"Kita hanya tunangan dan kemungkinan tidak sampai ke pelaminan,gue sudah pernah bilang atau memang kau tuli?" ucap Ria lirih,ia takut kedua orang tuanya mendengar.
"Kita sampai pelaminan,dan aku tidak akan pernah melepas dua orang itu untuk selalu di sampingmu!".
Panggilan diakhiri langsung oleh Dendy, kesal? Tentu saja,Ria bahkan ingin melempar ponsel nya.Namun ia sadar jika hanya ponsel itulah alat untuk nanti berkomunikasi dengan Noah.
Berdecak,wajah nya sudah murung dan tak ada rona merah lagi di pipi.
Terpaksa pergi bersama mereka berdua dengan tiket pesawat nomor satu.Ria tidak bisa berkutik sedikit pun,mata kedua pengawal nya bagai tak pernah mengantuk,dan fokus terhadap diri nya.
Sejenak ia pun merenungi satu persatu kejadian mulai di rumah Nia, sebenarnya semua berawal dari dirinya yang pindah tidur di sebelah Dendy,namun entah kenapa lelaki itu mempunyai idea yang lebih gila lagi.
Terjebak karena ulah nya sendiri,begitulah yang Ria alami saat ini.
.
.
.
Tidak membutuhkan waktu lama,Ria sampai di Bandara Bali.Tangan nya mampu melenggang santai karena tas yang tak berisi banyak barang itu di genggam oleh Sella.
"Maaf,kita sarapan dulu!" ucap Bastian,Ria pun mengangguk.
Kini giliran Ria yang mengikuti langkah kedua pengawal nya.Ia bahkan bingung mau di bawa kemana.Dan ternyata di dalam mini bus dengan hidangan yang cukup lengkap.
Lelucon macam apa ini,gue hampir gila di buatnya.Dendy kenapa selalu lu di hidup gue,kenapa cuma lu yang bisa ng'treat gue sampai sejauh ini.Kenapaa?!!
Bragk!!!
Kepalan tangan nya mendarat di meja,membuat dua pengawal nya menoleh seketika.
"Eheheee... Maaf!" ucap Ria tersenyum kaku.Terlalu jengkel membuat ia tak sadar memukul meja.
Menu pagi,bukan sarapan yang wow atau khas manapun.Melainkan bubur ayam dengan toping kacang tanah goreng dan krupuk,di sebelah nya ada susu,teh manis hangat,atau jus.Terserah Ria mau mengambil yang mana.
Mereka bertiga pun menyelesaikan makanan dengan bersama,tidak ada yang duluan atau akhir.Mini bus tertutup dengan jendela kaca bening.
"Ehekmmm... A-apa kalian dibayar mahal oleh Dendy untuk ini?" ucap Ria membuka obrolan,suara nya gugup karena mendahului.
Sella dan Bastian saling berpandangan.
"Tentu saja,kami bahkan bekerja dari sebelum ini".
Kening Ria mengerut "Maksud mu?".
"Maaf,kami dari dulu sudah mengikuti anda.Dendy yang menyuruh kami untuk ini,tapi beberapa hari yang lalu mandat nya berubah untuk selalu di dekat anda.Kami sempat kehilangan jejak beberapa hari yang lalu,namun Dendy sendiri yang menemukan mu,awalnya kami merasa bersalah namun ternyata anda berada di dekat nya."
"Mengikuti ku?" ucap Ria lagi,ia menepuk dada nya sendiri.
"Iya,dari kejauhan".
Sedari tadi Sella lah yang menjelaskan.Mereka sesama wanita akan lebih sabar dan mengerti.Lain dengan Bastian,ia hanya mengamati kedua nya dan sesekali mengangguk.
"Katakan pada bos kalian itu!.."
"Dendy,kami tidak memiliki batasan antara atasan dan bawahan...". Jelas Sella.
"Ya terserah lah...".
Sarapan pagi ini di selingi obrolan tentang bagaimana dan seperti apa kedua nya menjalankan tugas hingga Ria tahu seperti apa Dendy di luar sana.
.
.
.
To be continue