Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Malam pun tiba
seluruh mahasiswa sudah berkumpul di aula. Mereka mendengarkan pengarahan dari kakak pembina mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada malam ini.
" baik karena kalian sudah memahami instruksi yang kami berikan silahkan kalian berkelompok sejumlah enam orang. " ucap Tiara
Seluruh maba sudah berkelompok seperti yang di perintahkan. Mereka bergegas menuju ke tempat pemberangkatan penjelajahan.
Arsya kebetulan berbeda kelompok dengan temannya.
Kelompok Arsya termasuk yang tengah dalam berjalan.
Arsya bersama dengan kelompok nya berjalan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Mereka menikmati perjalanan kali ini dengan riang gembira.
tidak ada di benak Arsya akan ada pikiran negatif tentang hal-hal tertentu. Hingga hampir tiba di pos 7 yang merupakan pesisir pantai. Mereka istirahat sebentar karena cukup lelah berjalan dan hari juga semakin gelap dan dingin.
" aku mau ambil minum dulu ya. " ucap arsya ke teman kelompok nya
" kamu yakin berani?" ucap Tasya
" iya yakin itu dari sini juga terlihat. " ucap Arsya
" ya udah kami tunggu di sini ya?" ucap Tasya
kemudian Arsya menuju ke pendopo dimana disana ada beberapa tumpukan air minum.
Namun tiba-tiba ada yang membekap mulut Arsya
" tolong....to....long...." ucap arsya jelas tidak akan terdengar oleh Teman-temannya
kemudian mereka membawa arsya di sebuah gubuk yang ada di pesisir pantai tersebut.
" lepas in aku. ? Kalian siapa?" ucap Arsya ketakutan
" nggak penting siapa kami yang penting lho diam jangan berisik daripada gue maen kasar" ucap laki-laki itu
sedangkan teman-teman Arsya panik menanti Arsya yang tidak kunjung kembali
" mana ya kok lama Arsya?" ucap Andre
" masak terjadi sesuatu sama Arsya?" panik Tasya
" ya udah biar gue lihat ke sana kalian berdua dulu an aja ke pos 7. " ucap Andre
mereka berdua berjalan dulu menuju ke pos 7. Kebetulan yang ada di sana adalah Rangga
" ada apa kenapa berlari?" ucap kak Rangga
" itu kak...Arsya hilang. " ucap Tasya
" kok bisa? Kalian apa salah jalan?" tanya Diah
" tadi dia ijin mau ke kamar mandi namun tidak kembali-kembali. Ini teman kami Andre sedang menyusul kesana. " ucap Tasya
" Diah lho share di grup gue kesana dulu?" ucap Rangga
" ya udah kalian tenang dulu. Istirahat lah disini. " ucap Diah
" info ada salah satu maba yang hilang di pos 7. " ucap Diah di grup
Rangga kemudian berlari menuju ke tempat di mana yang di maksud oleh teman Arsya.
"sya..Arsya....(teriak Rangga mengelilingi sekitaran kamar mandi)
Namun tidak ada sahut an dari yang Arsya.
kring....kring....
" halo gimana bro?" tanya Dion
" ini gue masih nyari Arsya tapi belum ada jawaban." jawab Rangga
" apa Arsya? Lho dimana sekarang?" tanya Dion
" ok gue kesana. " ucap Dion
Tidak lama kemudian Dion menyusul Rangga. mereka masih berkeliling mencari keberadaan Arsya. Masalah nya handphone mereka juga di kumpulkan sehingga keberadaan nya tidak bisa dilacak melalui hp.
Arsya yang panik hanya bisa menangis ketakutan karena dia tidak kenal dengan orang itu. Dia takut kalau laki-laki itu akan berbuat hal-hal yang tidak diinginkan seperti dulu kala.
" hiks....hiks...lepaskan aku." ucap Arsya lirih
" kalian sebenarnya mau apa?" tambah Arsya
" kita cuma mau bermain-main sedikit sayang. Tenang lah. " ucap laki-laki itu
" sekarang sebaiknya lho minum ini" mereka memberikan air kepada Arsya
" nggak aku nggak mau. " tolak Arsya ketika mereka mencoba meminumkan cairan itu.
namun sekuat apapun Arsya menolak dia akan kalah dengan tenaga mereka.
uhuk...uhuk....
minuman itu sedikit banyak masuk ke dalam tubuh Arsya. Hal ini terlihat ketika tubuh Arsya sudah mulai memberikan reaksi panas karena minuman tersebut.
"Tolong ini sangat panas...." ucap Arsya
tanpa menunggu lama laki-laki itu melepaskan ikatan Arsya dan membawanya ke ranjang yang ada di sana.
" jangan...tolong....hiks hiks.. panas" ucap Arsya meracau seraya berusaha melepas pakaiannya.
" gue masih menunggu Dion datang agar dia menyaksikan bagaimana dia akan menyelamatkan dirimu dari pengaruh obat itu." ucap laki-laki itu seraya memvideokan Arsya yang sudah tidak karuan berusaha melepas pakaian nya.
Dion masih keliling mencari Arsya namun belum ada tanda -tanda ditemukannya dirinya. hingga tiba-tiba dia menerima suatu pesan singkat dari nomor yang tidak di kenal.
" brengsek.. Tutttt.....tutt.....( Dion langsung menghubungi nomor tersebut)
" bagaimana jika gadis ini yang akan melayani kami malam ini. Kelihatan dia sudah tidak sabar menantikan sentuhan dariku. " ucap Brian
" Apa mau lho sebenarnya. Urusan lho dengan gue bukan dengan cewek itu. Lepaskan dia. " ucap Dion berhasil membuat Rangga menoleh karena teriakan nya.
" datang lah ke gubuk ...... Gue beri waktu lho 10 menit telat sedikit gue tidak menjamin kalau gue tidak menyentuh nya karena lho udah lihat sendiri dia bahkan menginginkan sentuhan dari ku. " ucap Brian
" jangan berani lho menyentuh nya. " ucap Dion semakin emosi
" itu semua tergantung kedatangan lho. Jangan lupa lho harus datang sendiri " ucap Brian seraya mematikan telpnya
Tidak lama kemudian dia mengirimkan Sharelok dimana Dion harus datang.
Dion sengaja mengeraskan volume hp nya agar Rangga mendengar juga pembicaraan Dion.
Dengan segera dia datang ke tempat itu. Rangga juga menyusul Dion namun dari jarak jauh agar mereka tidak curiga.
Setibanya di lokasi itu. tempat nya sangat gelap bahkan hanya ada lampu kecil dari dalam rumah. Dion segera masuk ke rumah tersebut.
Ahhhkk......tolong..lepaskan" ucap Arsya
di dobrak nya pintu kamar ruangan itu. Di lihatnya Arsya berusaha memberontak ketika Brian berusaha untuk menyentuh tubuhnya.
" akhirnya lho datang juga. ternyata ini gadis yang lho sukai cantik juga. " ucap Brian
" lepasin tangan kotor lho dari dia. " bentak Dion
" lho sebaiknya bawa Arsya kembali. Kondisinya nggak memungkinkan disini. " ucap Rangga