Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#13. Memainkan Rambut.
"Jangan bahas hal itu. Sebaiknya kamu makan, agar keadaanmu kembali pulih," sahut Choki.
Menurutnya tak tepat jika saat ini mereka membicarakan mengenai masa depan pernikahan mereka. Keadaan Annisa baginya lebih menghawatirkan dari itu, atau memang pemuda ini seketika berubah pikiran.
Choki ragu dengan perjanjian yang di buat olehnya sendiri.
Meskipun, Annisa berulang kali mengatakan padanya bahwa pernikahan keduanya adalah takdir dari Allah, tetapi gadis itu pun menyadari tak baik juga memaksakan seorang pria yang tak mencintainya untuk meneruskan hubungan.
Sebelum, mereka berdua berhubungan terlalu jauh, mungkin memang semuanya lebih baik di akhiri.
Tetapi, hari ini. Pemuda yang mendadak hadir dalam hidupnya dan menjadi suaminya ini, telah melihat sebagian dari aurat yang selama ini sangat Annisa jaga.
Sesuatu hal yang Choki anggap buruk rupa dan sengaja ingin Annisa sembunyi dari dunia, ternyata adalah sebuah keindahan paripurna.
Bahkan, jika di tanya maka pemuda ini takkan bisa mendeskripsikan kecantikan gadis di hadapannya yang notabene adalah istrinya sendiri.
Bukankah ini sebuah keberuntungan bagi Choki.
Annisa berpikir, apa yang pemuda di hadapannya ini katakan ada benarnya juga.
Dia harus lebih dulu memerhatikan kesehatannya. Lagipula, bukan sebuah dosa jika Choki melihat auratnya. Bahkan, juga menikmati tubuhnya. Hanya saja, Annisa belum bisa melakukan itu semua jika tak ada perasaan dan niat menerima dari Choki.
Satu hal lagi, Annisa belum tau benar bagaimana latar belakang pemuda ini yang sebenarnya.
Bukan ekonomi yang Annisa pikirkan tetapi justru kasta.
Nyatanya, gadis ini tak ingin kembali merasakan sakit hati dan kecewa seperti beberapa tahun yang lalu.
Ketika hubungan serta cintanya terhalang kasta dan juga status sosial.
"Terimakasih, bubur dan juga tehnya," ucap Annisa pelan.
Gadis itu mulai menyuap perlahan bubur hangat tersebut ke dalam mulutnya. Entah angin darimana, melihat keadaan rambut Annisa yang berantakan sehingga terkadang menjuntai ke depan. Choki, berinisiatif untuk berpindah duduk ke belakang Annisa dan meraih rambut itu untuk kemudian merapikan ikatannya.
Annisa terkesiap kaget ketika, Choki mengulurkan tangannya untuk merapikan rambut panjang hitam legam miliknya ini.
"Maaf ya. Kamu lanjut makan aja. Aku cuma mau merapihkan aja kok," ucap Choki.
Akan tetapi, ketika telapak tangannya merasakan betapa halus rambut milik Annisa. Seketika, Choki merasakan desiran hangat mengalir ke dalam darahnya.
Apalagi, ketika Choki mengangkat gelungan rambut itu sehingga menampakkan tengkuk leher Annisa yang begitu putih dan mulus.
"Le–lehernya jenjang sekali. Rambutnya juga wangi," batin Choki mengomentari apa yang ia lihat dan rasakan melalui indera penciumannya.
Setelah sadar, Choki pun menggelengkan kepalanya.
"Apa yang aku pikirkan," batinnya lagi.
Tanpa dia tau, bahwa gadis yang tengah ia pegang rambutnya ini sedang menahan napasnya.
Baru kali ini, ada pria asing yang memegang rambut panjangnya. Bahkan berjarak sangat dekat sekali dengannya. Hingga, Annisa dapat merasakan hembusan napas hangat dari Choki serta wangi maskulin khas pria dari pemuda itu.
Annisa mana bisa meneruskan kegiatan makannya. Jika Choki masih berada di belakang tubuhnya.
Jantung gadis ini berdebar sangat hebat. Hingga telinganya bahkan mampu mendengar suara dentuman yang berasal dari dalam dadanya ini. Hal itu membuat Annisa khawatir jika, Choki juga dapat mendengarnya.
"Huh, kenapa dia lama sekali sih!" gerutu Annisa dalam hati.
Choki tanpa sadar tengah asik memainkan rambut panjang Annisa dengan jemarinya.
"Su–sudah belum?" tanya Annisa gagap.
"Hah? Eh, iya," jawab Choki yang akhirnya sadar akan perbuatannya.
Pemuda itu pun gegas menggulung rambut Annisa ke atas. Hingga, pada akhirnya ia menyesal karena lagi-lagi harus menelan ludahnya sendiri.
Glek.
Jakun Choki naik turun.
Bukan hal baru baginya melihat penampakan tubuh indah dari wanita yang cantik. Karena selama ini Choki di kelilingi oleh para wanita yang menyukainya. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang secara terang-terangan menyerahkan tubuh mereka untuknya.
Akan tetapi nampak berbeda ketika ia berdekatan begini dengan gadis di hadapannya. Dimana selama ini Choki hanya dapat melihat kedua matanya saja.
"Sudah selesai. Choki pun turun dari tempat tidur.
Kini, dengan rambut yang rapih, penampilan Annisa pun terlihat lebih segar.
Gadis itu sama sekali tak berani untuk menoleh ke arah pemuda yang duduk di atas kursi dan ia tau kini Choki sedang menatapnya.
"Annisa sudah selesai," ucap gadis itu seraya meletakkan sendok ke dalam mangkuk yang telah kosong.
Choki berdiri dan menghampiri Annisa untuk mengambil kembali nampan dan mengembalikannya ke wastafel.
"Aku akan langsung mencucinya. Kamu jangan khawatirkan keadaan rumah. Biar aku yang selesaikan. Kamu, istirahat lagi aja," titah Choki pada Annisa.
Annisa hanya mengangguk tanpa melihat ke arah Choki.
Pemuda itu pun keluar kamar dan Annisa menarik napas lega setelahnya.
Annisa pun kembali merebahkan tubuhnya yang seakan tak bertenaga.
"An, obat apa yang biasanya kamu konsumsi. Aku ingin membelinya melalui aplikasi," ucap Choki dari balik pintu kamar gadis itu. Entah kenapa, dia juga agak sungkan kalau main masuk saja ke kamar Annisa.
Annisa pun menyebutkan jenis dan nama obat yang harus Choki pesan lewat aplikasi halo dokter.
Sambil menunggu obat datang, Choki kembali membereskan tempat tinggal mereka yang baru.
Sementara itu, terdapat seseorang yang memantau rumah kontrakan kecil minimalis itu dari kejauhan.
"Saya sudah menemukan mereka, Tuan."
...Bersambung...
Jazakillah khairan author
👍👍👍👍👍
ana uhibbuki fillah untuk perempuan