Kisah dari sebuah game horor akan menjadi nyata mengikuti kisah yang aku alami, ini di sebut "Greend-Eye Monster" dalam psikologi ini di sebut "gangguan mental"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35: End of Explore
Elmera terus melakukan pekerjaan nya hingga ia benar benar lelah, padahal belum satu minggu. Ia kali ini berjalan dengan bosan masuk ke dalam sana. "Haa... Setelah hari itu, aku belum bisa menemukan apapun untuk di eksplor, tempat yang seharusnya aku eksplor berikutnya adalah tempat yang ada di balik dinding mesin itu..." Pikirnya dengan kecewa. Lalu ia masuk ke tempatnya untuk mulai bekerja.
Seperti biasa, suara radio mulai muncul. "Selamat datang lagi, kuharap kau masih bersemangat dengan pekerjaan mu... Jangan khawatir, aku akan di sini menemanimu." Kata suara itu membuat Elmera terdiam bingung.
"Tidak biasa dia begitu, aku bahkan tidak bisa melihatnya dengan jelas..." Elmera menengadah menatap atas belakang nya yang seharusnya menjadi tempat atasan nya melihatnya, tapi karena gelap ia benar benar tak bisa melihat membuatnya menghela napas panjang dan kembali bekerja sambil berpikir. "Aku penasaran dengan seperti apa orang itu, kenapa paman tidak pernah menyebutkan nya, paman bilang dia pernah bertemu dan melihat wajahnya tapi kenapa atasan pabrik itu tidak mau menunjukan wajahnya pada karyawan seperti ku di sini?" Ia tampak kesal sambil terus bekerja hingga menghabiskan waktu sangat lama.
"Ha... Benar benar bosan... Aku bahkan bisa melihat banyak boneka yang cacat di sini...." Ia menghela napas panjang bosan. Tapi ketika ia menekan mesin untuk memunculkan boneka lagi, tiba tiba mesin itu macet dan tidak mau memunculkan boneka membuat Elmera terdiam bingung dan terus menekan nya.
Tapi kemudian suara dari radio muncul lagi. "Oh, sepertinya ada sesuatu yang mengganjalnya, ini bukan kali pertama, pergilah periksa di bagian belakang, kau juga akan melihat bagaimana boneka itu di buat di belakang sana..."
Seketika Elmera terkejut mendengarnya. "Dia benar benar membuatku ke sana?!" Ia tak akan basa basi dan segera menuju ke lorong dimana ada ruangan lain di sana. Dan ketika dia membukanya, siapa yang menyangka dia benar benar terdiam karena ada mesin berjalan yang begitu panjang sekali. Mesin itu memiliki jalur yang panjang membuat Elmera menelan ludah tapi ia mencoba untuk berjalan mencari ujung mesin berjalan itu untuk melihat. Hingga ia menemukan ujung mesin, di sana ada kursi dan beberapa boneka yang harus di susun.
Tapi anehnya, di sana tak ada orang karena seharusnya ada yang membuat, jika tak ada kursi pastinya tidak ada manusia, tapi itu ada kursi.
Elmera mencoba tidak memikirkan itu, lalu ia melihat di dekat tembok perbatasan ada mesin yang harus ia perbaiki, rupanya benar di sana ada banyak boneka yang masuk secara bersamaan membuat mesin nya macet.
Elmera harus mengambil itu satu persatu dan membuang nya ke bawah hingga jalurnya benar benar bersih, setelah itu ia menghela napas panjang. "Sepertinya cukup..." ia lalu berbalik akan ke pintu, tapi siapa yang menyangka, ia terkejut karena jalur mesin yang tadinya panjang, kenapa malah menjadi pendek bahkan pendek sekali membuat Elmera terdiam tak percaya. Dia sepeti telah di ilusi kan oleh sesuatu karena itu benar benar aneh. "Bukankah tadi jalurnya panjang?? Oh tidak, jangan jangan dia mengendalikan pikiran ku... Atau aku yang mulai gila? Apa ini alasan karyawan tidak akan betah di sini, dan kontrak adalah hal yang paling membantu..." Ia tampak cemas pada dirinya sendiri dan merasa sedikit pusing.
Elmera masih merasa pusing, tapi ia tidak mau berhenti. Ada sesuatu yang mengusiknya, sesuatu yang membuatnya ingin tahu lebih jauh. Ia menatap jalur mesin yang kini pendek itu dengan ragu, lalu berbalik, melangkah lebih jauh ke dalam pabrik.
"Aku tidak bisa berhenti di sini... Aku harus tahu lebih banyak..." pikirnya sambil berjalan pelan, menghindari suara langkah yang terlalu keras. Ia melirik ke arah kamera di sudut ruangan. "Mungkin dia masih mengawasiku... Tapi aku tidak akan membiarkan dia tahu kalau aku mengeksplor tempat ini."
Setiap langkahnya terasa berat. Tempat ini lebih luas dari yang ia duga, penuh dengan lorong-lorong sempit dan pipa-pipa besar yang berkelok di sepanjang langit-langit. Uap panas sesekali keluar dari celah pipa, mengisi udara dengan bau logam yang menyengat.
"Apa sebenarnya yang mereka sembunyikan di sini? Aku yakin tempat ini lebih dari sekadar pabrik boneka biasa."
Elmera terus melangkah, sampai matanya menangkap sesuatu—sebuah pipa besar yang terbuka sedikit di bagian bawahnya. Udara hangat keluar dari celahnya, dan di dalam, tampak jalur sempit yang mengarah ke suatu tempat yang lebih gelap.
"Apa ini? Kenapa ada pipa seperti ini di sini?"
Tiba-tiba, tanpa peringatan, suara gemuruh kecil terdengar di belakangnya. Sebelum sempat bereaksi, sesuatu seperti angin kuat menyedot tubuhnya dari belakang.
"A-Apa—?! Ahh!!"
Tubuhnya tertarik ke dalam pipa, terseret oleh tarikan yang begitu kuat. Ia mencoba berpegangan pada sisi pipa, tetapi licin. Napasnya tercekat, tubuhnya meluncur semakin dalam, menabrak beberapa bagian sempit hingga akhirnya.
BRAKK!!
Ia terjatuh keras di lantai besi yang dingin. Tangannya bergetar saat mencoba bangkit. Kepalanya masih berdenyut karena hentakan tadi.
"Sial... Apa yang baru saja terjadi?! Di mana aku? Aduh, sakit sekali...."
Ia mengangkat wajahnya dan langsung terdiam. Ruangan ini… bukan ruangan biasa. Itu semacam ruangan bawah tanah, tetapi yang paling mengejutkan adalah...
Penjara.
Ada begitu banyak sel besi di setiap sudut dinding. Bukan hanya di lantai, tapi juga di langit-langit dan jembatan besi yang menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Beberapa sel terbuka, beberapa tertutup, tapi semuanya kosong.
"Apa-apaan ini...?"
Elmera menelan ludah. Pencahayaan di sini sangat buruk, hanya ada lampu-lampu kecil yang berkedip di beberapa sudut. Bau besi tua bercampur debu memenuhi udara. Jantungnya berdetak lebih cepat.
Ia melangkah mundur perlahan, tapi sesuatu membuatnya berhenti. Dari salah satu sel di sudut ruangan, terdengar suara gesekan pelan, seolah sesuatu sedang bergerak di dalam kegelapan.
"Tidak... Jangan bilang ada... sesuatu di dalam sana..."
Elmera tidak berani bersuara. Ia hanya bisa menahan napas, menunggu, berharap apa pun yang ada di sana tidak menyadari kehadirannya.
Namun, suara itu semakin jelas.
Dan kemudian dua mata merah menyala di dalam kegelapan, memaksa Elmera untuk mundur dan keluar dari penjara tempat menampungnya tadi.
Elmera yang sudah keluar menatap ke sekitar, dan ketika ia sadar, ada sesuatu yang jatuh dari atas seperti kardus kotak. Ia menoleh ke atas dan terlihat cahaya besar yang terus memunculkan kotak-kotak kardus dalam jumlah banyak, secara perlahan jatuh ke bawah melewati jembatan besi tempat Elmera berdiri.
Ia juga melihat ke bawah. Tempat itu sangat tinggi sehingga permukaan bumi maupun langit tidak terlihat, membuat Elmera menelan ludah dan merasa aneh.
Tiba-tiba ada suara.
"Pst..."
Layaknya seseorang memanggil Elmera dengan pelan, membuatnya terkejut dan menoleh. Di salah satu sel besi, ada tangan kecil yang melambai-lambai. Elmera terkejut melihat itu. Detik berikutnya, wajah boneka muncul menatapnya dan berbicara dengan suara yang memantul.
"Hei, kemarilah, aku ingin berbicara denganmu...."
"Oh sial, dia hanya boneka...!!"
Elmera tampak ketakutan, tapi ia mencoba untuk berjalan mendekat.
"Apakah kau pekerja baru? Kau datang untuk mengungkap sesuatu?" tanya boneka itu. Suaranya seperti suara manusia, meskipun tubuh bonekanya cacat.
Elmera mengangguk cepat.
"Kalau begitu, aku akan menceritakan semuanya. Aku harap kau bisa membantu kami..." tatap boneka itu.
Tapi Elmera terpaku dengan kalimat itu.
"Kami?"
Kata itu membuatnya menoleh ke arah lain dan menatap sel-sel penjara yang lain. Begitu mengejutkannya, karena ada boneka lain yang bergerak dan menatap ke arahnya. Sebagian dari mereka memiliki mata merah dan menatap Elmera dengan tatapan penuh harap—bahkan ada yang penuh kebencian, seolah mereka adalah manusia yang terjebak.
"Kau sudah melihatnya? Kau ingin tahu siapa kami? Kami adalah karyawan sebelumnya yang terjebak di sini. Kami dijebak oleh atasan aneh itu. Awalnya, kami bekerja biasa saja, tapi setelah dua bulan, tubuh kami mengalami perubahan yang luar biasa, sehingga kami menjadi boneka seperti ini...."
"Kau tidak bercanda, kan?" Elmera menatap ketakutan sekaligus merasa ngeri.
"Aku tidak berbohong. Dan tak lama lagi, kau juga akan begitu...."
"Lalu kenapa sebagian dari kalian membunuh manusia ketika kalian dikirimkan ke tangan orang lain!?" Elmera mendadak memojokkannya dan mendorong sel besi itu, seolah memprovokasi boneka tersebut.
Tapi ada suara boneka lain di sel sebelah dengan suara berat.
"Itu karena kami tak ingin menderita sendirian.... Kami berharap bisa menjadi boneka sempurna dan dikirimkan kepada orang lain, sehingga kami bisa membalaskan dendam sebagai seorang boneka...."
Elmera terdiam mendengar itu. Dia lalu menatap kesal.
"Pantas saja kalian terjebak sampai saat ini! Kenapa malah menambah penderitaan orang lain!? Aku pasti akan membunuh kalian semua! Ini sama saja, kalian menjadi boneka hanya untuk dijadikan pembunuh...!!"
Teriak Elmera, tapi mereka hanya terdiam karena mereka memang sudah putus asa.
Lalu Elmera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Axe, yang langsung mengangkatnya.
"Axe, kemarilah, bantu aku! Tak perlu menunggu apapun, aku sudah mendapatkan banyak bukti tidak masuk akal di sini..." kata Elmera, lalu menutup ponselnya dan kembali menatap boneka itu.
"Lihat saja, kalian akan mati di sini...." tatapnya.
Tapi boneka itu kesal dan langsung memanjat sel. "Kenapa kau jadi begitu pada kami!? Kami hanya sedang putus asa!! Kami tak mau rugi sendiri, dan kami tidak bisa pulang!! Kami akan abadi tersiksa di sini dan menjadi boneka selamanya! Kenapa kau malah tidak membantu!!"
"Aku akan membantu kalian jika kalian tidak berpikir untuk rugi sendiri! Jangan bawa-bawa orang lain! Ingat lah sudah berapa orang kalian bunuh!!"
Boneka itu menjadi kesal.
"Kau akan menjadi sama seperti kami! Tak lama lagi!!" teriaknya.
Tiba-tiba, sesuatu dari belakang Elmera membuatnya menoleh, tapi ia terlambat waspada.
"Akh!!"
Seseorang mendorongnya hingga punggung dan kepalanya terbentur sel besi.
Elmera ternyata dicekik oleh seseorang sekarang—seorang pria yang menatapnya penuh kekejaman.
"Sepertinya benar apa kata mereka. Kau akan menjadi salah satunya...."
Elmera mengenali suara itu. Rupanya, suara ini berasal dari atasan yang melakukan pemberitahuan lewat radio. Dia terus mencekik Elmera.
"Akh!!" Elmera tidak bisa bergerak.
Tapi beberapa boneka membelanya. "Lepaskan dia!! Lepaskan kami!! Kenapa kau menjebak kami!!!" Mereka berteriak, mencoba memberontak dari sel besi.
Pria itu menatap mereka satu per satu dengan mata tajamnya. Wajahnya sangat dewasa, dan tubuhnya hampir sama seperti Axe.
"Diam!!" Ia berteriak sangat keras dan masih mencekik Elmera. Lalu, ia menambahkan,
"Aku suka memerintahkan orang untuk membunuh. Tapi aku selalu kecewa karena mereka bisa terdeteksi dengan mudah oleh hukum. Jadi aku menciptakan boneka dengan jiwa manusia yang memiliki dendam besar. Mereka bisa membunuh tanpa ketahuan. Orang hanya akan menganggapnya sebagai hal gila jika kita menceritakan yang sesungguhnya...."
Tatapnya pada Elmera, yang kini mulai melemah karena cekikannya.
"Sial, dia sangat kejam...!"