Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Paket Dari Orang Miaterius
Malam itu sesudah dagangannya habis, ia tidak langsung pulang. Banyak hal yang Lilis pendam dalam hatinya. Lilis memilih menepikan gerobak nya di taman kota. Pukul sembilan malam suasana taman kota sudah sepi, hanya beberapa pasangan muda mudi sedang pacaran dan itupun posisinya pada berjauhan.
"Anjir chipokan?" ucap Lilis kala melihat pasangan kekasih sedang saling lumat di dekat pohon sebelah sana.
Karena kesal Lilis mendorong gerobaknya sedikit menjauh dari tempat semula. Namun belum juga Lilis menepikan gerobaknya, ia malah mendengar suara desahan dari balik semak-semak.
"Itu apaan ya?" gumam Lilis.
Lilis mendekati semak-semak itu, mendengarkan dengan seksama aktifitas di dalam sana yang terjadi.
"Bang Malihhhhh ahhhhh, mantapssss burungnya gede banget, Kokom suka" erang wanita itu.
"Yasalam sedang cocok tanam rupanya! Hehehe tapi seru lah, mumpung aku lagi galau mening dengerin" gumam Lilis.
Di seberang sana seorang pria berbadan tegap dan memakai jas hitam sedang memperhatikan Lilis.
"Sedang apa dia di situ?" gumamnya.
Pria itu pun masih diam memantau Lilis.
"Kom, jangan remas punya abang sayang! Omaga,,, Kom lubangnya nagih banget...Ahhhhhh enak, kom goyang terus kom!" Pria yang ada di semak-semak itu sembari meracau.
"Gituan di alam terbuka emang seru x ya, plus ada sensasi di gigit semut dan duri ilalang ngegesrek ke kulit bikin tambah melayang" kekeh Lilis.
Karena takut ketahuan, akhirnya Lilis pergi dari sana sembari mendorong gerobaknya.
Karena penasaran, pria yang mengawasi Lilis itu berjalan ke arah semak-semak. Namun seketika ia tertegun mendengar suara-suara laknat dari dalam sana.
"Nung*ing Kom, Abang tembak dari belakang" suara pria itu lagi yang tadi di dengar Lilis.
"Tembak pake rudal Abang yang perkasa.. Ya Ahhhhhhh... Abang dalam banget bang...Ahhhhhhhhh" balas sang wanitanya.
"Gila!!! Sejak kapan Lilis suka dengar yang begitu. Saya tinggal belum lama, ternyata ada yang berubah. Maafkan saya Lis, bukan maksud saya mau menghindar dari kamu namun saya punya alasan lain" ucap pria itu lalu berjalan ke arah mobilnya.
Pasangan mesum itu adalah pemulung yang sering mengambil botol minuman di pinggir jalan, keluar dari semak-semak sembari membetulkan celana yang sudah koyak di beberapa tempat itu.
"Kom besok main lagi ya, Abang nanti kasih 20 ribu" ucap pria pemulung itu.
"Iya Bang, enak banget punya Abang" balas wanita itu.
Mereka lalu berpisah sembari membawa karung yang berisi botol plastik di punggungnya....
...
Lilis berjalan menyusuri jalan sembari mendorong gerobaknya yang sudah kosong. Tatapan mengerikan dari para hantu di jalan tak membuat Lilis terganggu.
"Tolong!!!" ucap suara parau di atas kepala Lilis.
Kuntilanak dengan wajah busuk yang sangat menyeramkan bahkan kepalanya nyaris putus melayang-layang di atas kepala Lilis.
"Hrrrrhhhhhhhhhbb... Tolong aku!" ucapnya lagi.
"Pergi jangan ganggu!!!" gertak Lilis.
"Tolong!!!!! Hanya kamu yang bisa menolongku" balas kuntilanak itu.
Kini sosoknya sudah berdiri tepat di hadapan Lilis.
"Astagfirullah" Lilis benar-benar terkejut sampai mengelus dadanya.
"Tolong saya!" ucap sosok itu lagi.
Bisa di lihat darah hitam pekat mengucur dari lehernya yang terluka.
"Maaf gue bukan polisi" tolak Lilis.
Mendengar penolakan Lilis, sosok itu langsung menghilang.
"Huuuhhh akhirnya menghilang juga!" gumam Lilis.
Ia kembali mendorong gerobaknya namun seratus langkah dari sana, ia kembali mendapati hantu itu sudah berdiri di hadapannya.
"Tolong saya" ucapnya dengan suara parau.
"Jangan ikutin gue, kunti" bentak Lilis.
"Gak bisa!! Hikhikhik" sosok itu tiba-tiba menangis.
"Yey malah nangis!" kesal Lilis.
"Cuma kamu yang bisa menolong saya" ucapnya.
"Yaudah, gue harus nolong gimana?" Percuma Lilis usir kunti di hadapannya toh makhluk seperti itu akan tetap mengikuti sampai keinginannya terpenuhi.
Kini Lilis berjalan sembari mendorong gerobaknya di ikuti oleh kuntilanak di sampingnya melayang.
"Namaku Mayang, aku mati di bunuh suami dan selingkuhannya dua tahun yang lalu..Hikhikhik" kuntilanak yang bernama Mayang itu bercerita sembari menangis.
Lilis melihat jam di tangannya waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, Bahar pasti khawatir.
"Besok aja ceritanya, Bapak pasti cariin!" ucap Lilis pada sosok itu.
"Tapi janji ya bakal bantuin saya?" tanyanya.
"Iya Mbak Mayang, aku janji! Besok aku libur kuliah" balas Lilis.
"Terimakasih, saya tunggu di got ini" ucap Mayang.
Lilis pun pulang dengan lancar sampai ke kontrakannya. Disana Bahar menunggu Lilis dengan cemas.
"Neng kenapa baru pulang? Ya Allah, Neng, Bapak khawatir" ucap Bahar.
"Maaf Pak, Lilis buat Bapak khawatir" balasnya.
"Sudah masuk rumah, mandi, makan! Bapak sudah masak opor ayam, habis itu solat, langsung tidur" perintah Bahar.
"Siap bos!" balas Lilis lalu masuk kedalam rumah.
Sesudah membereskan peralatan bakso, Bahar masuk kedalam lalu membawa sesuatu ke hadapan Lilis yang sedang makan.
"Apa ini, Pak?" tanya Lilis.
"Bapak juga gak tahu, ada seseorang yang nganterin paket ini dan suruh di berikan ke kamu Lis, pas Bapak tanyakan namanya pria itu hanya bilang teman kamu" papar Bara.
Sesudah selesai makan, Lilis buru-buru cuci tangan dan mengambil gunting. Rasa penasaran menyeruak dengan paket di hadapannya.
"Lis, Bapak takut itu b*m" ucap Bahar takut-takut.
"Jangan nakutin Pak!" balas Lilis.
Lilis lalu membuka bungkusan hitam itu dan di dalamnya ada kardus dengan tulisan sebuah merk elektronik ternama.
Lilis membuka kardus itu dan alangkah terkejutnya ia melihat sebuah laptop baru dengan logo apel tergigit di belakangnya.
"Pak ini Laptop!" ucap Lilis.
"Iya Lis itu laptop, bukan radio" seloroh Bahar.
"Pak Lilis gak beli laptop kok, salah orang mungkin mana mahal begini" heran Lilis.
"Salah gimana sih, jelas-jelas ini alamat kontrakan kita dan nama si penerima itu kamu gak mungkin salah" ucap Bahar.
"Tapi bener Pak, aku gak pesen paket laptop" Lilis masih enggan menerima paket laptop itu.
"Sudah lah Lis anggap saja itu rejeki dari Allah" balas Bahar lalu pergi masuk kedalam kamarnya.
"Aneh sih, tapi yaudah deh!! Makasih banget pokoknya sama kamu siapapun itu" ucap Lilis lalu membawa laptopnya masuk kedalam kamar.
Seseorang memperhatikan kontrakan Lilis dari seberang jalan, ia tampak tersenyum.
"Hihihihi" tiba-tiba terdengar suara kuntilanak terdengar. Pria itu menajamkan pendengarannya dan benar saja dua hantu sudah duduk di jok belakang mobilnya.
"Hihihi... Gantengku ternyata! Kenapa gak masuk ke kontrakan Lilis sih?" tanya Mbak Sri.
Pria itu hanya diam tak merespon.
"Ganteng, kangen burungmu ikh" ucap Mbak Nik terus menggoda sosok pria di hadapannya.
"Hihihi... Dia pura-pura gak lihat kita" ucap Mbak Sri.
"Diam!! Keluar sana" usir pria itu.
"Tuh kan bener!! Mas gak kangen sama kita berdua? Jangan pura-pura gak kenal sama Lilis Mas, kamu tahu gak Lilis galau melulu" ungkap Mbak Nik.
"Saya punya alasan tersendiri" balas pria itu.
"Terserah deh, tapi asal kamu tahu ya dokter yang waktu itu semakin dekat sama Lilis. Jangan sampai menyesal" ungkap Mbak Sri lalu kedua hantu itu menghilang menyisakan kepulan asap hitam.
"Saya tidak rela jika kamu dekat dengan pria manapun Lis, kamu itu milik saya" ucap pria itu lalu pergi dari depan kontrakan Lilis dengan perasaan kesal.
semangat k