Erik, bos besar yang mempunya kekuasaan dan kekuatan. bertemu dengan seorang gadis muda berusia 19 tahun.
Alessia Carolin, gadis muda berusia 19 tahun. dia adalah gadis yang sangat luar biasa, tak sengaja bertemu dengan seorang pria berusia 30 tahun bernama Erik Regan. seorang pengusaha yang begitu kejam bahkan bisa dibilang bos mafia yang menguasai begitu banyak bisnis.
Sebuah pernikahan terpaksa karena hutang budi, akankah pertemuan dua orang itu mendapatkan sebuah jalinan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUAYA BERUMUR
"Cih kenapa aku harus menjadi istrimu." Caroline terus memberontak.
"Kamu itu sudah menandatangani surat perjanjian nikah, bukan? Jadi sekarang kamu itu istriku." jawab Erik.
"Bagaimana aku menjadi istrimu, kamu menikahiku secara paksa, lagi pula surat nikahnya belum dapat dan semua berkas-berkas belum masuk ke catatan sipil kan? kalau begitu aku ini adalah gadis bebas yang tidak boleh dipaksa." ujarnya. dengan kasar Caroline menghempaskan tangan Erik berulang kali.
Pria itu hanya diam tanpa mengatakan apapun. "Kamu dengar sendiri kan Kelvin, istriku ini ternyata orangnya tidak sabaran, segera kamu daftarkan pernikahan kami setelah itu aku akan menggendongnya ke catatan sipil." pinta Erik sembari memainkan salah satu alisnya. tantangan itu langsung di iyakan oleh Erik.
"Dasar buaya darat berumur, tidak bisa begitu dong! masa kamu datang-datang langsung memaksaku menikah sih! itu namanya pemaksaan, aku ini gadis di bawah umur loh tidak boleh diperlakukan seperti itu, Kamu mau aku laporkan ke polisi." ujar Caroline kembali.
Usianya sudah 19 tahun, namun dia masih berani bilang di bawah umur. Ingin membohongi Erik namun pria yang ada di depannya itu bukanlah pria sembarangan, jadi Caroline harus bersiap-siap.
Erik tersenyum mendengar perkataan yang diucapkan oleh gadis yang ada di sampingnya. Dia sedikit tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. "Gadis berusia 19 tahun tapi masih mengaku di bawah umur, Apa kamu mau aku tuntut atas pembohongan?"
Erik terlihat memakai pakaian bermerek dari ujung badan sampai kaki semuanya nampak terlihat mahal.
Beberapa kata yang diucapkan Erik membuat Caroline terdiam.
Kalau pria ini sih kelihatannya supermodel, lihatlah dari ujung kepala sampai ujung kaki pakaiannya benar-benar berharga mahal. aku sih kalau membeli pakaian seperti ini bisa-bisa kiamat duniaku.
"Kelihatannya kamu memikirkan sesuatu?" tanya Erik yang melihat Caroline dari tadi diam.
"Ini pria benar-benar bisa membaca pikiranku? apa ini pria seorang dukun? penyihir atau dia tukang hipnotis?"
"Kamu ini sedang memikirkan apa? kenapa kelihatannya otakmu itu rumit banget?"
"Kamu kira aku ini apaan, walaupun aku masih muda otakku ini tidak rumit seperti yang kau katakan."
Caroline menatap kaca mobil, dia melihat lalu lalang jalanan, entah ke mana dia akan di bawah. Namun yang jelas dia hanya bisa terdiam.
Oh my god, aku pasti tidak akan mempunyai umur panjang.
Oh no, aku akan dibawa kemana ini?
Dalam diam Erik nampak terus tersenyum melirik Caroline yang dari tadi menatap di sekitar jalanan.
Ketika kamu masuk ke duniaku maka kamu tidak akan bisa lepas dariku.
45 menit kemudian di sebuah tempat yang begitu asing bagi Caroline.. mobil itu memasuki pekarangan yang sungguh luas luar biasa, di sana sudah berjajar para pekerja rumah besar itu. Erik keluar terlebih dahulu dari dalam mobil, dia membukakan pintu mobil untuk Caroline.
"Keluarlah."
Dengan begitu enggan sekaligus dengan marah Caroline keluar dari dalam mobil. saat dia menapakkan kakinya di tanah, kedua bola matanya menatap sebuah tempat yang begitu besar.
Ini rumah siapa?
"Kenapa kamu diam saja? ayo." salah satu tangan Erik terulur. Dia menarik tangan Caroline dan membawanya masuk ke rumah itu.
Rumah super megah, rumah besar yang memiliki begitu banyak pekerja. Saat memasuki tempat besar itu para pelayan membungkukkan tubuhnya, memberi hormat pada pria yang masuk ke rumah itu.
"Selamat datang, tuan."
para pelayan memberi hormat kepada majikan mereka, Caroline menatap para pekerja yang membungkukkan tubuhnya.
Widi, pakai acara beginian. Pria ini siapa sih?
Langkah kaki Caroline terus masuk ke dalam rumah besar nan megah, tangannya digenggam erat oleh Erik yang membuatnya tidak bisa berbuat apapun.
"Kelvin, kumpulkan semua pekerja." perintah Erik.
"Baik, Tuan.
Kelvin segera mengumpulkan seluruh pekerja yang ada di rumah besar itu, dalam hitungan detik mereka langsung berlarian di ruang tengah. para pekerja berkumpul menjadi satu, dari mulai pelayan, kepala pelayan, tukang koki bagian keamanan dan lain sebagainya berkumpul menjadi satu.
"Silahkan, tuan."
Kelvin sedikit mundur untuk memberi ruang kepada bosnya.
"Dengarkan aku baik-baik, hari ini aku membawa istriku pulang ke rumah. Namanya adalah Alessia Caroline, dia adalah nyonya besar di rumah ini mulai sekarang. Hormati dia seperti kalian menghormati ku, jika sampai kalian melakukan kesalahan sedikit saja.. maka kalian tahu sendiri kan bagaimana hukumannya?" suara bariton itu memberikan peringatan kepada orang-orang yang ada di rumahnya.
Perintahnya adalah yang utama, peraturan di rumah itu tidak boleh dilanggar oleh siapapun kecuali pemilik rumah.
"Yaelah..., datang-datang sudah diperkenalkan sebagai Nyonya rumah. Aduh, bagaimana nasibku ini." dalam hati Caroline terus meratapi kehidupannya. Baru tadi dia melarikan diri sekarang sorenya dia malah menjadi istri dari pria asing.
Selamat datang nyonya besar seru serempak para pekerja di rumah itu iya iya jawab Caroline sembari menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Waduh.. kalau di rumah sebesar ini bagaimana cara melarikan dirinya ya? apalagi pagar depan aja tingginya segitu, 10 kali lebih tinggi dari badanku, melarikan diri pakai tangga kira-kira bisa nggak ya?"
Belum masuk lebih dalam ke rumah kelihatannya Caroline sudah memikirkan cara untuk melarikan diri dari tempat itu. Entah dia bisa melarikan diri atau cuma angan-angan semata saja.
"Ayo ikut aku." Erik terus menggenggam tangan Caroline.
Dia mengajaknya masuk ke lift untuk naik ke lantai atas, entah lantai atas lantai nomor berapa karena Caroline tadi sempat melihat hanya dua lantai. Entah berapa lantai karena dia tidak melihat lebih jelas.
"Kita mau ke mana?"
"Tentu saja aku akan memperlihatkan padamu rumah ini, aku akan memperlihatkan kamar baru."
Mendengar jawaban seperti itu Caroline langsung menarik tangannya yang digenggam oleh Erik dari tadi.
"Waduh, kamar? kamar apaan?" Caroline bingung.
"Heh... tentu kamarmu, memangnya kamar apa lagi?"
"Tapi aku belum siap!" jawab keras Caroline saat mendengar perkataan Erik.
"Hem... apa kamu berfikir yang aneh-aneh? jangan-jangan kamu berfikiran mesum?"
Dengan sengaja Erik menggoda Caroline, dia menunjukkan senyumnya yang penuh godaan.
BUGG..
Satu tendangan mendarat dengan cantik di tubuh Erik, tendangan cukup keras yang tidak sempat di halau olehnya.
"Auhh.., kejam banget isteriku."
Rintih manja Erik sembari mengelus dadanya yang sudah di tendang oleh Caroline.
"Dasar gila."
Dan alhasil Caroline langsung berjalan memasuki sebuah kamar yang entah itu milik siapa.
Dia memang akan menjadi seorang isteri yang luar biasa.
Ceklek..
Pintu kamar yang di masuki Caroline kembali di buka. "Ini kamar siapa?"
Erik ingin tertawa saat Caroline keluar kembali dari kamarnya. "Iya, sayang?"
"Ini kamar siapa?"
"Itu kamar kosong."
"Lalu, di mana kamarku?"
"Ikutlah."
Sebuah kamar di tunjukkan oleh Erik, kamar mewah luar biasa yang dia tunjukkan.
"Terima kasih."
BRAKK!!
dengan tanpa malu Caroline masuk ke dalam kamar itu. Hal itu membuat Erik terkejut dengan luar biasa.
**Bersambung**
mohon dukungan untuk novel baruku ya kak 😊👍👍👍❤️❤️❤️ terima kasih ❤️