Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Di mansion,
Maudy terlihat santai dengan laptop, ponsel dan camilan di hadapannya.
Takut?
Tidak sama sekali, karena dia tau Suami dan yang lainnya sudah memastikan semuanya dengan baik.
Meskipun begitu ia tetap selalu waspada dan melihat cctv sekitar mansion.
Huh.
"Aku yakin kamu bisa Amanda, aku tau kamu kuat dan bisa menjaga dirimu sendiri"
"Nak, doakan Kakakmu selalu baik-baik saja ya"
Maudy mengusap lembut perut buncitnya, yang dapat balasan dengan tendangan kecil dari si Baby.
Hingga,
Mata Maudy melotot siapa yang sedang mengetuk pintu kamar tamu yang di khususkan untuk dirinya.
"Kepala pelayan, apa dia pengkhianat nya? Kenapa dia waspada dan terlihat mencurigakan" gumam Maudy melihat cctv.
Dia pun mengambil laptop nya dan terus memperhatikan gerak-gerik kepala pelayan dengan seksama.
Dan,
"Damn, dia pengkhianatnya ternyata" gumam Maudy saat melihat ada senjata tajam dan juga earphone di balik telinga yang terhalang oleh sedikit rambut nya.
Maudy tersenyum kecil,
Dia mengambil ponsel dan melakukan hal yang sudah lama ia tidak lakukan.
Tring
Hahahaha.
Tawa Maudy pecah saat melihat kepala pelayan kesakitan karena suara dengungan di telinga nya.
"Ternyata jiwa jahil ku masih bisa di pake"
"Awas saja kau Nenek tua, kau akan jadi uji coba kejahilan ku"
Lalu dengan gerakan lincah tangan Maudy, dia pun mempermainkan kepala pelayan lewat ponsel milik nya yang ada di tangannya.
"Ternyata benar, dia adalah dalang kekacauan di rumah selama beberapa hari ini"
Maudy juga memberikan bukti itu pada kedua Abang nya dan sang Suami.
Hingga,
Maudy pun mengirim pesan pada orang kepercayaan sang Ayah, yang hanya dia saja yang tau siapa orang itu.
"Kau akan habis di tangan orang nya Ayah Alaska, Nenek"
Tring.
Drrtt.
"Halo Ayahh"
"Kamu baik-baik saja di Rumah sayang? Ayah dan Bunda sudah di Bandara, sebentar lagi sampai rumah"
"Jangan pernah keluar dari sana, masalah kepala pelayan biarkan Ayah dan orang Ayah yang mengurusnya"
"Baik Ayah, kalian juga hati-hati"
"Karena aku takut bukan hanya Bibi saja yang ada di belakang semua ini"
Tut.
Huh.
Maudy menghela nafas lega, dia merebahkan tubuh nya dengan lega saat mendengar sang Ayah yang sudah akan kesana.
*
Sedangkan di luar kamar,
Bibi sedang gelisah, karena ia tak bisa membuka pintu kamar Maudy.
"Sial, kemana lagi aku mencari kunci kamar ini" gumam nya.
Hingga,
"Ini yang kau cari kan, Bi?" ucap seseorang dari belakang.
Deg
Jantung sang Bibi berdetak dengan kencang, dia tau suara siapa itu.
Dengan keberanian yang banyak, dia membalikan tubuh nya.
"Ronal"
"Ya, ini aku Bi. Ronal, garda terdepan Keluarga Alaska"
Plak.
"Wanita tak tau diri, kau di angkat hingga bisa begini oleh Nyonya Alaska dari lumpur hina. Ternyata kau juga pengkhianat nya, tak tau malu"
"Harus nya dari awal aku lenyapkan saja dirimu, tapi permohonan Nyonya tak bisa aku patahkan"
Ronal sangat murka melihat wanita yang sudah di tolong nya berani berbuat seperti hal ini.
"Maafkan Bibi Ronal, Bibi terpaksa" ucap Bibi menundukan kepalanya.
"Kau bukan terpaksa, kau sengaja karena kau ingin menyingkirkan Nona Maudy. Kau ingin Putri sialan mu itu masuk kesini dan menikah dengan salah satu dari Tuan muda"
"Kau ternyata sama saja seperti binatang yang tak tau diri"
"Kau menggigit orang yang sudah menolong serta memberikan kehidupan yang layak"
.
.
.