Karina Fransiska Arnold tidak pernah menyangka jika dirinya akan dijadikan kambing hitam atas meninggalnya Gloria calon tunangan adik iparnya oleh wanita yang dicintai suaminya. Masyarakat berlomba-lomba mengutuknya dan menghujaninya dengan kalimat-kalimat umpatan dan sumpah serapan. Hingga membuat hidup Karina tidak tenang. Ia meninggalkan kota kelahiran ibunya dan kembali menjadi wanita yang paling dihormati di negaranya.
Kepergian Karina membuat hidup Ocean Dirgantara Gultom berubah 160 derajat.
10 tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dalam keadaan tak terduga. Namun, kebencian dari putra-putrinya merupakan penyesalan terbesar kedua yang ia rasakan setelah kehilangan wanita yang selama ini menjadi istrinya.
"Mungkin caraku salah dalam melindungi mu. Tapi, aku sadar menyesal pun tak ada gunanya." Ocean Dirgantara Gultom
"Sejauh apa pun aku bersembunyi. Tapi, takdir justru selalu memihak pada mu." Karina Fransiska Arnold
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Disisi lain
Josephine panik sekembalinya dari luar saat tidak menemukan keberadaan anak-anak kembar Karina. Ia hanya meninggalkan mereka beberapa menit bersama seorang maid. Namun, sekembalinya dari luar. Ia tidak melihat keberadaan mereka lagi.
Josephine malah menemukan maid kediamannya tewas mengenaskan dengan luka tembakan di dahinya.
Dengan perasaan panik. Josephine langsung menghubungi Karina dan mengabari mengenai peristiwa itu.
[Bagaimana, Jos? apa kau sudah menemukan keberadaan anak-anak ku?] tanya Karina dengan suara bergetar dari seberang sana.
"Aku sudah membuat laporan ke polisi. Namun, mereka meminta kita harus menunggu 1 x 24 jam. Jika 1 x 24 jam anak-anak mu tidak di kembali. Maka polisi akan mencari keberadaan mereka." jawab Josephine dengan perasaan bersalah. Andaikan ia tidak meninggalkan anak-anak Karina di rumah bersama seorang maid. Mungkin kejadian itu tidak akan terjadi.
"Maafkan aku, Rin. Aku sudah lalai menjaga anak-anak mu." lirih Josephine terisak pelan.
[Aku yakin anak-anak ku dalam keadaan baik-baik saja. Aku akan segera menemukan keberadaan mereka.] ujar Karina mengakhiri panggilannya.
"Jangan coba-coba bermain-main dengan ku! Karena aku tidak akan mentolerir apapun!" gumam Karina dengan aura membunuh yang cukup kental.
Setibanya di bandara Karina langsung turun dari atas mobil dan mengucapkan terima kasih kepada karyawan Gultom group yang sudah bersedia mengantarnya.
Tak beberapa lama Ocean juga tiba di bandara dan langsung menghadang mobil yang dikendarai karyawannya.
"Dimana wanita yang tadi kau antar?" tanya Ocean dengan wajah cemas.
"Nona Karina sudah masuk ke dalam bandara, Tuan." jawab karyawannya dengan wajah panik juga melihat kedatangan atasannya. Ia panik kalau Ocean akan memarahinya karena menggunakan kendaraan perusahaan tanpa ijin terlebih dahulu.
Alih-alih marah, Ocean malah berlari masuk ke dalam bandara. Ocean mencari-cari keberadaan Karina di ruangan tunggu keberangkatan dari pulau P menuju Jakarta.
Dari kejauhan Ocean melihat Karina sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya dengan wajah panik.
Saat Ocean melangkah semakin dekat dengannya. Ia semakin jelas mendengar obrolan Karina dengan orang yang ia hubungi.
"Tolong lacak keberadaan anak-anak ku dari GPS ponsel yang sering mereka gunakan."
[Come on, Karina! mengapa kau bisa lalai menjaga anak-anak mu. Mereka merupakan anak-anak genius yang memiliki IQ diatas rata-rata. Jika ada orang luar yang mengetahui kehebatan mereka. Bisa saja mereka diperalat menjadi budak mereka.]
"Aku meninggalkan mereka bersama Josephine untuk menyelesaikan beberapa urusan di luar kota. Namun, aku tidak menyangka kalau mereka akan menghilang dari pantauan Josephine." terang Karina dengan suara bergetar.
"Dave! Aku mohon temukan anak-anak ku secepatnya. Aku takut kehilangan mereka." tambah Karina dengan wajah frustasi.
[Tenanglah. Aku pasti akan menemukan keberadaan mereka secepatnya. Aku juga menyayangi anak-anak mu, Karina.] sahut Dave dengan suara lembut. Dave merupakan salah satu agen pemerintah yang sering bekerja dibalik layar. Siapapun tidak boleh melihat wajah aslinya. Karena syarat itu merupakan salah satu bagian SOP yang harus Dave penuhi.
Karina juga belum pernah melihat wajah Dave yang asli. Karena setiap kali mereka bertemu. Dave akan menggunakan silikon wajah untuk menutupi wajah aslinya.
"Terima kasih, Dave." kata Karina mengakhiri obrolan mereka.
Tiba-tiba pergelangan tangan Karina dicengkeram kuat oleh seseorang dari arah samping. Orang itu adalah Ocean yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka.
"Apa kau kehilangan anak-anak ku?" tanya Ocean dengan wajah cemas.
Karina dengan cepat menepis tangan Ocean dengan kasar.
"Maaf! apa saya mengenal Anda, Tuan?" kelakar Karina saat melihat banyak pasangan mata yang menatap sinis kearah mereka.
"Karina! Berhenti bersandiwara! aku sedang berbicara serius!" bentak Ocean yang tidak sabaran mendengar penjelasan Karina secara langsung.
Karina langsung menarik tangan Ocean agar menjauh dari orang-orang. Ia tidak mau orang-orang merasa terganggu dengan suara keributan yang dibuat Ocean.
Setelah menjauh dari kerumunan, Karina menghempaskan tangan Ocean dengan kasar.
"Berhenti bertingkah seakan-akan kau peduli dengan kehidupan ku! aku sudah tidak memiliki keturunan lagi dengan mu! Anak ku yang sekarang merupakan anak-anak ku dari suamiku sekarang! Jangan besar kepala dengan dugaan-dugaan yang ada di pikiran mu!" sarkas Karina dengan menggebu-gebu.
Ocean merasa darahnya mendidih mendengar perkataan Karina.
"Aku akan mengungkapkan semua fakta yang kau sembunyikan selama ini. Selagi anak-anak ku masih ada di negara ini. Aku bisa saja menuntut mu ke pengadilan atas hak asuh anak-anak ku! Aku pastinya akan memenangkan gugatan itu dengan uang dan kekuasaan ku! Setelah itu aku akan menjauhkan anak-anak ku dari mu!"
"Aku tahu kau tidak menggugurkan kandungan mu sepuluh tahun lalu, Karina. Aku sudah menyelidikinya sepuluh tahun lalu! jangan macam-macam dengan ku! karena di negera ini kau tidak memiliki kekuasaan meskipun kau merupakan putri tunggal Gavin Menzies!" lanjut Ocean dengan penuh penekanan.
Deg
Deg
Deg
Karina terkejut mendengar penuturan Ocean. Ia tidak percaya kalau pria itu sudah menyelidiki semuanya.
"Mereka anak-anak ku! Bukan anak-anak mu Ocean Dirgantara Gultom!" teriak Karina dengan wajah marah.
"Aku yang melahirkan mereka! Aku yang berjuang sendiri membesarkan mereka! Aku yang menahan kantuk saat mereka merengek meminta susu tengah malam. Aku yang khawatir saat melihat mereka sakit. Kau tidak memiliki hak mengklaim anak-anak ku sebagai anak-anakmu bajingan!"
Karina menatap Ocean dengan emosi yang menggebu-gebu.
ini yg paling sulit kupahami jalan critanya