Srikandi, gadis cantik yang selalu digilai oleh setiap laki laki yang mengenalnya. karena selain cantik dan berasal dari keluarga kaya, Srikandi juga baik hati.
Srikandi memiliki seorang kekasih bernama Arjun, tetapi tanpa sepengetahuan Srikandi ternyata Arjun hanya menganggap dirinya sebagai piala yang dia menangkan dari hasil taruhan saja. Arjun tidak pernah mencintai Srikandi yang dia anggap sebagai gadis manja, yang hanya bisa mengandalkan harta orang tua.
Padahal tanpa sepengetahuan Arjun, Srikandi juga memiliki sebuah bisnis tersembunyi, yang hanya ayahnya saja yang tahu.
Saat Srikandi tahu kebusukan Arjun, Srikandi tidak marah. Srikandi bersikap santai tapi memikirkan sesuatu untuk membalas sakit hatinya. Apalagi hadirnya pria tampan yang mencintai dirinya dengan tulus. menambah lengkap rencana Srikandi.
Arjun harus merasakan juga mencintai tapi tidak di anggap. Arjun harus tahu rasanya patah hati .
ikuti kisah selengkapnya dalam
BUKAN LELAKI CADANGAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
“Arjun..?”
“Si pecundang..!”
Srikandi dan Yudistira bergumam bersamaan. Tangan Yudistira yang sedang menenteng paper bag mengepal erat. Baru saja dia hendak bersenang-senang bersama dengan Srikandi. Kini tiba-tiba tak jauh dari mereka ada si pecundang. Laki-laki yang memiliki status sebagai pacar asli Srikandi. Apakah setelah melihat pria itu Srikandi juga akan mengabaikannya kembali seperti sebelumnya.
Srikandi. Wanita itu berdecih sinis melihat pria yang berjalan ke arahnya terlihat salah tingkah. Ada seorang wanita yang bergelendot manja di lengannya. Tampak tangan Arjun mencoba melepaskan tangan yang melingkar di lengannya. Tetapi Si wanita tampak enggan untuk terlepas.
Yudistira. Pria itu tersentak kaget lalu menoleh ke arah Srikandi yang tiba-tiba melingkarkan tangan di lengannya. Sejak kapan wanita di sampingnya ini mau bersentuhan fisik. Bahkan ketika berjalan berdua saat dia berperan sebagai Lelaki Cadangan, tak pernah sekalipun mereka bergandengan tangan. Srikandi wanita yang memegang teguh prinsip no skinship before married. Dan Yudistira menyukai itu.
Yudistira kembali mengalihkan pandangannya pada Arjun yang jarak mereka semakin dekat. Dan pria itu pun mengetahui apa alasan Srikandi melakukan itu. Tampaknya Srikandi sedang ingin menunjukkan sesuatu pada Arjun. Yudistira tersenyum. Dalam hatinya merasa senang. Entahlah. Tiba-tiba saja dia jadi berharap sering-sering saja dia dan Srikandi bertemu Arjuna. Dengan begitu akan sering pula Srikandi menggenggam tangannya.
“Honey..?”
Ingin rasanya Yudistira menonjok mulut Arjun, yang tengah dengan lancang memanggil Srikandi dengan sebutan seperti itu.
Srikandi tidak menjawab sapaan Arjun. Sejenak dia menelisik wanita yang kini tengah bergelendot manja di hadapannya. Akhirnya dia mengingat di mana pernah melihat wanita itu. Itu adalah wajah dalam foto yang pernah diberikan oleh orang yang dia suruh untuk mencari semua informasi tentang Arjun.
“Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini,” ucap Arjun yang masih nampak salah tingkah. Wajahnya memerah dan nada suaranya pun gugup.
“Aku lebih tidak menyangka. Kalau aku memang pengangguran. Tapi Kamu? Bukankah Kamu bilang Kamu begitu sibuk? Tapi ternyata masih bisa juga jalan-jalan shopping shopping.” Srikandi berbicara sambil menatap lengan Arjun yang masih digenggam oleh wanitanya.
“Ah, itu…” Arjun menggaruk tengkuknya mencoba merangkai kata. Srikandi menanti alasan apa yang akan diberikan oleh Arjun.
“Ini aku sedang mengantarkan adik sepupuku.”
Srikandi bisa melihat, wanita di samping Arjun tampak tidak terima diperkenalkan sebagai adik sepupu.
“Oh, adik sepupu ya? Kenapa bisa kebetulan? Aku juga sedang berjalan-jalan dengan kakak sepupu. Ini kakak sepupuku.” Srikandi berbicara lalu menyandarkan kepalanya di lengan Yudistira. “Dan kakak sepupuku baru saja mentraktirku banyak belanjaan. Lihat bahkan tangannya sudah tidak bisa lagi memuat apapun.”
Yudistira menggeram dalam hati. Enak saja Srikandi memperkenalkan dia sebagai kakak sepupu. “Aku tidak terima.” Sayangnya ucapan itu hanya terlontar dalam hati.
Sementara itu, mata Arjun menelisik barang belanjaan yang berada di tangan Yudistira. Dari paper bag-nya saja Arjun tahu itu adalah barang-barang branded.
Naomi, wanita yang bersama Arjun, sejak tadi bahkan pandangannya tak lepas dari wajah Yudistira. Sorot matanya menyimpan kekaguman. Jika tadi tak ingin tangannya terkepas dari lengan Arjun, kini dia sendiri yang melepaskan diri. “Pria ini tampan sekali. Dan tampaknya juga lebih kaya dari Arjun.”
“Jadi Anda adalah kakak sepupu Srikandi? Salam kenal saya Arjun.”
Yudistira hanya menatap saja ke arah tangan Arjun dan membiarkannya menggantung di udara. Tidak sudi pria itu menerima jabat tangan Arjun.
Tiba-tiba saja dalam hati Yudistira tertawa geli. Pria itu ingin tertawa terbahak-bahak saat tiba-tiba teringat akhir pekan yang lalu di mana Srikandi berjalan dengan Arjun.
***
Saat itu Yudistira memang segera keluar dari ruangan Srikandi. Tetapi bukan untuk pulang. Dia berada di dalam mobil di tempat parkir, sampai akhirnya dia melihat Srikandi berangkat bersama dengan Arjun, lalu dia mengikutinya.
Di dalam mall, mengikuti dengan jarak aman, Yudistira berkali-kali mengumpat marah. Hatinya terasa panas melihat wanita yang dicintainya tertawa begitu gembira dengan pria lain. Sampai pada akhirnya asap yang mengepul di atas kepalanya seperti tersiram air es, saat dua sejoli yang sedang dia ikuti telah sampai di depan kasir.
Pada awalnya Yudistira merasa geram, melihat Srikandi mengeluarkan kartu dari dompetnya sebagai alat pembayaran. Kenapa bodohnya si wanita bisa kambuh. Mau-maunya Srikandi mengeluarkan uang untuk si pecundang. Tetapi sekian detik kemudian rasa geram itu sirna manakala..
“Maaf, Nona. Tapi kartu ini tidak bisa digunakan. Bisakah Anda melakukan pembayaran dengan kartu yang lain?”
Suara seorang kasir yang memang keras terdengar sampai telinga Yudistira. Sesaat Yudistira tertegun tidak percaya. Bagaimana mungkin wanitanya sampai mengalami limit kartu. Ini benar-benar menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang pacar. Meskipun hanyalah sebatas pacar cadangan. Itu kan menurut Srikandi. Tapi baginya tidak. Baginya dia lah satu-satunya milik Srikandi.
“Bagaimana mungkin tidak bisa digunakan?” Wajah Srikandi terlihat syok.
“Honey, bukankah ada kartumu yang lain?” Arjun si pria tak bermodal mengeluarkan ide yang membuat telinga Yudistira terbakar. Apalagi ketika terlihat Srikandi benar-benar mengeluarkan kartu lain dari dompetnya.
“Yang ini juga tidak bisa, Nona.”
“Apanya tidak bisa? Jangan main-main. Coba cek lagi. Pasti alat kalian yang rusak!” Pekik Srikandi kesal.
Petugas kasir menggelengkan kepala. Wajah Arjun terlihat memucat, manakala hingga kartu ke lima milik Srikandi telah dicoba dan semua gagal.
“Ah, Arjun. Tenang saja. Aku akan menghubungi asisten papaku.” Ucapan Srikandi membuat arjun bernafas lega.
Akan tetapi…
“Apa? Mana mungkin? Bagaimana bisa Papa melakukan itu padaku?” Suara teriakan Srikandi pada ponsel pintarnya membuat Arjun bagai dijatuhkan dari awang-awang. Pria itu seakan merasa ada firasat buruk sedang menanti di depan mata.
“Honey, ada apa?” Arjun bertanya dengan suara yang tercekat di tenggorokan.
“Arjun, huu uuu..” Srikandi menangis sedih. “Papa sudah memblokir semua kartuku.” Srikandi menghapus air mata yang membasahi pipi.
Duarrr…
Petir menyambar, angin topan bergemuruh di atas kepala Arjun. Apa tadi, coba ulangi. Arjun ingin mendengar sekali lagi, barangkali telinganya yang salah. Ah, iya. Pasti telinganya yang salah.
Sementara itu tak jauh di belakang mereka, Yudistira terbelalak tak percaya dengan apa yang dia dengar. Sedetik kemudian pria itu menutup mulutnya dengan dua tangan. Jangan sampai dia mengeluarkan suara tawa yang keras, yang akan didengar oleh pasangan palsu itu.
“Oh my God. Wanitaku sungguh luar biasa.” Hanya pria itu yang memahami apa yang terjadi. Tidak dengan Arjun, tidak juga para pembeli yang sudah mengantri di belakang mereka.
“Arjun, aku benar-benar ingin tas dan sepatu ini. Hanya dua macam saja. Kamu yang belikan, yaa..,” rengek Srikandi.
Arjun menelan ludahnya susah payah. “Tapi..?”
Memang hanya sepatu dan tas. Tapi yang dipilih Srikandi adalah barang dengan kualitas tinggi. Bahkan dia tadi mendengar kasir menyebut angka empat puluh lima juta.
“Ya, Tuhan.” Arjun merasa frustasi.
“Kenapa? Kamu keberatan ya? Padahal selama ini aku yang selalu mentraktirmu dengan barang-barang mewah. Aku tak pernah mengeluh.”
Suara pilu Srikandi yang terdengar keras membuat antrian di belakang mereka berubah layaknya kumpulan lebah.
“Ya ampun, wanita ini sungguh menyedihkan.”
Arjun mengumpat dalam hati. Dia merasa malu. Srikandi telah melempar kotoran tepat di wajahnya.
“Baru kali ini aku minta sesuatu. Itupun hanya dua barang, tapi kamu seperti merasa sayang dengan uangmu sendiri.” Air mata Srikandi jatuh berderai. Tatapannya penuh penderitaan.
Kumpulan lebah di belakang mereka semakin santer. Yang intinya merendahkan Arjun sebagai laki-laki tak bermodal.
“Ah, tidak. Bukan begitu, Honey.”
“Jadi bagaimana. Jangan memperlambat pekerjaan kami. Di belakang kalian masih banyak yang antri!” seru petugas kasir.
“Tentu saja. Saya akan membayarnya. Jangan khawatir.” Arjun segera mengeluarkan dompet dari saku celananya, dan mengambil sebuah kartu dari sana.
“Ah, Arjun. Kau sangat baik.”
***
Kembali ke saat ini.
Arjun menarik kembali tangannya yang menggantung tak bersambut. Dalam hati dia memaki kakak sepupu Srikandi yang begitu sombong dan angkuh. Apalagi tatapan mata pria itu terlihat seperti orang jijik, sungguh membuatnya merasa direndahkan.
“Salam, Tuan. Perkenalkan, saya Naomi. Adik sepupu Arjun.” Wanita yang bersama Arjun, dengan penuh percaya diri dan suara yang mendayu-dayu mencoba menarik perhatian Yudistira.
“Ayo pulang. Aku sudah kehilangan selera untuk jalan-jalan.”
Sayangnya uluran tangannya pun tak bersambut. Jangankan bersalaman berkenalan. Yudistira bahkan menatapnya jijik.
bnrn yudistira yg jd dktr.....
Duuhh....kl srikandi jdian sm dia,bruntung bgt....udh baik,kya rya,pduli sesama jg....d jmin bkln bhgia kl hdp sm dia....
Btw,tu nnek shir msh ngeyel aja....
tar mlah blik k dri sndri....
tapi sekarang mending, satu doang yg tembus. telkomsel. selain itu jangan harap ada jaringan.