NovelToon NovelToon
Diam-Diam Sayang

Diam-Diam Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Diam-Diam Cinta
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Widyastutik

Rivandra,, menjadi seorang penerus perusahaan besar membuatnya harus menjadi dingin pada setiap orang. tiba-tiba seorang Arsyilla mampu mengetuk hatinya. apakah Rivandra akan mampu mempertahankan sikap dinginnya atau Arsyilla bisa merubahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Widyastutik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22

"Hai, Shay!" sapa Nadine senang.

Shayna tersenyum sambil melirik ke meja kerja Arsyilla. 'Tunggu saja hukuman dariku, Syilla! Bisa-bisanya liburan tanpa memberi tahu aku.'

"Hai, Dine! Pak Zaen ada kan?" tanya Shayna balik.

"Ada kok. Sayang sekali Arsyilla sedang cuti, kalian jadi tidak bisa bertemu."

"Iya. Aku juga udah kangen sama kembaranku." gurau Shayna sambil terkekeh.

"Ah iya. Kalau Syilla melepas hijabnya pasti kalian akan seperti pinang dibelah dua."

"Aku masuk dulu ya." pamit Shayna yang di jawab anggukan oleh Nadine.

Shayna mengetuk pintu ruangan Zaen dan masuk setelah Zaen mempersilahkan.

"Apa ada yang terjadi? Kenapa matamu sembap?" tanya Zaen kaget.

"Bagaimana dengan orang suruhan Kak Zaen? Apa belum memberi kabar keberadaan Kak Rivan?" tanya Shayna sambil menunduk menghindari tatapan selidik Zaen.

"Apa kamu semerindukan itu pada kakakmu sampai membuat matamu sembap?" goda Zaen.

Shayna melemparkan berkas laporannya dengan kesal ke depan Zaen. "Tanda tangani saja!" seru Shayna ketus.

"Sejak kapan bos harus menuruti apapun permintaan anak buahnya. Apalagi dengan sikap jutek seperti itu."

"Kak Zaen,,," keluh Shayna kesal sampai matanya kembali berkaca-kaca.

"Aku tidak akan menanda tanganinya sebelum kamu jelaskan apa yang terjadi?" tegas Zaen.

"Kalau gitu aku akan kembali ke divisiku." kata Shayna sambil berdiri dan hendak mengambil berkas yang tadi di lemparkannya. Tapi Zaen lebih dulu menjauhkan berkas itu.

"Duduk!" seru Zaen tegas tanpa ada senyum.

Shayna sedikit takut kalau Zaen sudah bersikap seserius ini. Itu berarti Zaen ingin di turuti. Shayna kembali duduk ke kursinya.

"Apa yang terjadi?"

"Tidak ada yang terjadi."

"Kamu mau aku menemui Tante Valen atau Om Daniel untuk menanyakannya?" tantang Zaen.

"Jangan!" seru Shayna panik.

"Jelaskan sekarang."

Shayna menghela nafas sejenak. "Ini semua gara-gara si Rivan."

"Rivan? Apa hubungannya? Apa dia sudah pulang?" tanya Zaen senang.

"Kalau si Rivan sudah pulang, aku gak akan berada di sini kan."

"Ah iya. Bener, bener. Lalu apa yang terjadi dengan matamu?"

"Aku bertengkar dengan Papa. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, papa bahkan akan menamparku kalau mama tidak segera datang." keluh Shayna.

"Apa ada masalah?"

"Papa marah karena si Rivan menyukai seseorang. Papa pikir, Kak Rivan tidak bisa menjaga hatinya hanya untuk Katty. Gimana aku gak kesal?" keluh Shayna hingga menangis.

Zaen berdiri dan mengambil sebotol air mineral dingin dan meletakkannya di depan Shayna. Lalu duduk di sampingnya.

"Tapi Om Daniel tidak menamparmu kan?" tanya Zaen sambil menggenggam tangan Shayna. Sedang tangan satunya menghapus air mata Shayna yang sedang menggelengkan kepalanya.

"Lihat saja kalau sampai beliau menamparmu, aku akan menuntutnya." gurau Zaen.

Shayna menarik tangannya, bisa-bisanya kembali bergurau di saat dia sedang menangis.

"Memangnya Kak Zaen seberani itu mau menuntut papa?" ujar Shayna sambil mengambil tisu di depannya dan mengusap air mata dan ingusnya.

"Aku akan menuntut papa segera menikahkan kita, agar tanganyya tidak menyentuh calon istriku lagi." kata Zaen sambil mengacak rambut Shayna.

"Kak Zaen!"

Zaen hanya tertawa dan membantu Shayna merapikan rambutnya kembali.

"Rivan sepertinya tahu kalau ada yang mengikutinya. Dia sudah memesan tiket pesawat menuju Jakarta pada hari ketiga disana. tapi dia tidak jadi pulang."

"Kemana Syilla membawa si Rivan? Jangan-jangan dia menculik si Rivan!" seru Shayna panik.

Zaen berdiri dan tertawa terpingkal-pingkal sampai memegang perutnya. Lalu kembali duduk di kursinya.

"Apa selucu itu?!" hardik Shayna marah.

"Kalau memang Syilla menculik Rivan, sepertinya, aku yakin kakakmu itu malah sengaja tidak mau pulang." kata Zaen setelah tawanya reda.

"Iya juga ya. Lalu, kenapa papa bisa tahu kalau si Rivan sedang menyukai seseorang? Apa mungkin papa menyuruh orang untuk mengintai kami lagi?" tanya Shayna serius.

"Kalau memang itu benar, aku harap Rivan bisa berhati-hati saat kembali ke Jakarta nanti. Kita pun juga harus hati-hati, aku yakin kamu juga tidak mau terjadi sesuatu pada Syilla." jawab Zaen serius yang di jawab anggukan oleh Shayna.

"Bukannya lusa hari ulang tahun Katty?" tanya Zaen memastikan.

"Kamu sehafal itu ya? atau jangan-jangan kamu stalking dia." geram Shayna cemburu.

"Jangan cemburu dulu dong, kamu tahu kalau setiap kali Rivan atau Katty ulang tahun. Pasti Katty akan datang ke London hanya untuk merayakannya bersama Rivan."

"Lalu, kenapa tahun kemarin dia gak hadir?" celetuk Shayna.

Zaen terdiam sejenak. "Tidak,, bukan hanya tahun kemarin. Aku rasa, sejak Rivan pulang ke Indonesia dan bekerja di perusahaan ini."

Shayna dan Zaen saling berpandangan heran. "Itu berarti sudah hampir empat tahun Katty melewatkan ulang tahun Kak Rivan." Zaen mengangguk pasti.

"Apa Kak Zaen bisa membantuku menyelidikinya?"

"Apa sih yang gak buat kamu sayang." goda Zaen.

"Iihh ,, genit!!" ujar Shayna risih.

Zaen tertawa mendengarnya. "Aku sudah mengirim email pada Diego. Aku harap bisa membuahkan hasil."

"Diego? Siapa dia?"

"Salah satu asisten designer perusahaan yang sekarang sedang magang di Paris."

"Apa dia bisa di percaya?"

"Tentu saja."

****

Arsyilla tidak hentinya menangis saat berpamitan dengan Bu Kinasih dan adik-adiknya.

"Ibu nitip Syilla, Mas Rivan." ujar Bu Kinasih saat Arsyilla membuka jendela mobilnya.

"Tentu saja, Bu. Sampai jumpa lagi, Bu." pamit Rivandra senang.

"Hati-hati di jalan." keduanya mengangguk sambil melambaikan tangan hingga panti asuhan tidak lagi terlihat.

Arsyilla masih melihat keluar jendela untuk menghindari tatapan Rivandra yang juga terlihat sendu di mata Arsyilla.

"Apa kamu keberatan kalau kita naik mobil ke Jakarta?" tanya Rivandra ragu.

Arsyilla menoleh kaget, "Mas Rivan yakin? Apa gak kasihan sama bapak supirnya?" tanya Arsyilla bingung.

"Saya sudah terbiasa mbak. Santai saja mbak."

"Terima kasih, Pak. Jangan terlalu ngebut ya Pak." kata Rivandra.

Supir itu hanya mengacungkan jempolnya pertanda oke.

"Mas Rivan gak nyaman ya naik kereta?" tanya Arsyilla tidak enak hati.

"Aku bukannya gak nyaman naik kereta. Tapi mata kamu, Syil."

"Mataku? Kenapa?"

"Mata kamu sembap. Kamu mau orang-orang berpikir aku telah menculikmu? Atau sudah melakukan pelecehan terhadapmu? Lihat saja, bahkan kamu masih menangis." protes Rivandra sambil mengusap air mata Arsyilla.

"Aku sedih meninggalkan ibu sendirian." kata Arsyilla sambil mengusap air matanya.

"Adik-adik kamu sudah sepintar dan semandiri kakaknya. Aku yakin Bu Asih akan baik-baik saja nanti." puji Rivandra.

Arsyilla akhirnya hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Aku sudah memintamu untuk melengkapi kebahagiaanku, apa kamu akan tetap menangis seperti ini?" ledek Rivandra.

"Aku sudah gak nangis, Mas Rivan!" protes Arsyilla.

"Baguslah. Pacarku memang yang terbaik." bisik Rivandra pelan. Malu kalau nanti terdengar pak supir. Arsyilla hanya tersenyum lucu.

"Tidurlah"

"Aku belum mengantuk." jawab Arsyilla karena memang baru mulai perjalanannya.

"Kalau gitu aku aja yang bersandar." kata Rivandra sambil menggeser duduknya agar nyaman bersandar di bahu Arsyilla.

Tentu saja Arsyilla menjadi salah tingkah. Apalagi Rivandra sengaja menautkan jemari mereka. Dan sesekali mencium tangan Arsyilla.

Terkadang Arsyilla tersenyum keki saat pandangannya dan pak supir bertemu lewat kaca spion.

1
Nurul Widyastutik
sepertinya marah sekali degan mereka 😁🙏🙏
budak jambi
bagus itu lebih baik untk danie sm mona kl perlu kubur jadi satu peti
budak jambi
ayo valen gerk cept jgnsampe daniel ambl smua harta km.biar miskin tu bajungan
Morani Banjarnahor
lanjut thor...
Nurul Widyastutik
Luar biasa
budak jambi
semoga ortu kalian sadr telh hancur kn hidup ank ny...dan sadr bahwa ank lebh berarti dr pada harta
Fitriani NB
sedih bacanya
budak jambi
kalian tu bukan anak ny tapi alat yg di guna kn untuk menambh harta yg banyk buat mereka
Nurul Widyastutik: sbaar,, sabar,,, 😁
total 1 replies
budak jambi
buat apa memuji kl dak jd menantu hany buat ank tersakiti saja...makn tu harta dan bawa tu harta sampe ke liang kubur kalian
budak jambi
ortu egois smg menyesal merk yg sdh hancur kn hidup ank hanya demi harta
budak jambi
harta tidak akn di bawa mati tuan danie..jgn egois jd ortu pikir kn perasaan ank biar kn mereka milih jln hidup mereka
Davi 04
cerita bagus
Nurul Widyastutik: terima kasih kak
total 1 replies
Sumar Tono
Luar biasa
Nurul Widyastutik: terima kasih🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!