Perjalanan waktu seorang wanita yang sangat luar biasa, penuh dengan talenta di setiap bidangnya bukan hanya itu dia juga menjadi rebutan semua pria dan bahkan dia adalah bos besar dari seluruh mafia.
Namun sayang dia harus berakhir dengan pengkhianatan dari keluarganya sendiri hingga membuatnya tewas, namun takdir berkata lain dia pun kembali tersadar dan berada di tubuh gadis lain yang dijuluki sampah, dengan tekadnya yang sangat kuat dia akan berusaha kembali ke puncak.
" Huff... ternyata tidak hanya di kehidupan sebelumnya bahkan dikehidupan inipun aku masih menjadi rebutan, melelahkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae Linge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memperlakukan
Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan Lili dan juga Nana Maeli Su pun membersihkan diri lalu kemudian memakai pakaian yang telah disiapkan Lili, pakaian itu adalah pakaian yang dirancang khusus oleh Maeli Su sendiri.
Selesai memakai pakaiannya Maeli Su pun segera merias wajahnya sendiri dengan riasan tipis, setelah selesai dia pun kembali menggunakan kain penutup wajahnya.
Lili yang heran dengan apa yang dilakukan nonanya segera bertanya "Nona apakah sekarang sudah saatnya".
Maeli Su pun menganggukkan kepala, lalu dia meminta Lili memanggil Alan dan Leo, Nana yang tak mengerti pun hanya diam tanpa ingin bertanya sebab dia tak mau membuat nonanya kecewa terhadapnya.
"Nana apakah kau pernah mendengar jika putri pertama keluarga Su adalah seorang sampah si buruk rupa?" ucap Maeli Su yang menatap ke arah Nana, dia tau jika saat ini pelayan barunya tersebut tengah di landa kebingungan.
Nana tau akan gosip yang beredar di kalangan masyarakat sehingga dia pun langsung menjawab "Nona, aku pernah mendengar gosip tersebut tapi aku tidak tau siapa itu nona pertama keluarga Su".
"Akulah nona pertama keluarga Su Maeli Su" ucap Maeli Su dengan tenangnya.
Mendengar hal itu seketika Nana pun tanpa sadar berkata "Nona bukankah kau sangat jauh dari apa yang dikatakan".
"Apa yang kau katakan benar, tapi hanya orang kepercayaan ku saja yang mengetahuinya" ucap Maeli Su.
Nana sangat senang akan jawaban dari nonanya itu karena secara tak langsung nonanya telah memberikan kepercayaan untuknya, dia pun bertekad akan selalu menjaga rahasia nonanya itu walaupun didekati dengan kematian.
Lili, Alan dan Leo telah berada di ruangan itu, mereka pun duduk ke tempat masing-masing setelah diperintahkan oleh nonanya, Nana yang hanya berdiri pun seketika di tarik Lili untuk duduk di sampingnya.
"Sebelum pergi ke kediaman kaisar kita akan terlebih dahulu pergi ke kediaman ayah handa, karena sudah saatnya ayah handa mengetahui wajah putrinya" ucap Maeli Su dia sengaja melakukan hal tersebut karena dia telah berencana akan menghilangkan kata sampah si buruk rupa dari namanya.
Para bawahannya itu pun hanya diam mendengar apa yang dikatakan nonanya, namun jauh di lubuk hati mereka, mereka sangatlah senang atas keputusan yang akan di ambil nonanya.
Mereka berlima pun keluar dari kediaman Maeli Su menuju ke kediaman utama tempat ayah handanya berada.
Di kediaman lain di keluarga Su mereka tengah sibuk mempersiapkan diri secantik mungkin karena perayaan ulang tahun kali ini merupakan perayaan yang sangat spesial dari perayaan biasanya, karena pada perayaan kali ini para kaisar dari setiap kekaisaran di benua tengah ini pun turut hadir.
Di kediaman utama sendiri Ray Su tengah menyiapkan botol yang berisi dua tetes air surgawi dia menyimpannya dengan sangat hati-hati karena dia akan membawanya ke istana ketika telah selesai seorang pengawal masuk ke dalam ruangan sembari memberikan kabar jika nyonya rumah datang untuk bertemu dengan tuan besar.
Nyonya rumah pun masuk ke kediaman utama setelah diberi izin oleh tuan besar, hanya nona pertama yang diizinkan keluar masuk kediaman utama tanpa perlu izin tuan besar terlebih dahulu.
Tuan besar dan nyonya besar tengah berbincang di ruang keluarga, Maeli Su pun telah masuk ke dalam ruangan tersebut dan langsung memberi salam kepada ayah handanya dan juga ibunya, semua itu dilakukannya karena dia melihat ibunya juga berada diruangan itu.
"Duduklah nak, apakah ada sesuatu yang ingin kau sampaikan, hingga di saat para saudari mu tengah sibuk mempercantik diri kau malah datang kemari" ucap Ray Su yang menatap lembut ke arah anak kesayangannya itu.
"Ayah handa dan juga ibu, putrimu ini memiliki sebuah kabar bahagia untuk ayah handa dan juga ibu" jawab Maeli Su.
"Kabar bahagia apa yang akan kau sampaikan nak" tanya nyonya rumah dengan raut wajah penasaran.
Mendengar pertanyaan dari ibunya itu, seketika Maeli Su membuka kain penutup wajahnya, dan kedua orang tuanya itu pun terkejut akan apa yang mereka lihat.
"Nak, apakah wajah mu telah sembuh, siapa yang telah mengobati luka mu nak, ayah sangat senang dengan kabar baik ini" ucap RAY Su sembari berdiri lalu berjalan ke arah anaknya itu dan langsung memeluknya.
Nyonya rumah La Xia pun sangat senang atas apa yang telah dilihatnya kini dia benar-benar terkagum akan penampilan dan juga kecantikan putrinya itu.
"Ayah handa dan juga ibu, anak kalian ini telah disembuhkan oleh seseorang yang telah menjadikan anak kalian ini sebagai muridnya, dan anak kalian ini telah berjanji kepada gurunya untuk tak memberi tahukan identitas guru kepada siapapun" kalah Maeli Su yang sengaja menutupi kejadian yang sebenarnya sebab dia tak mau jika dua orang yang di sayanginya itu terkena serangan jantung karena syok.
"Anak kalian ini juga ingin ayah handa dan juga ibu menyembunyikan kabar baik ini dari siapa pun, sebab anak kalian ini akan menunjukkan wajahnya disaat yang tepat" ucap Maeli Su yang menatap ke arah ayah handa dan juga ibunya itu.
"Baiklah jika itu yang kau inginkan nak, selama kamu baik-baik saja itu akan sangat membuat kami berdua senang, dan ayah juga sangat berterima kasih atas semua kebaikan dari gurumu, ayah mohon sampaikan lah ucapan terima kasih dari ayah, dan jika guru mu membutuhkan sesuatu tolong katakan pada ayah, selama ayah sanggup ayah pasti akan berusaha memenuhinya" ucap Ray Su dengan perasaan bahagia sekaligus dipenuhi rasa syukur.
"Baik ayah handa anak mu ini pasti akan mengatakannya pada guru" ucap Maeli Su dengan senyuman termanisnya.
Setelah mengobrol cukup lama kini mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke kediaman kaisar secara bersama-bersama, bahkan Maeli Su menggunakan kereta kuda yang sama dengan ayah handa dan ibunya, hal itu tentu saja membuat selir Zia Le sangat marah begitu pula dengan anak-anaknya, namun berbeda dengan selir Aria dan Eli Su mereka sangat senang melihat hal itu, sedangkan Bryn Su sudah lebih dahulu tiba di istana untuk mengumpulkan seluruh pasukannya sebab dia merupakan salah satu jenderal hebat dan juga termuda dari ke kaisaran timur.
Kini mereka telah sampai di gerbang istana, sepanjang mata memandang hanya ke arah Maeli Su mereka terkagum-kagum karena melihat penampilannya yang sangat berbeda namun terlihat anggun di tambah lagi dengan wajah yang tertutup dengan kain penutup wajah membuatnya terkesan sangat misterius.
Lira Su yang melihat hal itu sangat geram, sebab disetiap perayaan dialah yang akan menjadi pusat perhatian dan bahkan tak segan-segan ada orang yang memujinya dengan lantang, namun kali ini tak ada yang menghiraukannya malahan ada beberapa orang yang memakinya, dia pun menahan amarah sekaligus merasa malu hingga tanpa sadar dia menundukkan kepalanya, melihat putrinya menundukkan kepala selir Zia Le pun memegang tangan anaknya itu dengan segera membawanya masuk ke dalam istana dan menuju tempat yang telah di tetapkan.
Di meja terdepan terdapat meja bagi kaisar dan juga permaisuri, sedangkan di sampingnya terdapat meja untuk para undangan dan tak jauh dari tempat itu terdapat meja untuk para pejabat pemerintahan kaisar dan keluarganya, dimana keluarga utama duduk di depan seperti nyonya rumah, anak-anak dari istri sah dan juga penerus keluarga, sedangkan untuk selir dan anak-anaknya akan duduk di meja belakang keluarga utama.
Maeli Su kini duduk bersama ibunya La Xia yang merupakan nyonya rumah keluarga Su dan disampingnya telah duduk adiknya Bryn Su yang merupakan penerus dari keluarga Su, sedangkan ayahnya tengah menghadap kaisar untuk menyerahkan botol yang berisi dua tetes air surgawi pada sang kaisar, setelah itu barulah ayahnya akan duduk di samping kanan ibunya, yang menandakan jika ayahnya lah kepala keluarga sekaligus pejabat kekaisaran.