NovelToon NovelToon
Short Story

Short Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Enemy to Lovers
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lan05

Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.

Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.

Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinara & Deon 5

Thalia saat ini sedang menunggu sang putri untuk terbangun, kini Dinara telah di pindah kan di ruang VIP. Namun hingga saat ini telah 3 hari berlalu Dinara tak kunjung sadarkan diri. Dokter kemarin telah menyatakan bahwa Dinara mengalami koma, dokter juga tidak bisa memastikan kapan Dinara akan sadar. Dokter hanya mengingatkan untuk selalu berdoa yang terbaik untuk pasien.

Dan mereka tetap memantau perkembangan pasien secara rutin.

"Sayang... apa di sana kamu bahagia hingga tidak mau terbangun.?" Genggam Thalia erat tangan sang putri, luka - luka di wajah Dinara sudah lebih membaik.

Hingga saat ini Thalia pun belum memperboleh kan suami nya untuk mengunjungi Dinara. Dirinya sangat kecewa sekali dengan tindakan suami nya.

"Maafin Mommy sayang.. maaf selama ini Mommy ga tau kamu di siksa sama Daddy. Mommy hanya mementingkan karir Mommy saja. Bangun ya sayang.. hikss.. jangan siksa Mommy kaya gini." Thalia menangis tak kuasa menahan sesak. Dia tidak bisa membayangkan apa saja yang telah dialami oleh Dinara selama ini.

Dirinya terlalu acuh tak acuh kepada putri nya dari kecil. Ia pikir selagi keperluan materi anak nya terpenuhi itu sudah cukup.

"Sayang.." Ucap lirih suara yang sangat ia kenali.

Dengan cepat ia berbalik melihat suami nya dengan mata menyalang, telah berada di dalam kamar rawat putri nya.

"Untuk apa kamu kesini.?" Thalia segera menghampiri suami nya dan mencegah Logan yang mau mendekati Dinara.

"A..aku hanya mau melihat Dinara." Jawab Logan lirih dengan pandangan terpaku kearah putri nya yang tertempel berbagai alat medis di tubuh nya. Tatapan nya dipenuhi rasa sesal melihat kondisi Dinara yang seperti ini, dan itu disebabkan oleh nya.

"Kita bicara di luar." Paksa Thalia menarik suami nya keluar kamar. Logan hanya pasrah di tarik oleh istri nya yang penting dirinya sudah melihat Dinara walaupun hanya sebentar.

Tanpa bisa menahan lagi Thalia menampar pipi suami nya dengan keras. Mata nya memerah menunjukkan emosi yang tak tertahankan kepada Logan. Rasa marah, kecewa, putus asa semua nya bercampur aduk dalam hati Thalia.

Logan hanya bisa menerima segala perlakuan istri nya karena Logan tahu dirinya bersalah... amat sangat bersalah.

"Bagaimana bisa kau berbuat seperti itu pada putri mu." Sentak Thalia mencoba meredam nada suara nya takut mengganggu orang lain. Walaupun saat ini suasana hanya ada mereka berdua saja di lorong rumah sakit. Bodyguard yang selalu berjaga di depan kamar Dinara Thalia suruh istirahat terlebih dahulu.

"Jawab.. jangan diam saja keparat!" Thalia memukul beberapa kali badan suami nya melampiaskan kemarahan nya kepada Logan.

"Maaf.. aku terlalu keras padanya, aku tidak akan membela diri Thalia. Aku mengakui bahwa aku salah dan aku menyesal. Aku sangat menyesal Thalia." Logan menitikkan air mata nya tak kuasa menahan rasa penyesalan yang begitu besar kepada putri nya.

"Aku tidak tahu apa yang merasuki ku selama ini. Aku merasa bahwa tindakan ku benar dalam mendidik Dinara. Namun ternyata salah, aku sangat menyesal Thalia." Lanjut Logan yang kini tengah menangis tersedu. Dirinya sudah tidak memikirkan harga diri yang selalu ia junjung selama ini.

Saat ini yang ia rasakan adalah penyesalan.. penyesalan dan penyesalan yang bercokol di hati nya.

Thalia terdiam kala melihat Logan yang baru kali ini ia lihat menangis hingga tersedu di depan nya. Karena Thalia tahu seberapa keras dan tinggi nya harga diri Logan yang ia bangga kan selama ini.

Keluarga mereka tidak harmonis seperti yang terlihat, Thalia awal nya mencintai Logan sepenuh hati mereka menjalani biduk rumah tangga dengan suka cita. Namun setelah Dinara lahir Logan berubah dia lebi banyak menuntut Thalia, menekan nya untuk menjadi istri sempurna. Hingga akhir nya Thalia lelah dan memutuskan untuk kembali berkarir, melepaskan tanggung jawab nya sebagai ibu kepada putri nya. Akibat ke egoisan nya yang mementingkan kenyamanan sendiri, putri nya lah yang jadi korban pelampiasan ego suami nya.

Thalia menghampiri suami nya dengan perlahan yang kini terlihat sangat rapuh, mencoba mengurangi ego nya dan memeluk Logan yang langsung dibalas suami nya dengan erat. Mereka sama - sama menyesali perbuatan mereka. Kesalahan tidak berada di salah satu pihak, karena ini adalah kesalahan mereka berdua sebagai orang tua yang gagal melindungi anak nya dari ke egoisan mereka. Thalia mengerti apa yang sedang dirasakan Logan saat ini. Karena itu juga lah yang dirasakan Thalia yaitu Penyesalan.

***

Di sisi lain Deon sudah mengetahui keberadaan Dinara. Setelah hari dimana Dinara tidak ada kabar, Deon langsung meminta bantuan Daddy nya untuk mencari Dinara. Awal nya Daddy nya berpendapat mungkin memang Dinara sedang ada keperluan mendesak hingga pergi mendadak seperti itu. Tapi Deon tetap keras kepala meminta Daddy nya untuk mencari Dinara. Hingga akhir nya Daddy nya pun menuruti tingkah anak nya yang kelewat keras kepala turunan darinya. Dan memaklumi tindakan Deon karena dirinya dulu juga se protektif itu kepada istri nya Shanon ibu Deon.

Dan ternyata memang terbukti ke khawatiran anak nya. Karena setelah Deon meminta nya untuk menyelidiki kemana Dinara pergi, anak buah nya menemukan fakta bahwa Dinara kini sedang dirawat di rumah sakit. Namun entah sakit apa karena penjagaan nya yang ketat dan pihak rumah sakit pun tidak asal memberi informasi tentang pasien ke sembarang orang.

Setelah itu dirinya memberikan informasi itu kepada anak nya yang terlihat tidak bisa menahan dirinya untuk segera menemui Dinara. Tapi dirinya mencoba menahan Deon agar tidak gegabah, karena menurut nya Deon harus bisa menguasai emosi nya terlebih dahulu sebelum bertemu Dinara. Dirinya takut Deon membuat kekacauan ditambah informasi yang mereka dapatkan belum lengkap.

"Daddy akan meminta kenalan Daddy yang seorang dokter di rumah sakit itu untuk menyelidiki Di kamar apa Dinara di rawat."

Deon pun hanya mengangguk saja mendengar usulan Daddy nya. Dirinya tidak sabar untuk segera bertemu dengan Dinara.

Hingga disini lah Deon berada di ujung lorong menuju kamar VIP dimana Dinara dirawat. Dirinya bingung bagaimana cara nya agar dirinya bisa masuk ke kamar Dinara. Karena Deon melihat ada dua bodyguard yang berjaga di depan pintu.

Setelah berpikir sejenak Deon memutuskan untuk berpura-pura sebagai perwakilan kelas untuk menjenguk Dinara. Deon lupa jika tidak ada yang mengetahui jika Dinara sedang sakit dan di rawat disini.

"Maaf saya perwakilan dari sekolah untuk menjenguk Dinara." Ucap Deon yakin.

Dua bodyguard itu saling pandang mengetahui jika yang di depan mereka adalah kekasih nona nya. Namun mereka dikasih perintah untuk tidak memperbolehkan siapa pun masuk kecuali tuan dan nyonya besar mereka dan paramedis.

"Maaf tapi saat ini Nona tidak bisa diganggu."

"Tapi ada sesuatu yang harus saya sampaikan pada Dinara." Ucap Deon mencoba menerobos masuk, namun langsung ditahan oleh kedua bodyguard itu.

"Dinara!! Dinara ini aku." Teriak Deon yang sudah kehabisan akal.

Kedua bodyguard itu pun langsung menyeret Deon dengan paksa yang membuat keributan. Deon dengan sekuat tenaga memberontak dari seretan kedua bodyguard tersebut.

Sementara di dalam Thalia dan Logan, ya Logan Thalia kini mengizinkan Logan untuk melihat Dinara dengan syarat jangan terlalu dekat. Mendengar keributan di luar bergegas melihat sumber kekacauan itu.

Setelah keluar Thalia dan Logan melihat seorang pemuda yang sedang diseret oleh bodyguard nya, namun pemuda itu tidak menyerah hingga akhir nya lolos dan menghampiri Thalia dan Logan. Dengan napas yang belum teratur Deon berkata.

"Maaf saya ingin bertemu dengan Dinara sebentar saja." Pinta Deon yang mengetahui kedua orang di depan nya ini adalah orang tua Dinara. Dinara pernah menunjukkan foto dirinya dan kedua orang tua nya saat Deon menanyakan tentang kedua orang tua nya.

" Siap..." Belum sempat Thalia berucap, Logan telah memotong ucapan nya.

"Kau kekasih Dinara bukan.?"

Deon terdiam mendengar Logan mengetahui dirinya sebagai kekasih Dinara. Sebelum akhir nya mengangguk. " Iya saya kekasih Dinara."

"Biarkan dia masuk." Ucap Logan. Yang membuat Deon sedikit tidak percaya dengan pendengaran nya.

"Terimakasih." Tanpa pikir panjang Deon langsung masuk ke kamar rawat Dinara. Tapi langkah nya terhenti kala melihat kondisi Dinara yang terbaring menutup mata nya dengan peralatan medis yang terpasang di tubuh nya. Apa yang terjadi pada Dinara.? malam sebelum Dinara tidak ada kabar mereka masih bertemu dan bercerita, walaupun saat itu Deon merasa ada yang aneh dengan kondisi Dinara. Tapi keadaan nya saat itu bisa dikatakan baik.

"Apa yang terjadi pada Dinara.?" Tanya Deon berbalik kearah orang tua kekasih nya. Menatap mereka berdua meminta penjelasan.

"Biar aku saja yang jelaskan." Ujar Logan menghalangi istri nya yang ingin menjelaskan kepada pemuda di depan nya.

"Ini salah saya." Ungkap Logan mengakui kesalahan nya.

"Saya membuat kesalahan fatal dengan memukul Dinara hingga seperti ini, saat ini Dinara dinyatakan koma oleh dokter."

Lanjut Logan.

"Apa.?" Ucap Deon tak percaya, dirinya masih mencerna maksud Ayah Dinara. Jadi Dinara seperti ini akibat perbuatan ayah nya sendiri.

Deon tidak habis pikir dengan perbuatan ayah kekasih nya. "Anda melukai putri anda sendiri hingga seperti ini.?" Dengan tatapan marah Deon tunjukkan pada Logan. Tangan nya terkepal erat menahan agar emosi nya tidak meledak dan melayangkan pukulan ke ayah Dinara.

"Anda tidak pantas disebut sebagai ayah dan orang tua." Ucap tajam Deon kepada orang tua Dinara.

Deon langsung kembali menghampiri Dinara saat ini, duduk di samping tempat tidur Dinara dan dengan perlahan menggenggam tangan mungil kekasih nya dengan erat.

"Heyy.. sayang ini aku Deon." Ucap Deon lembut meneliti keadaan kekasih nya dari dekat.

"Istirahat sepuas kamu sayang, tapi ingat aku selalu menunggu mu. Kamu janji mau ketemu mommy." Deon tak kuasa menahan air mata nya yang kini luruh melihat keadaan Dinara yang seperti ini. Mungkin kekasih nya ini butuh istirahat sejenak dari kesakitan yang ia alami selama ini.

Deon hanya bisa mendengar denyut jantung Dinara dari alat medis yang berbunyi, setidak nya itu meyakinkan nya bahwa Dinara masih ada bersama nya. Walau hati nya tidak bisa dibohongi bahwa dirinya was-was jika sewaktu-waktu alat itu menunjukkan garis lurus. Dirinya tidak siap dengan kemungkinan terburuk itu.

Deon sebenar nya ingin sekali melaporkan ayah kekasih nya ini, tapi dirinya tidak mau gegabah. Karena yang pantas memberi keputusan adalah Dinara sendiri. Deon hanya dapat berdoa agar kekasih nya segera terbangun.

"Izinkan saya menjaga Dinara saat ini." Ucap Deon meminta izin kepada orang tua Dinara.

Thalia memandang suami nya meminta pendapat.

"Silahkan, saya minta maaf sebelum nya dan terimakasih sudah menjadi kebahagian bagi putri saya." Ucap Logan yang memang sudah mengetahui putri nya menjalin kasih dengan seseorang. Dan dirinya juga tahu jika pemuda di depan nya ini adalah sumber kebahagian putri nya yang hampir saja ia renggut juga dari putri nya.

Deon hanya mengangguk kepada Thalia dan Logan.

Semenjak saat itu Deon rutin menjaga Dinara selepas pulang sekolah. Deon bahkan membawa keperluan nya ke kamar rawat Dinara ibarat kan kamar rawat Dinara adalah rumah kedua baginya saking sering nya Deon berkunjung. Sekalipun ada jadwal les, Deon tetap kembali menjaga Dinara sepulang les nya.

Dirinya ingin menjadi orang pertama yang dilihat Dinara saat terbangun nanti, maka sebisa mungkin dirinya lah yang selalu di samping Dinara. Mengajak nya mengobrol, bermain walaupun hanya dirinya sendiri yang bermain. Tapi Deon menikmati nya karena ia yakin Dinara pasti mendengar semua omongan nya dan semua tindakan nya. Hanya saja mungkin Dinara masih nyaman untuk tertidur hingga telah seminggu berlalu Dinara belum ada tanda-tanda akan terbangun.

"Sayang lihat, hari ini aku bawa makanan kesukaan mu." Antusias Deon menghampiri kekasih nya yang masih tertidur layak nya putri tidur yang menunggu pangeran untuk mencium nya agar terbebas dari kutukan. Apa Deon juga harus mencium Dinara? Deon segera mengenyahkan pikiran absurd nya itu.

"Kalau kamu sadar pasti kamu sudah mengambil makanan ini dan memakan nya dengan lahap. Sayang nya karena kamu belum mau terbangun makanan ini untukku saja." Ucap Deon sembari membuka makanan kesukaan Dinara.

Sikap Dinara langsung tergambar dalam benak nya ketika melihat hal-hal yang disukai nya. Dan itu terpatri jelas dalam ingatan nya, dengan rasa getir Deon memakan makanan itu dengan perlahan, makanan yang paling disukai oleh Dinara.

"Aku harap kau segera bangun sayang, kapan pun itu aku akan selalu menunggu." Ucap Deon. ,

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!