Abelia Lestari adalah seorang gadis polos dan lugu yang bekerja sebagai pelayan di rumah Tuan Muda kejam bernama Anggara. Sering mendapat siksaan hingga kehilangan kesucian sudah Abel alami hingga pada akhirnya membuat Abel menyerah pada hidupnya.
Namun keajaiban terjadi, gadis yang biasanya polos dan lugu itu berubah menjadi gadis yang berbeda, wajah yang memancarkan ketegasan dan mata yang tajam bak elang. Dendam pun satu persatu mulai terbalaskan.
Apa yang sebenarnya telah dialami Abel dan apa yang terjadi padanya? Langsung saja baca kelanjutan ceritanya👉🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Adiliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipecat
“Maafkan saya Nona Muda”
Justin bersujud memohon-mohon ampun pada Genia yang saat ini sedang duduk dikursi kebesarannya. Rasa takut begitu menyelimuti Justin, tidak pernah ia merasa sangat takut seperti sekarang.
Jabatan yang sudah ia upayakan selama bertahun-tahun kini berada diambang kehancuran hanya karena kesalahannya yang menerima sembarang orang kedalam perusahaan. Ia tidak mengira jika wanita yang ia masukkan ke perusahaan akan berbuat onar dan sampai berakhir seperti sekarang.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, Justin hanya bisa menyesali apa yang telah ia perbuat. Sekarang pun satu-satunya yang bisa Justin lakukan hanyalah memohon ampunan pada orang yang berkuasa di perusahaan ini.
“Saya mohon beri saya kesempatan sekali lagi Nona Muda, saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, saya janji” ucap Justin kembali membenturkan kepalanya kelantai.
“Saya bukan Tuhan yang bisa dengan mudah mengampuni kesalahan umatnya” jawab Genia datar.
Mendengar hal itu Justin hanya tersenyum kecut, apakah ini benar-benar akan menjadi akhir dari jenjang karirnya? Ia sungguh menyesali semua perbuatannya, bagaimana ia bisa terbuai rayuan dari wanita yang bahkan tidak dikenal sama sekali.
Kini ia hanya bisa terduduk pasrah menerima nasib apa yang akan ia hadapi, tidak ada satupun hal yang bisa ia lakukan demi mendapatkan maaf dari Genia, karena sedikit banyaknya Justin pun tahu bagaimana seorang Genia ketika menghadapi orang bermasalah seperti dirinya sekarang.
Disisi lain Gilang, Rayyen dan Malio hanya menonton saja pada apa yang terjadi, bahkan ketiga orang itu terlihat berduduk santai disofa empuk sembari menikmati cemilan dan minuman yang sudah disediakan OB sebelumnya.
Sedangkan wanita sexy yang berbuat onar tadi kini berada dipojok ruangan dengan tangan dan kaki terikat, tapi sudah tidak seperti sebelumnya kini ia sudah bisa berduduk meskipun kepalanya masih terasa sakit karena tendangan keras dari Genia.
Genia bersandar dikursi kebesarannya, sembari memutar arah kursi ke kanan dan ke kiri, tangannya pun terlihat memainkan bulpen. Namun pandangannya tak pernah putus dan tak teralihkan pada Justin yang berada tepat didepan meja kerjanya.
“Jelaskan pada saya bagaimana kau bisa menerima seorang karyawan yang tidak kompeten seperti wanita gila itu” datar Genia sembari menunjuk pada wanita sexy yang kini tengah ikut menyaksikan perbincangan antara dirinya dan juga Justin.
Mendengar hal itu Justin langsung mengalihkan atensi nya menatap pada arah yang Genia tunjuk, rasa kesal pun menyelimuti dirinya. Karena wanita gila ini ia jadi berakhir seperti sekarang, tapi sangat tidak mungkin dia menghajar wanita itu disini karena masih ada Genia.
Justin menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar, “Saya dirayu olehnya Nona Muda” jawabnya.
“Oh ya? Apakah imanmu sangat setipis itu sehingga baru kena rayuan wanita sepertinya saja kau sampai berbuat sejauh ini?” ejek Genia.
“Maafkan saya Nona Muda”
Lagi dan lagi hanya kata maaf saja yang bisa Justin ucapkan, bahkan Genia yang mendengarnya pun terasa sangat bosan. Apakah tidak ada lagi usaha yang dilakukan Justin sehingga hanya kata maaf saja yang terus keluar dari mulut manisnya itu?.
“Huh.. Sepertinya sampai kapanpun orang seperti ini tidak ada habisnya” batin Genia.
Sudah hampir ratusan kali semenjak ia mendirikan GN COMPANY terjadi hal seperti ini, entah itu kasus penggelapan uang dan kasus-kasus yang lainnya.
“Seharusnya kau sudah sangat tahu bukan apa saja yang akan terjadi pada orang yang telah melanggar peraturan dan kode etik perusahaan ini?”
Genia menatap Justin serius, ia ingin segera mengakhiri drama hari ini karena masih banyak kerjaannya yang terlantar karena sudah beberapa hari tidak masuk berkerja.
“Tahu Nona” jawab Justin pelan.
“Baiklah, jika kau sudah mengetahuinya maka segera kemaskan barang-barangmu dan pergi dari perusahaan ini sekarang!”
Justin membelalakkan matanya terkejut, “Apakah tidak ada kesempatan lagi untuk saya Nona?” tanyanya dengan wajah penuh harap.
“Saya sudah sangat berbaik hati untuk tidak memberikan pelajaran kepadamu Justin, jadi jangan sampai kamu memancing emosi yang sudah berusaha saya tahan sedari tadi” jawab Genia.
Memang benar jika Genia sudah sangat menahan rasa sabarnya sedari tadi, tapi kali ini ia bertindak diperusahaan dan bukan di dunia gelap, jadi ia tidak perlu sampai berbuat sejauh itu untuk memberikan hukuman pada Justin, lagi pula kesalahan Justin bukanlah kesalahan yang mengancam ke nyawanya.
“Kamu tenang saja, perusahaan akan memberikan uang kompensasi atas kerja keras yang sudah kamu lakukan pada perusahaan saya selama ini, dan itu bisa untuk mencukupi kehidupanmu selama beberapa tahun tanpa berkerja”
“Terimakasih banyak Nona muda, terimakasih” ucap Justin menitikkan air matanya, meski ia sudah melakukan kesalahan, Nona Mudanya tetap saja baik padanya.
“Sekarang pergilah”
“Baik Nona Muda, terima kasih atas kebaikan yang sudah anda berikan kepada saya selama ini, dan sekali lagi maafkan saya karena sudah lalai dalam berkerja sehingga menimbulkan kerugian pada anda Nona” ucap Justin tulus.
“Hmm.. Saya harap kamu tidak akan mengulanginya ditempat kerjamu yang baru, karena dimanapun kamu berkerja jika kamu melakukan kesalahan ataupun kelalaian, maka tidak akan pernah ada satupun orang yang mentoleransi semua itu. Bahkan kemungkinan terbesarnya kamu akan dipecat secara tidak hormat” jelas Genia panjang lebar.
Justin menganggukkan kepalanya paham, tentu saja ia mengetahui dengan jelas semua hal itu, tapi karena kelalaiannya ia justru terbuai kedalam rayuan wanita. Hal ini akan ia jadikan pelajaran untuk kedepannya agar jauh lebih berhati-hati lagi kedepannya, karena dimanapun ia berada dan diperusahaan manapun ia berkerja maka semuanya akan tetap sama saja jika ia tidak memperbaiki dirinya.
“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih Nona, saya pamit undur diri” ucap Justin membungkuk hormat dan segera meninggalkan ruangan Genia.
Usai kepergian Justin, Genia hanya berdiam diri dan memijit pelipisnya karena merasa sedikit pusing, badannya masih belum terlalu fit tapi ia harus mengurus masalah seperti ini, beruntung sekarang ia bisa menahan emosinya dan bersikap tenang, jika tidak entah akan jadi apa Justin nantinya.
Semua emosi yang ada pada dirinya akan ia pendam terlebih dahulu karena masih ada satu cecunguk yang akan ia urus, dan dengan itu juga ia akan melampiaskan emosi yang sudah ia tahan-tahan dari sebelumnya. Namun ia akan melakukan semua itu saat tiba dimarkas Mafia Black Fox saja, agar tidak ada yang mengganggu ia ketika sedang meluapkan segala macam emosi yang tersisa.
“Apakah anda yakin untuk melepaskannya begitu saja Nona?” tanya Malio memecah keheningan.
“Memangnya apa yang kau harapkan?” ucap Genia yang justru balik bertanya.
“Yaaa setidaknya beri satu bogeman contohnya” jawab Malio santai.
“Ck sudahlah, saat ini kita sedang tidak berada ditempat seperti itu. Jadi sudah sewajarnya aku bersikap layaknya seorang pemimpin perusahaan yang bijaksana” jelas Genia.
Mendengar hal itu Malio hanya mengangguk-anggukan kepalanya paham, karena tidak semuanya bisa diselesaikan dengan kekerasan. Dunia perusahaan ini dengan dunia gelap sangatlah jauh berbeda, jadi perlakuan mereka pun harus lebih diperhatikan lagi agar tidak menimbulkan desas desus yang tidak wajar diluaran sana.