Cinta beda usia.
Kisah seorang gadis muda yang sedari kecil sudah diincar oleh lelaki lebih tua terpaut hampir 20tahun. Gadis ini rela memberikan segalanya. Apakah karena ini cinta pertama nya?
Terpisah dan kembali lagi tak membuatnya membenci lelaki itu. Gadis itu hanya berfikir bahwa tak ada badai yang tak usai. Ia masih percaya lelaki itu tulus padanya. Lalu apakah kisah mereka akan happy ending atau justru sebaliknya?
Lanjutin sampai selesai ya🤍✨
Di tunggu dukungan baik dari kalian semua
Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata aku
Menangis semalaman membuat mata Tyara bengkak keesokan pagi nya. Dia tidak fokus dengan apa yang di lakukan nya.
"Ti kamu lagi sakit ya?" Tanya Misel
"Iya kak dari kemarin jadi agak ga fokus kerja ini"
"Apapun yang kamu alami saat ini ingat ya kamu harus kuat untuk dirimu sendiri okee" ucapan Misel membuat Tyara meneteskan air mata.
Tyara harus mampu menahan gejolak di hatinya untuk menangis karena dia sedang bekerja. Sampai lah di sore hari waktunya pulang kerja. Tyara berjalan keluar kantor hendak memesan ojek online tapi dia melihat mobil Jendra ada di depan kantornya.
Sesaat Tyara tidak tau harus pergi atau menghampiri nya. Ternyata Jendra turun berlari menghampiri Tyara, matanya juga bengkak muka lemas.
"Sayaaang maafin aku. Ayo kita pulang kerumah" sembari memegang tangan Tyara.
"Cukup mas sandiwara apalagi ini?" Menepis tangan Jendra.
"Ayo kita bahas di rumah"
Karena Tyara tidak enak jika berdebat di depan kantornya akhirnya dia mengikuti Jendra masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan pun Tyara hanya bisa menangis.
......................
Tiba dirumah Tyara langsung masuk kamar tanpa memperdulikan Jendra. Tapi Jendra mengikuti Tyara masuk ke kamar dan malah mencium Tyara
"MASSS dimana hati nurani kamu!! Kamu kesini hanya ingin melampiaskan nafsu bejatmu saja" teriak Tyara
Plaaaakkkk
Tamparan keras di muka Jendra oleh Tyara
"Aku ga mau kehilangan kamu, aku yakin kamu juga! Ayo kita menikah tinggalkan karirmu di kantor dan cuti sementara kuliah mu" Pernyataan Jendra itu semakin membuat Tyara marah.
"Kamu tidak memikirkan perasaan mba Rani mas. Dia tunangan kamu!! Kapan kamu bertunangan dengan nya" (menangis terisak isak)
"Cerita nya panjang ayo kita bahas satu-satu, yang jelas aku sudah berfikir semalaman kalau kita bisa menikah dalam waktu dekat ini"
Tyara masih menangis tapi tiba-tiba saja dia pusing dan mual
Huekkk huekkk berlari menuju kamar mandi...
"Dek kamu kenapa? Apakah kamu hamil aku selama ini sengaja memang membuatmu hamil agar kita bisa menikah"
Mata Tyara terbelalak lebar "Nggak aku kurang tidur dan belum makan! Aku ga mau punya anak dari kamu laki-laki biadap pembohong"
Sedangkan di sisi lain ponsel Tyara terus berdering telpon dari Rani.
"Jangan di angkat aku ga mau dia tau keberadaanku sekarang. Kita beli tespek ke apotek dek kita cek kesehatan kamu dulu"
Tyara sudah lemas dan mengikuti saja apa kata Jendra, menuju apotek untuk membeli tespek juga membeli makanan karena sedari kemarin Tyara belum juga makan.
"Izinkan aku menginap malam ini ya dek, aku benar-benar hancur tanpamu"
Sebenarnya Tyara tidak mau lagi menerima Jendra, tapi hati nya juga tidak bisa di bohongi kalau dia juga merindukan Jendra. Alhasil mereka tidur bersama meskipun Rani terus-terusan menelpon Tyara dengan perasaan khawatir.
"Dek kamu harus angkat telpon ku, kamu harus kasih tau aku kalau memang sudah bertemu mas Jendra"
Ting... Terdengar kembali ponsel Tyara berbunyi saat mereka sedang berpelukan di kasur melepas rindu.
"Dek kita sama-sama perempuan kamu harus tau juga perasaanku"
Tyara menyeringai sifat egois nya keluar dia juga tidak rela melepas Jendra untuk wanita lain. Saat ini Jendra sedang di pelukan Tyara tertidur lelap. Saatnya Tyara membalas pesan itu "Maaf mba aku belum dapat kabar dari mas Jendra juga"
Tyara menunggu pagi untuk cek kehamilan nya dengan tespek itu.
