Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 31
"Sangat disayangkan sekali." ucap Rong Suyin.
Walau sebenarnya, hatinya sangat tidak puas atas penolakan Pangeran ketiga. Tapi dengan berat hati dia menerima keputusan dari Zong Rei Yu. karena dia tidak ingin bibinya marah kepadanya.
"Rei Yu, Bagaimana kalau kamu bertunangan dengan Putri menteri perdagangan?" Ucap permaisuri. Karena dia juga tidak ingin keponakannya dipermalukan di depannya.
"Maaf Yang Mulia permaisuri... Saya tidak ada niat untuk menikah dengan Putri dari bangsawan ini." Jawab Pangeran ketiga.
"Apakah kau berniat melajang seumur hidup? Apakah kau tidak memikirkan keturunan ayahmu dan juga ibumu?" Dia ingin memprovokasi Zhong Rei Yu.
"Maaf Yang Mulia permaisuri, mengecewakan anda lagi. Kalau masalah untuk keturunan ibuku aku akan memikirkannya nanti. Sedangkan untuk keturunan dari ayah Kaisar... Bukankah ada putra mahkota dan juga pangeran pertama dan pangeran kelima?" Jawab Pangeran ketiga.
Kaisar memang memiliki banyak putra dan putri, karena dia memiliki selir samping yang banyak dan juga beberapa gundik. Selain dari selir utama dan semuanya itu dia peroleh bukan karena dia ingin menikahi mereka. Tetapi biasanya menikah karena politik dan kebanyakan para menteri akan menyodorkan Putri mereka agar Kaisar menikahinya.
Dan terkadang, ada selir yang hanya dia tiduri sekali seumur hidupnya. Itupun hanya di malam pertama pernikahan mereka. Hanya sebagai penyempurna pernikahan. Setelahnya... Terkadang kaisar tidak melihat mereka lagi.
Banyak wanita yang menderita dengan sistem hierarki seperti ini, tetapi ayah mereka terkadang tidak memperdulikan akan hal itu. Yang mereka utamakan adalah nama baik dan kenaikan pangkat.
Karena jika menikah dengan Kaisar walaupun hanya seorang selir samping atau gundik, akan mengangkat derajat keluarga mereka. Padahal status gundik dan selir samping itu setara dengan pelayan.
Karena yang berkuasa di harem, biasanya permaisuri, selir agung atau selir utama dan juga istri yang setara.
"Apakah kau dengar jawaban putramu itu Kaisar?" Tanya permaisuri. Kaisar hanya menoleh ke arah Zhong Rei Yu, tapi sekilas dia melihat ke arah Yenrou yang berada tepat di sebelah pangeran ke tiga. Yang duduk mematung tanpa ekspresi.
Walaupun sebenarnya mata Yenrou melirik ke sana ke sini, tapi tidak begitu terlihat dari kejauhan pergerakan matanya, karena dia memakai masker di bagian matanya sampai hidung.
"Permaisuri, Apakah jawaban dari Rei yu membuatmu tidak puas?" Tanya Kaisar karena dia tahu bagaimana perangai istrinya ini dia sangat tidak ingin putranya yaitu putra mahkota memiliki saingan.
Sedangkan saat ini Zhong Rei Yu dalam keadaan vegetatif. Tapi masih saja hatinya menaruh curiga yang berlebih.
"Bukan begitu maksud saya Kaisar." Ucapnya dengan bergelayut di lengan suaminya itu.
"Mengapa kau paksakan dia harus memiliki keturunan? Bukankah nantinya akan membuat putramu goyah? Jika kau tidak ingin saingan putramu memiliki penerus, Mengapa kau memprovokasi agar dia menikah?" tanya Kaisar langsung pada intinya.
Mendengar perkataan itu, permaisuri sedikit khawatir, 'Apakah Kaisar mengetahui sesuatu?' pikir permaisuri dia melirik ke arah Kaisar dalam hatinya mulai curiga apakah Kaisar ini mengetahui niatnya.
"Bukan, bukan seperti itu Kaisar. Aku hanya kasihan melihat Pangeran ketiga yang selalu menyendiri. Jadi, bukankah seharusnya dia memiliki istri dan anak? Agar kehidupannya tidak lagi sepi." ucap permaisuri mengelak.
Walaupun sebenarnya perkataan Kaisar benar adanya. Tentu saja dia harus menjaga sikapnya agar tidak terlihat rakus.
"Mengapa kau ingin sekali ikut campur urusan istana selatan?" Tanya Kaisar kepada permaisuri.
"Maaf Yang Mulia Kaisar, bukannya saya ingin ikut campur. Hanya saja hati kecil saya sebagai seorang ibu bisa merasakan ingin menimbang cucu dari keturunan mendiang permaisuri terdahulu." Ucapnya dengan wajah yang di buat sesedih mungkin.
"Saya rasa itu bukan rana mu lagi permaisuri. Biarkan dia memilih keinginannya sendiri. Karena di saat dia memenangkan peperangan beberapa tahun lalu, dia sudah mengajukan permintaan. Bahwa dia memiliki kebebasan dalam menentukan pernikahannya. Lagi pula, saya masih memiliki putra-putri yang lain. Yang bisa melahirkan cucu untukku." jawab Kaisar.
Permaisuri mengepalkan tangannya dengan keras. Dia sangat kesal mendengar ucapan dari Suaminya. Mengapa dia sangat membela Pangeran ketiga.
'Apakah Kaisar saat ini berubah haluan? Apakah dia mendukung Pangeran ke-3 sebagai penerusnya?'
'Tidak..! Itu tidak akan aku biarkan. Karena penerus Kaisar yang sebenarnya adalah putraku, putra mahkota.' Teriaknya di dalam hati.
Pesta masih berlanjut sampai tengah malam. Gu Yenrou memperhatikan sekeliling, tidak ada tanda-tanda orang yang mencurigakan.
Hanya saja dia sedikit heran terhadap putra mahkota. Karena pria itu sering memandang ke arah mereka. Dia tidak tahu pasti, apakah putra mahkota melihat Pangeran ketiga atau orang lain.
Untuk memastikan, Gu Yenrou mencoba melihat ke belakang, mungkin ada seseorang yang menarik perhatian putra mahkota di belakang punggungnya. Tetapi ketika dia menoleh ke belakang tidak ada satupun orang yang berdiri di belakangnya. Karena mereka duduk sejajar dengan tiang istana, sehingga tidak ada ruangan di belakang punggungnya.
Yenrou memahami, bahwa di istana juga banyak intrik. Sama halnya seperti di kediaman Jenderal Gu. Karena selama ini dia mengalami penyiksaan, berasal dari orang-orang yang tidak suka jikalau dia menjadi penerus ayahnya, yaitu Jenderal Gu.
'Apalagi ini di istana, intriknya pasti lebih besar.' Pikir Yenrou. Sehingga dia harus selalu waspada terhadap putra dan putri Kaisar lainnya. Karena istana ini terlihat tenang dari luar, tetapi sebenarnya di dalamnya terjadi gejolak perebutan tahta.
Karena saat ini dia bertugas sebagai pengawal pribadi Pangeran ketiga, maka yang lainnya akan dia anggap sebagai musuh tuannya. Jadi, dengan siapapun dia harus berhati-hati. Apalagi terhadap putra mahkota. Dia yakin lelaki itu memiliki siasat licik seperti ibunya.
lagi dong kak,tambah penasaran karena samasekali tidak ada gambaran dipikirin daku /Sneer/
ini kenapa pangeran yang di temukan hampir sama kisahnya dengan pangeran pertama yang di buang ke hutan ya. apa jasad yang di temukan gu yenrou bukan pangeran pertama?
duh makin penasaran nih