Cinta Di Ujung Nestapa

Dirga langsung membawa Freya untuk kembali ke desa hari itu juga tanpa menunda waktu lebih lama.

Namun tanpa di duga keduanya malah bertemu dengan Lastri dan Wiratama yang baru saja mengantarkan kedua orang tua Raina yang akan pergi ke luar negeri sebelum pernikahan Raina dan Arka di langsungkan beberapa hari lagi.

" Hei siapa ini bukankah kau Dirga sahabat Arka ? " sapa Lastri dengan menatap sinis ke arah Freya.

" Baguslah Tante masih ingat siapa aku, tidak seperti putramu yang lupa pada Mamahnya sendiri" Dirga dengan bersikap dingin

Freya meraih tangan Dirga supaya sang Kakak tidak terpancing emosi.

" Apa maksudmu Dirga?" Lastri menatap tajam Dirga.

" Sebaiknya Tante tanyakan saja pada putramu kenapa dia harus berbohong segala, karena bangkai yang terlalu lama baunya pasti akan tercium juga" Dirga dengan kembali bersikap dingin.

" Dirga, keterlaluan sekali jaga bicaramu ingat kau bukan siapa-siapa disini kau hanya pemuda kampung kalau bukan karena putraku yang menjadikanmu sahabatnya saya tidak akan membiarkan kau untuk berdekatan dengan kami" Lastri dengan tak kalah sinisnya.

" Cukup Tante, yang seharusnya menjaga bicara itu anda bukan Kakakku" timpah Freya

" Hei, kau hanya gadis desa yang bermimpi mencapai kesuksesan dengan menggoda anakku berani menceramahiku"

Dirga semakin terbakar emosi mendengar perkataan Lastri yang merendahkan Freya.

" Tutup mulutmu itu, jika anda tidak tahu apa -apa sebaiknya anda diam " bentak Dirga.

Akibat bentakan Dirga membuat mereka menjadi pusat perhatian orang di bandara Wiratama mencoba untuk menghentikan Lastri namun perdebatan sudah tak bisa lagi di elak kan.

" Kau berani membentak ku pemuda kampung? Kau pikir kau siapa ? aku bisa dengan mudah membuatmu masuk ke dalam penjara aku akan menuntutmu atas pencemaran nama baik" ancam Lastri

" Silahkan saja aku tidak takut, anda pikir anda hebat? anda dan putramu itu tidak lebih dari seorang benalu kalian hanya parasit"

"PLAKKK"

Sebuah tamparan mendarat di wajah Dirga yang dilayangkan Lastri, Freya menutup mulutnya terkejut dengan apa yang dilakukan Lastri.

" Mah, apa yang kau lakukan?" Wiratama mencoba untuk menenangkan sang istri.

" Tante, anda sudah keterlaluan dengan menampar Kakakku, apa yang dilakukannya hanya membelaku tidak ada maksud lain, dan satu hal yang harus Tante tahu, aku tidak pernah berniat sedikitpun untuk menggoda putramu itu, putramu sendiri yang datang padaku , dan memohon padaku , sebaiknya kau jaga putra kesayanganmu untuk tidak lagi menganggu kehidupanku"

Freya dengan tegas ia pun pergi dengan menarik tangan Dirga untuk segera pergi meninggalkan Lastri dan Wiratama.

Namun baru saja beberapa langkah ia beranjak , Lastri dengan suara keras memanggil petugas keamanan Bandara untuk menangkap Dirga.

" Tangkap laki-laki itu, ia sudah berani mengancamku masukan dia ke dalam penjara aku menuntutnya dengan tuduhan pencemaran nama baik" titah Lastri.

Dirga nampak syok begitu juga dengan Freya mereka berdua tak menduga jika Lastri bisa berbuat sedemikian jauhnya.

" Lepaskan Kakakku, dia tidak bersalah semua ini tuduhan bohong" ucap Freya pada para petugas keamanan yang mencoba menangkap Dirga.

" Nona , sebaiknya kita selesaikan semuanya di kantor polisi "

" Apa?? Kantor polisi tidak , jangan bawa Kakakku"

Petugas keamanan tetap membawa paksa Dirga dengan kasar dan tangan di borgol meninggalkan Freya .

Freya berjalan menghampiri Lastri yang tersenyum puas melihat bagaimana Dirga di bawa dengan paksa oleh para petugas keamanan.

" Anda sangat keterlaluan, anda salah memilih lawan Tante, tunggu saja apa yang akan terjadi pada kalian semua!!"

Freya langsung pergi mengejar kendaraan yang membawa Dirga menuju kantor polisi terdekat dengan menggunakan taksi.

" Dasar, gadis desa bisa apa kau di kota ini heh"

Lastri pun pergi meninggalkan Bandara bersama Wiratama dengan penuh kebahagiaan karena telah membuat Dirga ditahan pihak kepolisian.

David yang tanpa sengaja juga berada di bandara segera memberitahukan kejadian yang di alami Dirga dan Freya kepada Arka, Arka begitu murka mendapatkan kabar tersebut tanpa basa-basi ia bergegas meninggalkan ruangan kantor menuju kantor polisi.

Pikirannya hanya tertuju pada sosok Freya yang mungkin saja saat ini tengah ketakutan karena ia harus berhadapan dengan polisi tanpa ada siapapun di sisinya.

Setibanya di kantor polisi Arka segera mencari Freya dan Dirga yang tengah diinterogasi.

" Freya"

Arka menghampiri Freya, namun gadis itu menghindarinya dan lebih memilih untuk menjauh.

" Cepat, kalian lepaskan Dirga, dia sahabatku dan batalkan semua tuntutan Mamahku" titah Arka.

" Maaf Tuan, tapi kami tidak bisa membatalkan tuntutan ini , Nyonya Lastri ingin Tuan Dirga di tuntut atas pencemaran nama baik" ucap petugas polisi

" Kau sudah gila? Aku yang memberikan perintah untuk menarik tuntutannya sekarang!!" Arka dengan kesal.

Dirga sama sekali tak memperhatikan Arka ia malah mencemaskan Freya yang sejak tadi nampak sibuk menghubungi seseorang.

Freya segera menghampiri Dirga dan meraih tangan sang Kakak.

" Kak Dirga, aku sudah menghubungi pengacaraku, kita tunggu sebentar"

" Iya, kau jangan panik lagi" Dirga balas memeluk Freya.

Melihat interaksi kedua saudara itu Arka seolah terbakar api cemburu yang membakar jiwa dan hatinya tanpa bisa ia kendalikan.

" Apa kalian tidak bisa menghargaiku di sini?" ucap Arka sinis.

" Siapa kau? Apa ada yang memintamu datang Tuan? Freya dengan tak kalah sinisnya.

" Freya, aku disini karena aku ingin membantu kalian, aku sangat mencemaskanmu seharian ini"

" Terimakasih, tapi kami tidak butuh bantuanmu , kami bisa menyelesaikan masalah kami sendiri tanpa bantuanmu itu"

" Frey, sampai kapan kau akan bersikap seperti ini padaku? Kau tahu aku sangat mencintaimu ku mohon maafkan aku dan kembalilah padaku "

Arka mencoba meraih tangan Freya namun lagi-lagi penolakan yang didapatnya Freya kembali menepisnya,

Dirga hanya mengulas senyum tipis melihat Freya bersikap seperti itu, beberapa petugas polisi juga menatap ke arah Freya dan Arka yang saling berdebat.

" Cukup Arka, aku tidak mau mendengar semua omong kosongmu lagi, cepat pergi jangan menguji kesabaranku"

" Frey, kau saat ini sedang marah padaku, tapi aku tahu kau masih sangat mencintaiku aku tahu itu"

" Aku bilang cepat pergi!!"

" Nona Muda, maaf kami datang terlambat "

Tiba- tiba ada beberapa orang datang dengan berpenampilan rapi dan juga gagah di pimpin seorang pria yang sangat tampan dan juga berperawakan tegas.

Freya mengangguk sekilas,Arka dibuat melongo melihat kedatangan empat orang yang bertugas sebagai pengawal pribadi dan satunya adalah Yuda Pratama seorang pengusaha sukses dan bertalenta ia bekerja di bawah pimpinan perusahaan besar di kota ini dan juga di luar negeri.

" Pak Yuda anda disini?" tanya Arka.

" Seperti yang anda lihat Tuan "

" Mari Nona Muda"

Yuda dengan penuh hormat mengajak Freya untuk menemui petugas polisi yang kekeh ingin menahan Dirga.

" Anda Tuan Yuda?"

" Bebaskan Tuan Muda Dirga , dia tak pantas menerima tuntutan yang tak beralasan dan tanpa bukti yang kuat"

" Tapi Tuan, kami hanya melakukan sesuai dengan prosedur dan tuntutan Nyonya Lastri "

" Baiklah, bukti cctv di bandara yang akan berbicara disana ada buktinya dan kita lihat siapa yang akan mendekam di dalam penjara nantinya, kalian sudah berani berurusan dengan Tuan Muda dan Nona Muda kami maka kalian harus siap menanggung resikonya, kami akan menuntut balik kalian petugas keamanan dan polisi yang terlibat juga orang tuamu Tuan Arka " Yuda dengan tegas.

Pernyataan Yuda membuat Arka syok ia tak mengira semuanya malah jadi berbalik, bagaimana Freya dan Dirga bisa berurusan dengan Yuda seseorang yang paling ditakuti dan juga dihormati di kota ini.

" Tunggu dulu, anda tak bisa berbuat seperti itu, apa hubungan anda dengan Freya ? anda begitu menghormatinya?" tanya Arka

" Jaga bicara anda pada Nona muda kami Tuan Arka "

" Nona Muda???"

Arka kembali dibuat terdiam dan tak bisa berkata apa-apa.

" Seperti yang anda dengar Tuan Arka, Nona Freya adalah Nona Muda kami pewaris Hutama Corporation, Nona Freya Larasati Hutama" Yuda dengan lantang .

Selama ini Freya dan keluarganya selalu menutupi jati dirinya tak ingin diketahui orang lain dan ingin hidup seperti orang lain pada umumnya, namun hari ini mau tidak mau Freya harus membuka jati dirinya.

" Tidak, ini tidak mungkin bukannya Freya adikmu Dirga dia keponakan Om Wira itu yang selama ini ku tahu?"

" Seperti yang kau dengar Arka, Freya adalah pewaris dan penerus terakhir keluarga Hutama"

" Kak Dirga, jangan bicara lagi padanya ayo kita pergi"

Freya menarik tangan Dirga dan pergi diikuti Yuda dan para pengawal pribadinya yang lain , sementara Arka di telan rasa syok dan juga penyesalan.