Walaupun identitasnya adalah seorang Tuan Muda dari keluarga Dong yang terkenal di dunia kultivator, tapi Fangxuan menjalani kehidupan yang begitu sulit karena tidak memiliki jiwa martial seperti murid sekte yang lainnya.
Hidupnya terlunta-lunta seperti pengemis jalanan. Fangxuan juga sering dihina, diremehkan, bahkan dianggap sampah oleh keluarganya sendiri.
Mereka malu memiliki penerus yang tidak mempunyai bakat apapun. Padahal, keluarganya adalah keluarga terhebat nomor satu di kota Donghae.
Karena malu terhadap gunjingan orang, tetua sekte Tombak Api mengutus seorang guru untuk melenyapkan nyawa Fangxuan dengan cara membuangnya ke lembah Kematian Jianmeng.
Namun, nasib baik masih berpihak padanya. Fangxuan diselamatkan oleh seorang Petapa tua. Bukan hanya itu, Petapa tua tersebut juga mengangkatnya sebagai murid satu-satunya dan mewariskan seluruh ilmu kanuragan yang dimilikinya.
"Aku akan membalas mereka semua yang selama ini menindas ku. Tunggulah ajal kalian!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lienmachan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Bab 22~Pertandingan (Bagian satu)
Alun-alun kota Zhengwu.
Para tetua terkejut melihat tujuh peserta yang selamat dari rintangan ruang dimensi. Sebanyak seratus delapan belas orang tewas tanpa tahu penyebab kematiannya sebab ke tujuh orang yang kini berada di hadapan mereka tak bisa ditanyai, tepatnya seperti orang hilang ingatan.
Sekeras apapun para tetua sekte memaksa mereka untuk membuka suara, tetap saja ke tujuh orang itu mengatakan 'tidak tahu'.
"Apa yang membuat mereka melupakan kejadian di ruang dimensi? Lalu, bagaimana kita akan mengetahui rahasia di dalamnya?!" Tetua Ji berpikir keras.
Sesuai kesepakatan sebelumnya, siapapun yang bisa keluar dari ruang dimensi dengan selamat, maka mereka berhak mendapatkan hadiah sebanyak lima puluh batu spirit, mendapat batu keabadian, juga menjadi prajurit khusus.
Tapi, semua hadiah akan didapatkan oleh satu orang saja dan untuk yang lainnya akan diberikan dua puluh batu spirit masing-masing sebagai hadiah.
(Satu batu spirit setara dengan sepuluh ribu koin perak)
Tujuh peserta kompetisi terdiri dari, Fangxuan, Chang Ling dan Chan Lee, Xia Lan, Xi Anzhing, Xu Yan dan juga Qiu Wei. Ke tujuh peserta kini berdiri di atas arena dan siap bertarung memperebutkan gelar sebagai prajurit khusus dan memenangkan batu keabadian serta batu spirit yang dijanjikan.
Walaupun sesungguhnya mereka tidak mengerti apa yang terjadi, tapi mendengar hadiah yang disebutkan, tidak peduli apapun yang terjadi, yang pasti mereka harus menang.
Pertarungan pertama antara Chan Lee dan Xi Anzhing, kedua antara Fangxuan dan Xu Yan, ketiga antara Chan Ling dan Xia Lan. Sedangkan untuk Qiu Wei harus menunggu pemenang di antara mereka berenam.
Chan Lee berdiri dengan kuda-kuda, bersiap melawan Xi Anzhing. Keduanya memiliki tatapan sengit satu sama lain, ingin segera menumbangkan lawan.
Tung ... Tung ...
Gong dipukul keras pertanda pertarungan akan segera dimulai. Kedua pemuda itu bersiap memulai pertarungan fisik terlebih dahulu sebelum mengadu jurus-jurus yang dimiliki.
"Lawan ... lawan ... lawan!" Sorak Sorai para penonton dari sisi arena penuh semangat. Suaranya bahkan terdengar sangat riuh bergemuruh diiringi tepuk tangan.
Xi Anzhing berteriak keras lalu berlari menerjang Chan Lee.
"Hiyaaaaa!"
Tap ... Tap ...
Bagh ... Bagh
Bugh
Pukulan demi pukulan dilepaskan ke arah berlawanan guna menumbangkannya, namun kedua pemuda tersebut saling bertahan dengan memberikan serangan balik.
Bagh ...
Bugh
Duagh
Krakkkk
Bruagh
"Ugh!" Xi Anzhing meringis menahan sakit setelah terkena tendangan Chan Lee.
Chan Lee menyeringai sembari melambaikan tangan, mengejek Xi Anzhing yang kini tersungkur di tanah.
Merasa dihina, tentu saja Xi Anzhing marah besar. Pemuda itu lantas melompat dengan gerakan salto, menyerang Chan Lee bertubi-tubi membuatnya kewalahan.
Syuuuutt
Duagh ... Duagh ....
Bugh
Baaaaammmm
"Argh!" Kini Chan Lee yang terjatuh setelah perutnya terkena pukulan Xi Anzhing.
"Cih, kau begitu sombong, Lee. Sekarang, terimalah ini. Hiyaaaaa!" Xi Anzhing menggerakkan tangannya begitu cepat, kemudian melesat menerjang lawannya dengan kekuatan penuh sebelum Chan Lee bersiap.
Gerakannya yang sangat cepat tak bisa dibaca Chan Lee hingga pemuda itu tak tahu jika lawannya sudah berada di belakangnya, dan seketika perut Chan Lee terkena lagi pukulan keras dari Xi Anzhing.
Duaaagghhhh
"Aarrggghh!" Chan Lee mengerang kesakitan. Tubuhnya terpental beberapa meter hingga menabrak dinding di belakangnya.
Brakkk
Chan Lee memegangi perutnya yang kesakitan akibat terkena pukulan Xi Anzhing, bahkan mulutnya memuntahkan darah segar.
"Lee!" Chan Ling dan Fangxuan gegas menghampiri.
Ting ... Ting ...
"Pemenangnya adalah Xi Anzhing." Juri mengumumkan.
Prok ... Prok ... Prok
"Huuuuuu ... Huuuuuu! Lanjut ... lanjut!"
"Baiklah, sekarang kita mulai pertandingan kedua antara Fangxuan dan Xu Yan! Silahkan ke depan!"
Xu Yan tertawa sembari menggerakkan bagian tubuhnya seperti tangan, kaki dan leher. Pemuda itu melambaikan tangan ke arah Fangxuan lalu memperlihatkan jempol terbalik mengejek lawannya.
Chan Ling mendengus kesal melihat tingkah sombong Xu Yan ketika mengejek Fangxuan. "Fangxuan, kalahkan dia secepatnya. Aku tidak ingin melihat dia lebih lama!"
Sementara Fangxuan hanya menyeringai penuh arti. Sejujurnya ia tak ingin melawan Xu Yan yang memiliki tingkat kultivasi di bawahnya. Tapi, jika tidak diberi pelajaran maka pemuda itu akan tetap sombong.
"Ling-Ling, bantu Kakakmu berdiri. Aku akan melawan Xu Yan."
Chan Ling mengangguk lalu memapah kakaknya ke sisi arena. Keduanya menonton pertandingan bersama penduduk yang ikut menyaksikan.
Aturan pertandingan tetap sama, sesi awal adu kekuatan fisik, sesi kedua baru mengeluarkan jurus untuk menumbangkan lawan agar keluar jadi pemenang.
Netra Fangxuan hanya mengikuti pergerakan Xu Yan yang terus berputar mengelilinginya. Ia hanya menggelengkan kepala ketika Xu Yan dengan sengaja mengibas-kibaskan kakinya untuk menakut-nakutinya.
"Wattaaaww!"
Tingkahnya sangat konyol dan menyebalkan tentunya.
Karena ejekannya tak direspon, tentunya Xu Yan pun marah. Dengan mengayunkan tangan kanannya, Xu Yan berharap bisa memukul wajah Fangxuan hingga babak belur karena mengira jika lawannya itu memiliki tingkat kultivasi di bawahnya.
Padahal, Fangxuan menggunakan jurus penekan Qi agar tingkat kultivasinya tidak terbaca orang lain, sehingga orang-orang meremehkannya dan tidak akan mengira jika ternyata Fangxuan sangat kuat.
Syuuuuuttt
Bagh ... Bagh ... Plakkk
Deziiing
Buagh
Semua pukulan dan tendangan Xu Yan hanya ditangkis Fangxuan tanpa memberikan perlawan. Dan itu hanya menggunakan satu tangan.
Pemuda itu mengelak ke kiri dan kanan, melompat dan menunduk untuk menghindari pukulan dan tendangan lawannya.
Bibir Fangxuan tersungging sedikit melihat Xu Yan sedikit kelelahan karena terus menyerangnya.
"Kau ... kurang aja, Fangxuan. Beraninya mempermainkan diriku. Dasar sampah. Terima ini, hiyaaaaa!" Xu Yan melesat setelah mengeluarkan jurus tembakan api. "Matilah kau, Fangxuan!"
Swoooossshhh
Namun, ia tak mengira jika Fangxuan melompat ke atas lalu menendang punggungnya hingga tersungkur di tanah. Darah keluar dari hidungnya karena wajahnya membentur tanah dengan sangat keras.
Xu Yan berdiri kembali sembari mengerang penuh amarah. "Brengsek, bedebah sialan. Aku tidak akan mengampuni kau, Fangxuan. Hiyaaaaa!" Ia kembali menyerang.
Kali ini dirinya tak main-main lagi, terlihat serius dan penuh kebencian pada lawannya. Tangannya kembali mengeluarkan api kemerahan, kemudian dilesatkan ke arah Fangxuan lebih cepat dari sebelumnya.
Wuuuussshhhh
Slash ... Slash
Braaagghhh
Fangxuan menyilang kan kedua tangan di depan wajah karena api tersebut mengarah ke wajahnya. Tubuhnya sampai terpundur ke belakang karena dorongan kuat dari serangan Xu Yan.
"Dia mulai serius. Baiklah, akan ku akhiri sekarang!"
Ketika Xu Yan sudah bergerak kembali dengan jurus tembakan api, Fangxuan diam-diam mengeluarkan pagoda Long Taishan untuk menyerap kekuatan besar tersebut ke dalamnya. Ia menaruh pagoda Long Taishan di dada tanpa diketahui semua orang.
Saat Xu Yan melesatkan jurus tembakan api ke arah Fangxuan, tiba-tiba api tersebut mati seperti sebuah lilin yang ditiup apinya.
Pssssssshhhhhhh
"Apa?!"
...Bersambung ......
kultivasi ga jelas,semua nya ga jelas