zahra seorang wanita cantik yang sederhana menikah dengan alif. mereka menikah bukan dari hasil perjodohan namun mereka menikah karena mereka saling mencintai.
zahra pikir suami nya ialah suami yang setia, padahal ia menyembunyikan sesuatu dari nya.
bagaimana kelanjutan rumah tangga zahra dan alif, apakah zahra masih mau mempertahankan rumah tangganya demi anak nya atau lebih memilih pergi?
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isy_yuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Zahra tidak mendengar perkataan suaminya. Ia bergegas meninggalkan rumah mertuanya. Ia membawa sisil yang berada di gendongannya. Sedangkan mbak yuyun yang mematung juga pergi tapi bukannya pulang ke rumah mbak yuyun pergi ke warung mak, untuk menceritakan semuanya yang terjadi.
***********
"Sayang... " Panggil alif ia berniat untuk mengejar istrinya , namun pergelangan tangannya di cegal oleh seseorang yang tak lain bu marni.
"Mau ke mana kamu lif, di sini masih ada kedua mertua mu. " Kata bu marni
"Alif ingin nyusul istri alif bu " Ucap alif namun bu marni mengeratkan pegangannya
"Gila kamu. Di sisi masih ada tamu. Kalau soal Zahra bisa bicarakan nanti. Nanti kan bisa lagi pula Zahra pasti ada di rumah kontrakan nya" Cetus bu marni.
"Aku gak peduli bu. Yang terpenting sekarang istri dan anak ku " Ketus alif
"Kamu mau ibu mu mati HAH " bentak bu marni
"Argghhhhhhh" Teriak alif ia menatap ibu nya dengan perasaan tidak percaya. Ibu marni dan yang lainnya kaget. Apa lagi bu bu marni yang baru mendengar anak nya teriak kepadanya.
"Ini semua gara gara ibu. " Tekan Alif dengan air mata nya yang sudah mengalir deras
Mereka masih berdebat. Alif yang ingin menyusul istrinya sedangkan bu marni ingin anak nya tetap berada di sini karena masih ada orang tua ratih.
.
Di sisi Zahra yang baru sampai di rumah kontrakan. Ia menudukkan anak nya di depan televisi.
"Ayah jahat bu " Lirih sisil matanya sudah sembab karena sedari tadi menangis.
"Hustt gak boleh bilang gitu. Sisil tunggu sini ya. Mama mau ke kamar dulu. " Kata zahra menatap sang anak. Setelah dapat anggukan dari anak. Zahra melangkah ke kamar nya. Ia buka kamar nya pelan pelan, Zahra mengingat semua kenangan bersama suami nya.
"Kenapa mas. Kenapa kamu tega. Asalkan kamu tahu di hati ini sangat sakit mas. Kamu tahu kan bahwa keluarga mu tidak menyukai ku tapi aku bisa menahan semua nya karena apa hikss hiks karena ada kamu di sisiku mas cinta mu yang bisa membuat aku bertahan, tapi sekarang hikss kamu hancurkan... pernikahan kita selama ini di bina kalah karena orang ketiga dan restu orang tuamu. " Gumam Zahra menitikkan air mata nya. Sakit memang, siapa yang mau di madu.
Di dalam agama memang di perbolehkan beristri lebih tapi dengan syarat syarat tertentu. Tapi bagi Zahra ia tidak mau di poligami sama seperti perempuan yang lain, karena di istana hanya ada satu ratu bukan dua ratu.
Zahra hapus air mata yang jatuh. Ia harus kuat karena masih ada sisik. Lalu zahra melangkah ke lemari. Ia ambil koper dan memasukkan semua baju nya dan anak nya. Zahra akan pulang kampung, soal suaminya. Biarlah Zahra yang menyerah. Ia sudah lelah.
Setelah beberes ia geret koper keluar kamar, zahra menghampiri anak nya yang sedang duduk. Zahra jongkok menjajarkan tubuh nya.
"Nak. Sisil ikut mama yuk. Kita ke rumah nenek yang di kampung" Ucap zahra dengan lembut ia juga membelai pipi sang anak.
"Ayah gak ikut ma ? " Cicit sisil. Zahra menggelengkan kepalanya dengan pelan sambil tersenyum.
"Gak sayang, kita hanya berdua. Sisil mau kan ikut mama.? " Tanya Zahra. Ia kasihan menatap sang anak yang menjadi korban ialah anak nya. Zahra juga gak tega memisahkan sisil dengan ayah nya. Tapi bagaimana dengan dia sendiri.
"Iya ma cicil mau " Ucap sisil menggengam tangan mama nya. Zahra tersenyum kepada sang anak.
Lalu ia berdiri sambil menggandeng sang anak, tangan satu nya ia geret koper yang berisi bajunya dan sisil. Zahra dengan mantap melangkah keluar rumah kontrakan, sebelum nya ia sudah memesan mobil lewat handphone.
Zahra melihat mobil yang di pesan nya sudah berada di depan rumah kontrakan, ia dan sisil melangkah mendekati mobil, supir nya dengan sigap membantu Zahra untuk memasuki koper ke bagasi.
Sebelum masuk ke mobil. Ia pandang rumah kontrakan yang selama ia tinggali.
"Mungkin cukup segini jodoh kita mas. Terimakasih selama 5 tahun kamu sudah menjadi suami dan ayah terbaik buat aku dan sisil. " Gumam Zahra meneteskan air mata nya. Lalu ia masuk ke dalam mobil. Setelah siap baru mobil melaju dengan pelan meninggalkan rumah kontrakan yang sudah menjadi saksi cinta Zahra dan alif. Untungnya waktu ia keluar rumah, tidak ada tetangga yang melihat nya.
.
Di warung mak, mbak yuyun menceritakan semua kejadian di rumah mertua zahra. semua ibu ibu yang kebetulan lagi belanja mendengar dengan seksama.
"gak nyangka aku loh kalau alif akan menikah lagi" komentar ibu 1
"itu semua pasti ada campur tangan nya bu marni. kan kalian tau perangai bu marni" komentar ibu 2
"betul itu apalagi bu marni gak suka sama Zahra. padahal Zahra mah anak nya baik" komentar ibu 3
"kalau memang ini ada campur tangan nya si marni, alif juga salah di sini karena dia tidak tegas jadi laki laki " kata mak yang sedari tadi menyimak pembicaraan ibu ibu
"iya betul itu. aduh jadi gak tega sama zahra" ucap Ibu 2
"yang paling kasihan itu si sisil anaknya mereka, walaupun umur masih kecil si sisil bisa mengerti. tadi aja aku kasihan yang lihat sisil nangis" kata mbak yuyun.
mereka asik berbicara bergosip ria. yah itulah ibu ibu jika ada bahan untuk dibicarakan pasti semua urusan di rumah nya terlupakan.
bisa di bilang tempat warung mak ialah tempat bermain ibu ibu.
.
di rumah bu Marni. semua nya menjadi tegang. alif tidak mendengar teriakan ibu nya. ia melangkah keluar menuju kontrakan nya.
"alif alif jangan pulang kamu, di sini masih ada tamu loh, anak ini ngeyel banget dibilangin " teriak bu Marni yang tidak di hiraukan oleh alif.
"bu , mas alif " ucap pelan Ratih, tapi di dalam hati nya ia bersorak.
"yes akhirnya mas alif akan jadi suami ku satu satu nya. aku yakin zahra tidak akan rela kalau mas alif menikah lagi. dan pasti nya zahra akan menggugat mas alif" batin Ratih tersenyum puas
"sudah ratih sabar, nanti ibu bilangin alif. alif pasti bentar lagi ke sini lagi. dia cuman mau bicara sama wanita miskin itu " ucap bu Marni sambil mengelus lembut tangan menantu baru nya.
orang tua Ratih yang masih berada di rumah besan nya. berencana untuk pamit pulang. awal nya bu Marni menyuruh pulang nanti, tapi mereka beralasan ada keperluan.
"bu pak makasih ya sudah datang, dan hati hati pulang nya" ucap Ratih yang berada di pelukan ibu nya. bapak yang di samping nya masih mendengar apa yang dikatan oleh Ratih.
"iya ibu dan bapak ke sini karena ancaman mu nak. tapi ingat perkataan ibu waktu itu, jika kamu terkena karma nya atas perbuatan mu, jangan pernah temui bapak dan ibu mu " ucap lirih ibu Ratih.
Ratih tersenyum kecut, ia pasti akan menunjukkan ke orang tua nya bahwa ia akan bahagia bersama pria yang di cintai nya.