Vior terlahir mempunyai kemampuan melihat makhluk tak kasat mata, namun Vior menyembunyikan kelebihannya itu karena takut dianggap gila.
Bagaimana jadinya jika Vior dihadapkan dengan para arwah penasaran yang meminta tolong kepadanya? dan Vior harus mengungkap misteri kematian tak wajar para arwah penasaran itu.
Akankah Vior sanggup menolong para arwah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25 Sosok Di Samping Bombom
Setelah deal, Vior dan Dodi pun pulang. "Terima kasih ya, Vior, kamu sudah membantuku," ucap Dodi.
"Sama-sama, Kak," sahut Vior.
Vior pun segera masuk ke dalam rumahnya, begitu pun dengan Dodi yang langsung masuk ke dalam kontrakan. Malam pun tiba, suasana kontrakan terasa sangat sepi dan hening. Dodi sedang membereskan barang-barangnya karena besok dia akan mulai bekerja dan pindah kontrakan.
Tiba-tiba, sebuah bantal terlempar ke wajah Dodi. "Busyet, gak sopan banget. Jangan ganggu, aku lagi beres-beres ini," seru Dodi.
Dodi kembali melanjutkan pekerjaannya, hingga tidak lama kemudian semuanya selesai. Dodi mulai bersiap-siap untuk tidur karena besok dia takut kesiangan. "Aku mau tidur, kalian jangan ganggu aku. Kalau mau pesta, pesta saja tapi jangan ganggu fisik aku." Dodi kembali berbicara sendiri.
Dodi pun mulai membaca doa dan memejamkan matanya, belum juga terlelap, selimut Dodi ada yang menarik. Dodi tampak kesal, tapi dia tidak menghiraukannya. Dodi melanjutkan tidur dan berharap dia segera terlelap supaya tidak mendengar ocehan atau gangguan para setan jahil itu.
***
Keesokan harinya....
Di sebuah rumah mewah dan megah, Bombom sedang sarapan bersama kedua orang tuanya. Bombom terlihat lemas dan tidak bersemangat. "Ma, Pa, bisa tidak kalian menghentikan semua ini? Bombom sudah tidak kuat, Bombom selalu merasa lemas setiap bangun tidur," keluh Bombom.
"Kamu jangan bicara seperti itu, meskipun kamu lemas tapi 'kan yang penting kamu bisa makan enak dan hidup mewah di rumah ini," sahut Mama Bombom.
"Bombom tidak pernah menginginkan kemewahan semua ini, lagipula Bombom tidak pernah memakai fasilitas yang kalian sediakan. Bombom selalu pakai motor yang dulu kalian belikan sebelum kalian terjerumus kepada hal-hal menyesatkan itu. Bahkan aku menggunakan uangku sendiri dari hasil usaha kecil-kecilanku selama ini.
"Kamu memang bodoh Bombom, kami sudah memberikanmu kemewahan tapi kamu malah menolaknya," ucap Papa Bombom.
"Jadi aku minta, lepaskan aku karena aku tidak mau terlibat dalam masalah kalian," kesal Bombom.
"Jangan bodoh kamu, kami melakukan semua ini demi kamu. Supaya kamu bisa hidup enak, bahkan setelah kami meninggal pun harta kekayaan kita itu tidak akan habis, asalkan kamu mau menurut!" bentak Mama Bombom.
"Tapi Bombom gak mau, apalagi banyak orang yang sudah melihat jika Bombom sering membonceng wanita cantik padahal selama ini Bombom tidak pernah melihatnya. Bombom ingin hidup tenang, Bombom tidak butuh kemewahan ini semua!" geram Bombom.
"Sosok yang selalu berada di samping kamu itu yang akan selalu jagain kamu dan memberikan kemewahan turun-temurun," sahut Mama Bombom.
"Tobat Ma, Pa, Allah tidak akan mengampuni kalian, Bombom tidak mau kalian disiksa di akherat nanti," ucap Bombom memperingati kedua orang tuanya.
"Diam kamu, Bombom! kamu sudah terlalu banyak bicara, pokoknya tidak akan ada yang menghentikan Mama dan kamu harus nurut!" bentak Mama Bombom.
"Kalau begitu, jangan bawa-bawa Bombom terus. Bombom tidak kuat, badan Bombom selalu lemas Jangan jadikan Bombom tumbal kalian. Sebenarnya Bombom ini anak kalian atau bukan? kenapa kalian begitu jahat menjadikan Bombom sebagai tumbal kalian!" geram Bombom.
"Diam Bombom!" bentak Papa Bombom.
Bombom bangkit dari duduknya, tanpa banyak bicara dia pun akhirnya memilih untuk pergi. Kedua orang tua Bombom ternyata selama ini melakukan pesugihan dan dengan teganya mereka menjadikan anaknya sendiri sebagai tumbal. Bombom mempunyai usaha kecil-kecilan, seperti kedai makanan anak muda kekinian dan usahanya lumayan rame walaupun keuntungannya tidak seberapa.
Sesampainya di kampus, Bombom datang bersamaan dengan Vior yang juga baru sampai. "Astaga, kenapa wanita itu selalu ikut Bombom? apa Bombom tahu mengenai itu?" batin Vior.
"Pagi Vior, Caramel!" sapa Bombom.
"Pagi, Bombom. Wajah kamu kok pucat Bom, apa kamu sakit?" tanya Caramel.
"Tidak, aku hanya sedikit lemas saja tapi tenang, aku sehat kok," sahut Bombom dengan senyumannya.
Mereka bertiga pun berjalan beriringan, hingga tidak sengaja Bombom menabrak Sandra yang sedang memegang minuman membuat minuman itu tumpah ke bajunya. "Astaga, Kak. Maaf, gak sengaja," ucap Bombom merasa tidak enak.
"Hai gendut, lihat baju aku jadi basah seperti ini, bisa tidak jalan yang benar!" bentak Sandra.
"Maaf Kak, aku tidak sengaja. Apa mau aku ganti minumannya?" tawar Bombom.
Sandra mencengkram kerah baju Bombom. "Hai gendut, memangnya kamu pikir aku tidak mampu membeli minuman? bukan masalah minumannya, tapi kamu sudah membuat baju aku basah dan kotor!" bentak Sandra.
"Iya, Kak, maafkan aku." Bombom segera mengeluarkan sapu tangannya lalu dengan reflek membersihkan baju Sandra membuat Sandra membelalakkan matanya.
Plaakkk...
Sandra menampar Bombom karena yang jadi masalahnya, baju Sandra kotor tepat dibagian dada. Vanilla ikut geram dan dia pun mendorong Bombom sehingga Bombom tersungkur ke tanah. "Astaga, kamu gak apa-apa Bom?" Vior menolong Bombom.
"Kurang ajar sekali kamu anak baru!" bentak Sandra.
Sandra menghampiri Bombom yang masih terbaring di tanah, Sandra hendak menginjak perut Bombom namun wanita yang selalu ada di samping Bombom menangkap kaki Sandra dan menghempaskan tubuh Sandra sampai terpental ke belakang. Semua orang sampai membelalakkan matanya, begitu pun dengan Vior yang justru melihat ke arah sosok wanita itu.
"Kamu tidak apa-apa, San?" tanya Vanilla sembari menolong Sandra.
"Kurang ajar, kamu punya ilmu apaan, gendut?" teriak Sandra.
Bombom segera berdiri dibantu Vior dan Caramel. "Dia kenapa? kok bisa terpental begitu?" gumam Bombom tidak percaya.
"Awas kalian semua," geram Sandra.
Sandra dan Vanilla pun segera pergi dari sana. "Busyet, apa si gendut itu punya ilmu? si Sandra sampai terpental jauh," ucap Deki.
"Gila, jangan macam-macam kita sama si gendut," sahut Valdo.
Deril hanya diam saja, begitu pun dengan Dion yang memperhatikan semuanya dari kejauhan. "Kita masuk kelas saja," ajak Vior.
Di dalam kelas, ketiganya terdiam. Vior melihat jika sosok wanita itu tidak ada di samping Bombom, lalu Vior pun menoleh ke belakang. "Bom, kamu punya sosok penjaga ya?" tanya Vior.
"Enggak, memangnya kenapa?" Bombom pura-pura tidak tahu.
"Aku lihat, di samping kamu selalu ada wanita cantik dan tadi juga yang menolong kamu itu dia. Seriusan kamu tidak punya sosok penjaga?" Vior kembali bertanya.
"Kamu bisa melihatnya?" ucap Bombom.
"Vior anak indigo Bom, jadi dia bisa melihat makhluk tak kasat mata," sahut Caramel.
Tidak lama kemudian, Dion pun masuk ke dalam kelas. "Nanti aku ceritakan sama kalian, tapi kalian harus janji jangan bilang sama siapa-siapa," ucap Bombom.
Vior dan Caramel menganggukkan kepalanya, mereka pun kembali fokus kepada Dion. Dion menoleh ke arah pintu masuk, ternyata sosok wanita itu tidak masuk ke kelas karena merasa takut kepada Dion. Entah apa yang dimiliki Dion, selain manusia, setan pun sampai takut melihat tatapan Dion.
kasihan dia, kalau perlu emak bapak nya aja yg langsung metong....
waduh kenalan sama Mira awas di ajak ke kamar Mira kan Mira hantu 👻
ketauan deh keluarga nya bom2 kalo pelihara tuyul
wong tinggal jalan kaki 2 langkah langsung ketemu kamar 🤣🤣🤣
semoga Vior dan Dion bisa menghentikan orang tua nya bombom, kasihan dia ngga bersalah 🥲🥲