Rembulan tak menyangka niat nya datang keacara pernikahan paman sahabat nya , justru membuat nya menjadi pengganti mempelai pengantin wanita .
.
Sadewa Biantara Adhiyaksa , pria tampan dan mapan harus menelan kekecewaan lantaran sang kekasih pergi tepat dihari pernikahannya tanpa berpamitan dengan dirinya .
Bagaimana Rembulan akan menjalani rumah tangganya dengan Sadewa ?
Simak kelanjutan ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Bunga sayang , papa sudah bawa aunty . Boleh papa katakan sekarang ?" ujar Dewa pada putri nya .
Bulan menoleh menatap Dewa dengan perasaan cemas . Apa mungkin suaminya itu akan mengatakan yang sebenarnya sekarang ? Demi apapun Bulan sanggup , ia tak ingin menyakiti hati bersih nan polos gadis kecil dihadapan mereka ini .
"Katakan pah .." pinta Bunga
Sejenak Dewa melirik Siska sekilas lalu beralih menatap dalam istri nya . Dia genggam erat jemari Bulan yang meremat tangannya kuat .
"Sebenar nya aunty sekarang istri sah papa , sedangkan mama sama papa sudah berpisah ". Ucap Dewa dengan tegas .
Bulan menggigit bibir bawah nya menatap ekspresi Bunga yang melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan . Hingga sebuah kalimat terlontar dari bibir mungil Bunga yang sangat menyentil hati nya .
"Apa aunty tidak malu sudah merebut papa dari mama ? Apa aunty tidak punya keluarga sampai merusak keluarga Bunga ? Kenapa aunty .. Kenapa ?" cecar Bunga menggebu-gebu dengan air mata yang menetes membasahi pipi chubby nya .
"Bunga ..."Pekik Siska terkejut ketika mendengar putri nya mampu mengucapkan kalimat seperti itu .
Sontak Bulan menggelengkan kepalanya pelan seraya menahan tangis nya agar tak luruh , dia segera melepas genggaman tangan Dewa dan langsung bergeser meraih tangan kecil Bunga .
"Sayang .. Maafin aunty , aunty gak bermaksud rebut papa Dewa dari mama Siska .." ucap Bulan sambil menundukkan kepala nya menggenggam erat tangan Bunga . Bahkan airmatanya sudah mengucur deras membasahi pipi mulus nya dan juga menetes hingga ke tangan Bunga .
"Kalo aunty gak rebut papa dari mama , kenapa aunty bisa jadi istri nya papa ? Aunty udah bikin papa sama mama pisah ..."
"Bunga sayang .. Aunty--"
Dewa meraih pundak sang istri yang sudah bergetar lalu menarik nya untuk bergeser . Dewa ingin biar dia sendiri yang menjelaskan semua nya .
Bulan menurut dan segera beranjak dari sisi ranjang . Bulan menghapus kasar air mata nya yang tak henti-henti dan terus mengalir .
"Sayang , dengarkan papa .. Jangan salahkan aunty , dia gak bersalah . Yang bersalah papa karena papa yang inginkan aunty jadi istri papa ..." Dewa berucap lembut mencoba memberikan Bunga pengertian secara pelan-pelan .
"Tapi kenapa pah ? Mama masih ada kenapa papa nikahin aunty ? Papa juga gak pernah berusaha mencari Bunga sama mama .. Apa papa gak sayang Bunga sama mama ?"
"Papa sayang Bunga , sangat sayang . Dengarkan papa nak , ada satu alasan yang gak bisa papa jelaskan kenapa papa nikahin aunty . Kelak jika Bunga sudah besar , Bunga akan tau sendiri apa alasannya . Yang terpenting aunty Bulan juga menyayangi Bunga seperti mama dan papa menyayangi kamu nak . Bunga paham kan sayang ?" tutur Dewa
"Paham pah ". Jawab Bunga sendu
"Sekarang Bunga mau kan menerima aunty Bulan sebagai mommy nya Bunga ? Nanti Bunga akan tinggal bareng sama papa sama aunty Bulan .." kata Dewa
"Tapi pah , gimana sama mama ? Kasihan mama nanti sendirian kalo Bunga ikut sama papa ". Ujar Bunga seraya menatap wajah tampan papa nya dengan penuh permohonan .
"Mbak Ranti kan ada ". Ucap Dewa tanpa melirik kearah Siska yang sedari terus menatap nya dan juga Bunga .
"Mbak Ranti kan udah kerja lagi pah kalo Bunga tinggal sama papa . Boleh ya pah mama tinggal bareng sama kita .." mohon Bunga
Dewa mengalihkan pandangannya menatap Bulan meminta persetujuan sang istri dan dibalas anggukan oleh Bulan.
"Nanti papa bicarakan dulu sama mommy Bulan ya sayang ..." kata Dewa sambil mengusap puncak kepala Bunga .
"Yeay makasih pah , makasih mo-mmy ..." ucap Bunga terbata-bata ketika memanggil Bulan dengan sebutan 'mommy' .
"Sama-sama sayang " sahut Bulan seraya tersenyum cantik .
Dewa yang mendengar itu merasakan bahagia , ternyata putri kecilnya itu mau menerima Bulan sebagai ibu tirinya meski sedikit perdebatan diawal tapi syukurlah semua sesuai dengan yang Dewa inginkan .
Siska yang sedari tadi terdiam hanya bisa menyunggingkan senyum getir ."Semoga pernikahan kalian langgeng ya mas , Siska titip Bunga ", ucapnya dalam hati .
.
.
Tiga hari berlalu ....
Hari ini Bunga sudah diperbolehkan pulang , Bulan tak sabar ingin segera menjemput putri dari suami nya itu dan membawa nya pulang .
"Mas , ayo mandinya cepetan dikit ". Teriak Bulan dari luar pintu kamar mandi . Pasalnya sudah satu jam berlalu Dewa belum juga keluar dari kamar mandi , padahal biasanya pria itu hanya membutuhkan waktu 30 menit hanya untuk mandi .
"Sebentar sayang .." sahut Dewa seraya membuka pintu kamar mandi .
"Lama banget sih mas , nanti Bunga keburu nungguin ". Sungut Bulan sambil menyilangkan tangannya didepan dada .
"Maaf sayang , tadi perut mas sakit " , ucap Dewa lalu menarik Bulan kedalam pelukannya .
"ihh mas , cepetan pake baju dulu . Kenapa malah meluk Bulan sih ". Protes Bulan , ia sudah dandan rapi hanya tinggal menunggu sang suami .
"Sebentar saja , sayang kalo udah cantik begini dianggurin " goda Dewa lalu mengecup kening Bulan .
"Peluk nya nanti lagi mas , ini udah telat kita kerumah sakit . Kasihan Bunga pasti udah nungguin dari tadi ".
"Gak akan sayang , tadi dokter kasih kabar sama mas kalo visit nya siang jadi Bunga pulang nya juga nunggu visit dokter dulu ". Sahut Dewa ,"Lama nih mas gak naik gunung , bentar aja yuk .. Kangen nih ", imbuh nya seraya memainkan alisnya naik turun .
"Tapi Bulan udah dandan rapi mas , Bulan gak mau yaa ..." tolak Bulan sambil melepas pelukan sang suami .
"Nolak suami dosa sayang , bentar aja . 15 menit ". Pinta Dewa memohon .
"Gak , mas Dewa bilang nya cuma 15 menit nanti juga sampai berjam-jam Bulan gak dilepasin ". Protes Bulan , pasal nya ia sangat hafal betul dengan suami nya itu . Jika belum sakit pinggang maka Dewa belum juga melepaskannya .
"Kali ini mas janji , kita kan juga mau jemput Bunga nanti ". Ucap Dewa meyakinkan istrinya .
Bulan diam sejenak menimbang-nimbang permintaan Dewa sambil memukul pelan dagu nya dengan jari telunjuk seolah-olah sedang berpikir .
"Ah sayang kelamaan .. "
Dewa langsung mengangkat tubuh ramping Bulan menuju ranjang .
"Mass .." teriak Bulan terkejut , reflek ia mengalungkan lengannya di leher kokoh Dewa .
Brukk ...
Dewa membanting pelan tubuh Bulan diatas ranjang , dia segera melepas handuk yang masih melilit dipinggang nya dan terpampang lah tubuhnya yang sudah bertelanj*ng .
Bulan yang melihat milik sang suami yang sudah tegak berdiri langsung mengalihkan pandangannya seraya menelan ludah nya susah payah . Bahkan wajah nya pun sudah memerah malu membayangkan benda itu masuk kedalam milik nya .
Dewa terkekeh pelan melihat ekspresi sang istri yang masih salah tingkah seperti perawan , padahal Dewa juga orang pertama yang menghilangkan kesuciannya .
"Let's play honey ... Mari kita buatkan adik untuk Bunga ..." ucap Dewa dengan suara serak
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen ... Terimakasih 🌹♥️
krn mertua itu mahram muabbad. kecuali anak2 merka belum hub badan dlm pernikahan, maka mertua bukan mahram