NovelToon NovelToon
Fall In Love With You

Fall In Love With You

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Tamat / Cintapertama / Mafia / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:25.7k
Nilai: 5
Nama Author: oviliaa

Eila Pertiwi tidak pernah membayangkan seorang Max William Lelaki Famous di Sekolahnya yang menjadi incaran banyak Gadis, tidak ada hujan atau badai tiba-tiba menyatakan perasaan padanya, padahal mereka tidak dekat sama sekali.

Namun di sisi lain, kehidupan Max William yang dianggapnya sebagai 'konglomerat manja yang hanya bergantung pada orang tuanya' ternyata jauh dari ekspetasi-nya, Lelaki itu selama ini memiliki banyak rahasia dan luka nya yang selama ini ditutupi dengan rapih.

"Gue, kan, udah bilang. Semua hal tentang Lo, Gue tau."

"Suapi, Eila.."

"Jangan coba-coba Eila. Lo cuman milik Gue, faham?"

"Gue bakal buat pelajaran siapapun yang berhasil curi senyuman manis Lo."

"Because, you are mine." Max meniup telinganya, "Cuman Gue yang boleh liat. Faham, Cantik?"

Semua ini tentang Max William dan segala sikap posesif dan manjanya yang seiring waktu membuat pertahanan Eila Pertiwi runtuh, dia terjebak dalam semua skema rangkaian yang dibuat Lelaki Berandalan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oviliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendapat restu

Matahari hampir terbenam, semburat oranye mewarnai luasnya Langit berpadu dengan hamparan birunya Lautan.

Diam-diam, Max tersenyum. Keputusannya mengambil jalan yang melewati Pantai di Sore hari memang tepat, suasananya sangat romantis bukan? Apalagi bersama Gadis yang dicintainya.

Eila pasti terkesan lalu memujinya sebagai Lelaki Romantis. Seperti kata Eric, kebanyakan para Gadis menyukai Lelaki tipe Romantis.

Mengingat itu, Ia jadi secara tidak sadar tersenyum-senyum sendiri.

Dengan tidak sabar, Max mengalihkan pandangannya dari jalanan sejenak guna melirik Gadis yang duduk di sebelah kursi kemudi itu.

Senyumnya lenyap mendapati Eila dalam posisi kepala tertunduk dengan kondisi rambut hitam panjangnya menutupi sebagian wajahnya.

Karena khawatir, Max menyingkirkan helai rambut Gadis itu menggunakan salah satu tangannya.

Kini Max dapat melihat wajah letih Eila yang terlelap dengan mulut kecilnya yang sedikit terbuka.

Ia mengulum senyum geli, menggeleng samar."Lo emang nggak bisa diajak romantis, ya, La."

Tangannya kembali terangkat, ibu jarinya mengelus dengan lembut pipi Chubby Eila. "Pasti Lo kecapean, hm.." Ibu jari itu dengan nakalnya melipir, mengusap lembut bibir Eila. "Sorry, Baby."

Kembali memandang lurus jalanan yang begitu lenggang, Max menaikkan kemudinya dengan kecepatan tinggi meninggalkan angin kencang.

Ia tidak mau membiarkan Eila lama-lama tertidur dalam posisi duduk, tubuhnya bisa sakit.

Laju Porche berwarna silver itu melambat begitu memasuki area sekitaran Rumah Eila, hingga keempat rodanya berhenti berputar begitu berada di pelataran sebuah Rumah dengan pagar hitam.

Max melepas sabuk pengamannya, membuka pintu Mobil. Lelaki itu memutari Mobil untuk membukakan pintu sebelah kemudi.

Dengan ekstra hati-hati, Ia melepas sabuk pengaman Eila perlahan agar tidak membuat tidur sang Gadis terganggu. Mengangkat tubuh Eila yang menurutnya seringan kapas itu, ala bridal style.

Dengan kakinya Max menendang pintu Mobilnya agar tertutup. Berbalik, melangkah lebar menuju pagar hitam Eila yang beruntungnya dalam kondisi tidak terkunci.

Langkah lebarnya terhenti begitu terhalangi oleh Tiga Lelaki yang dikenalnya sebagai Bodyguard Eila, maksudnya Kakaknya.

Seperti Dejavu kini Ia disuguhkan tatapan sinis dan tajam dari ke tiga Lelaki yang melipat tangannya didepan dada itu.

Farel menyenggol lengan Elang memberi kode agar Adiknya itu mengambil alih Eila dari gendongan Max.

Elang yang mengerti, menghampiri Max dengan tatapan setajam silet. Dengan berat hati, Max membiarkan Elang menggantikan posisinya menggendong Eila.

Setelah Elang benar-benar hilang dengan turut serta membawa Eila, kini Max benar-benar merasa tengah diadili di Ruang Sidang sebagai pelaku kejahatan kelas Kakap.

"Gue udah bilang berapa kali sama Lo. JAUHI EILA!" Seru Farel, emosi.

Bahkan kini, Lelaki yang lebih pendek darinya itu sudah mencengkeram kerah bajunya kuat.

Bukannya takut, Max justru menatap Farel sedatar biasanya. "Gue nggak akan pernah jauhi dia. Gue sayang-- ah, lebih tepatnya Cinta sama Eila."

Rega mendecih, memandang Max remeh. "Cinta? Omong kosong!"

Bugh!

Hantaman kuat Farel berikan pada wajah yang menurutnya sok ganteng itu sampai tubuh Max terpelanting, tergeletak di lantai memegangi bibirnya yang sobek itu.

Rega yang melihat itu memandang Kakaknya dengan sorot ngeri, ingatkan dirinya kalau Farel ini pernah menjadi pelatih karate di sela-sela waktu kuliahnya.

Elang yang selesai meletakkan Eila di kamarnya turut menyaksikan hal itu. Ia bahkan tidak berani bergerak sedikit pun, salah-salah Ia juga bisa turut kena sasaran Farel.

Tapi sepertinya itu tidak berlaku bagi Max, Lelaki itu mengusap kasar darah yang mengalir seolah itu bukan apa-apa baginya. Kembali berdiri tegak, menghadap Farel.

"Gue nggak akan pernah bisa lepasin Eila. He's mine."

Orang gila mana yang mengatakan itu pada Calon Kakak Iparnya? Mungkin hanya seorang Max William saja.

"Mimpi Lo!!" Seloroh Farel.

Bugh!

Lagi, tubuh Max terhempas kuat begitu kepalan tangan Farel menghantam perutnya, meski dapat membaca gerakan Farel, Max diam saja tidak berniat membalas ataupun menghindar.

Meringis kecil, Max kembali lagi beranjak bangkit. Lagi, lagi pukulan telak Farel berikan padanya dan hasilnya selalu membuat tubuh kekar itu terhempas menghantam dinginnya Lantai.

Hal itu berulang kali sampai Max hampir tidak bisa beranjak dari Lantai, Rega menghentikan Farel yang berniat kembali melayangkan pukulan.

"Biar Gue aja, Bang." Ujar Rega. "Lo udah kebawa Emosi."

Farel akhirnya terdiam dengan nafas memburu. Rega melangkah maju mendekati Max dengan merendahkan sedikit tubuhnya bertumpu pada lutut,

Lelaki itu menyorot tajam menatap Max yang kini terduduk dengan wajahnya yang benar-benar terluka parah.

"Gimana? Udah ngerti, kan, buat nggak dekati Adik Gue lagi."

Max menyeringai tipis. "Sampai Gue mati pun, Eila tetap milik Gue."

"Lo emang keras kepala ya." Ujar Rega, menghela nafas kasar.

Elang meletakkan kotak obat yang sebelumnya diminta Farel, saat berniat beranjak Rega menghentikannya.

"Lo obati, Lang."

Elang mengernyit jijik. "Emang Lo kira Gue Cowok apaan!"

Rega terkekeh geli, melemparkan kotak obat itu pada Max yang refleks langsung ditangkap olehnya.

"Obati sendiri dengan baik dan benar. Jangan caper sama Eila. Selama satu bulan kita bakal awasi Lo! Kalo Lo sampai sakiti Eila, sekali aja, kita nggak akan segan bikin Lo masuk Rumah Sakit."

Perkataan Rega yang penuh intimidasi itu justru membawa angin segar bagi Max, sedangkan Farel dan Elang berniat memprotes tapi disela oleh Max.

"Terima kasih, Gue sebisa mungkin nggak bakalan bikin dia sedih, apalagi penyebabnya Gue." Ujar Max serius.

Farel dan Elang saling pandang, seolah berbicara melalui telepati mereka berdua pun mengurungkan aksi protesnya.

"Bagus. Gue pegang janji Lo."

Satu Bulan ini Rega akan mengawasi. Jika sampai Eila mengeluarkan sedikit pun air mata, orang yang pertama Rega cari adalah Max William.

Adiknya sangat berharga, melebihi apapun.

Dan Janji seorang Lelaki tidak mungkin diingkari, kecuali Lelaki itu adalah seorang pengecut.

Rega tidak akan membiarkan Eila bersama dengan Lelaki Pengecut karena yang diinginkan Rega, Eila bisa bersama dengan Lelaki yang selalu dapat membuatnya tersenyum apapun keadaannya.

Bukannya terus menangis.

Sekalipun Farel, Rega dan Elang belum pernah membuat Eila menangis. Sebisa mungkin mereka mengusahakan yang terbaik untuk Eila, meski mereka harus kehilangan sosok Penopang sebuah Keluarga-- Orang Tua.

Tidak masalah meski masa muda mereka hilang karena dihabiskan untuk menjaga dan menemani Eila.

Karena bagi mereka, Eila begitu berharga melebihi apapun itu.

"Lo bisa pulang, pintu keluarnya disana." Ujar Elang saat mendapat Max selesai mengobati luka-lukanya sendiri meski dengan asal-asalan.

Max mengulas seutas senyum tipis. Berbalik pergi dengan percaya diri, Max akan membuktikan kalau Rega tidak mungkin salah menaruh amanah padanya.

Menyakiti Eila sama saja membunuhnya sendiri. Max sudah terlampau jatuh berkali-kali pada Cintanya sendiri untuk Eila. Terlampau besar sampai Max khawatir jika seakan-akan tubuhnya meledak karena tidak lagi mampu menampung rasa cintanya pada Gadis itu.

Ya, berhasil dekat dengan Eila, bukannya membuat Gadis itu juga menyukainya tapi justru Ia yang semakin jatuh.

Entahlah, mungkin Dewa Eros menembakkan panah cintanya berulang kali padanya.

1
Dewi Payang
Astaga🤭
sunshine wings
Pengakhiran yg bahagia..
Selamat ya author..
👍👍👍👍👍
👏👏👏👏👏
♥️♥️♥️♥️♥️
Oviaa
Akan ada extra part, harap tunggu~
strawberry milk
wah makasih author, udh ngasih ceritanya yg seru dan menarik ❣️
Mayyasa Adzras
ga sabar liat lanjutannya, cepet up ya kaka author
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
Alfatihah
jangan lama-lama upnya thorr...semangat semoga sehat selalu
Mindarsih 19
ya allah beneran aku baca prolog nya aja udh senyum senyum sendiri 🤭 semoga bab selanjutnya lebih seru lagi☺️
sunshine wings
Yesss.. 💃💃💃💃💃♥️♥️♥️♥️♥️
Mayyasa Adzras
Luar biasa
Neneng Dwi Nurhayati
bagus ceritanya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
strawberry milk
apakah Felix jga mafia, atau itu musuhnya si max, ulah ayahnya nih keknya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
musuh siapa yaa
sunshine wings
Mantap 👍👍👍👍👍
Lanjut author 💪💪💪💪💪
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
Neneng Dwi Nurhayati
doubel up kak
sunshine wings
😍😍😍😍😍
😘😘😘😘😘
sunshine wings
💃💃💃💃💃
♥️♥️♥️♥️♥️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!