NovelToon NovelToon
CINTA SHERINA

CINTA SHERINA

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Karir / Cinta Murni / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: santi.santi

Sherin mempunyai perasaan lebih pada Abimanyu, pria yang di kenalnya sejak masuk kuliah.

Sherin tak pantang menyerah meski Abi sama sekali tidak pernah menganggap Sherin sebagai wanita yang spesial di dalam hidupnya.

Hingga suatu ketika, perjuangan Sherin itu harus terhenti ketika Abi ternyata mencintai sahabat Sherin sendiri, yaitu Ana.

Lalu bagaimana kisah mereka setelah beberapa tahun berlalu, Abi datang lagi dalam kehidupannya sebagai salah satu kreditor di perusahaan Sherin sedangkan Sherin sendiri sudah mempunyai pria lain di hatinya??
Apa masih ada rasa yang tertinggal di hati Sherin untuk Abi??

"Apa sudah tidak ada lagi rasa cinta yang tertinggal di hati mu untuk ku??" Abimanyu...

"Tidak!! Yang ada hanya rasa penyesalan karena pernah mencintaimu" Sherina Mahesa....

Lalu, bagaimana jika Abi baru menyadari perasaanya pada Sherin ketika Sherin bukan lagi wanita yang selalu menatapnya dengan penuh cinta??
Apa Abi akan mendapatkan cinta Sherin lagi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu kembali

Hari pun berlalu, dan pagi ini Abi dan Anjas sudah tiba di gedung perkantoran milik Global Group. Dengan membawa proposal, serta persiapan yang matang oleh Abi, mereka merasa percaya diri untuk menghadapi CEO yang belum pernah mereka ketahui rupa dan sikapnya itu.

Abi dan Anjas yang tengah duduk di loby karena resepsionis mengatakan jika CEO mereka belum datang karena ada sedikit keperluan di luar, sempat mengagumi bangunan besar itu.

Sama-sama berdiri sejak lima tahun yang lalu, namun perusahaan miliknya kalah besar, bahkan kalah jauh.

Abi sangat penasaran, seberapa cerdas orang itu hingga mampu berdiri seperti sekarang ini. Bahkan dari profil perusahaan yang ia baca, Global Group tidak banyak menerima suntikan dana dari perusahaan lain. Hanya satu saja itupun perusahaan bahan baku yang mensuplay barangnya untuk bahan produksi. Justru perusahaan itulah yang sering menggelontorkan dana untuk proyek-proyek yang hampir sejalan dengan tujuan perusahaannya.

"Kok gue jadi gugup kaya gini ya Bi, perasaan ketemu Presiden aja nggak segugup ini" Anjas memang terlihat tidak tenang dari tadi. Abi sampai kesal melihat kakinya yang terus bergerak tak tenang.

"Emang lo pernah ketemu sama Presiden??"

"Ya belum sih"

Abi hanya menggelengkan kepalanya karena mendengar celetukan konyol dari sahabatnya itu.

Tak..

Tak..

Tak..

Suara gesekan heels dengan lantai itu mengundang perhatian kedua pria itu. Seorang wanita yang mulai memasuki loby dengan langkah tegas dan mempesona tentu menjadi pusat pergantian semua orang yang ada di sana. Tubuhnya yang tinggi dan ramping di balut setelan senada berwarna soft pink dengan model celana panjang dan juga blazer di atasnya untuk menutupi tank top berwarna putih sebagai ********** semakin membuat penampilan wanita itu sedap di pandang mata.

Tak lupa rambutnya yang di cepol ala korea dan menyisakan beberapa helai anak rambut membuat wajahnya terbingkai dengan sempurna.

Jika di lihat dari posisi Abi dan Anjas saat ini, mereka melihat wajah cantik itu di hiasi dengan hidung yang mancung dan bibir kecil yang penuh dan berwarna merah muda.

"Setelah itu kita ada pertemuan dengan Pt. Indo Prima terkait salah satu produknya yang hampir mirip dengan kita. Baru setelah itu...." Seseorang yang berada di sampingnya terus berbicara sambil memegang tab yang Abi tebak sedang membacakan agenda dari wanita cantik tadi.

"Bi, gue rasa mata lo cukup sehat kan?? Apa gue yang matanya mulai ada masalah?? A-apa dia kerja di sini??" Anjas bahkan tak berkedip memandang objek menakjubkan di depan sana.

Sementara Abi yang di ajak bicara masih terdiam dengan pikirannya sendiri. Dia sempat ingin menampik jika pengelihatannya salah, namun reaksi Anjas justru mematahkan keyakinannya itu.

Mata Abi terus tertuju pada wanita tadi yang kini sudah berdiri di depan resepsionis.

Deg.....

Jantung Abi terasa di pompa dengan begitu cepat saat wanita tadi menoleh ke arahnya. Abi yakin kalau resepsionis tadi sudah memberitahukan keberadaannya yang ingin bertemu dengan CEO perusahaan itu.

Tapi pertanyaan Abi sekarang, apa jabatan dia di kantor ini sampai resepsionis itu memberitahu tentang keberadaanya.

Mata mereka terkunci selama beberapa detik meski dari kejauhan sebelum wanita itu memutuskannya lebih dulu.

Wanita itu kemudian berlalu pergi setelah membisikkan sesuatu pada pria yang berdiri di sampingnya sejak masuk tadi.

"Bi!!" Anjas menepuk bahu Abi untuk menyadarkannya.

"Dia??"

"Gue nggak tau" Jawab Abi seadanya namun masih banyak sekali pertanyaan dalam hatinya.

"Selamat pagi, dengan Pak Abi dari Eco Nomics??"

Anjas sempat terkejut dengan pria yang menyapa Abi dan dirinya itu ternyata memiliki suara perempuan yang kecil dan lembut.

"Selamat pagi, benar kita dari Eco Nomics. Maaf karena kita lancang datang ke sini tanpa konfirmasi lebih dulu. Tapi sekretaris saya ini sudah menghubungi sejak dua hari yang lalu tapi belum ada jawaban yang pasti. Jadi saya memutuskan untuk datang langsung ke sini" Jelas Abi.

"Soal itu saya mohon maaf karena jadwal CEO kami sangat padat jadi saya belum sempat membalas pesan dari anda. Hari ini pun sebenarnya juga sangat padat, namun karena anda sudah datang ke sini, jadi CEO kami bersedia bertemu"

Wajah Abi dan Anjas langsung berubah cerah karena kedatangannya tak sia-sia.

"Benarkah??"

"Tapi tidak bisa lama, mari ikut saya"

Mereka berdua mengikuti manusia aneh menurut Anjas itu.

"Bi, ini laki jadi-jadian atau emang laki sih?? Dari potongannya sih laki. Tapi di lihat dari wajah dan suaranya ini tuh cewek. Terus ada pay***ranya juga" Bisik Anjas yang langsung di sikut oleh Abi.

Mereka berdua di bawa naik ke lantai sepuluh. Menuju ruangan yang menghadap ke lift langsung dengan pintu kayu yang besar dan terlihat kokoh.

"Silahkan masuk Pak Abi. CEO saya sudah menunggu di dalam"

Laki-laki atau wanita tadi mempersilahkan Abi dan Anjas masuk lebih dulu.

Deg....

Mata Abi harus bertemu dengan mata itu lagi. Pemilik mata yang sempat menatapnya beberapa detik tadi di bawah.

Seluruh tubuhnya terasa membeku. Dulu, tepatnya lima tahun yang lalu, Abi biasa saja ketika mata itu menatapnya penuh cinta. Tapi sekarang, dia justru merasa terintimidasi dengan tatapan datar dari pemilik mata indah itu. Benar, entah dulu Abi buta atau matanya rabun karena baru menyadari keindahan mata itu.

"Selamat pagi Pak, apa Anda berdua akan terus berdiri di sana??"

Suara itu akhirnya menyadarkan kedua pria yang tampak bodoh itu. Setelah sekian lama, akhirnya Abi bisa mendengar suara itu lagi.

Rasanya canggung sekali berhadapan dengannya. Ingin sekali kaki Abi melangkah pergi dari sana. Menarik kembali niatnya untuk mengajukan proposal ke perusahaan itu.

Tapi kini sudah kepalang tanggung. Mundur pun akan sangat memalukan. Lagipula perusahaannya juga sedang butuh bantuan saat ini.

"M-maaf" Akhirnya Abi menyingkirkan rasa malunya itu.

"Silahkan duduk" Wanita yang duduk di belakang meja itu pun berdiri menghampiri Abi dan Anjas.

"Sherin??" Ucap Abi yang di sambut senyum manis oleh pemilik nama itu.

"Jadi CEO misterius itu kamu??" Lanjut Abi tak berani menanyakan langsung.

"Hay, Pak Abi. Apa kabar??" Wanita itu mengulurkan tangannya.

Suara itu sungguh tenang. Seperti tak pernah terjadi sesuatu di antara mereka berdua.

"Baik" Abi sedikit canggung ketika menerima uluran tangan Sherin. Wanita yang sudah seperti orang lain baginya sejak kejadian lima tahun yang lalu.

"Apa masih ingat dengan ku??" Anjas membuat kedua tangan itu terlepas.

"Tentu, apa kabar Pak Anjas??"

Abi tak mampu mengalihkan tatapannya pada Sherin. Menurutnya sikap Sherin sudah begitu berubah. Dia terlihat begitu dewasa saat ini.

"Baik, aku nggak nyangka kalau kamu udah punya perusahaan sebesar ini" Sherin hanya tersenyum menanggapi Anjas.

"Nana, tolong siapkan minuman untuk tamu kita ini" Perintah Sherin pada laki-laki aneh menurut Anjas tadi.

"Tuh kan apa gue bilang, dia itu cowok jadi-jadian. Namanya aja Nana. Tapi cakep juga" Bisik Anjas lagi.

Suasana di dalam ruangan itu sangatlah canggung. Terlihat jelas jika Abi seperti kehilangan suaranya karena sejak tadi hanya menatap Sherin tanpa mulai mengutarakan niatnya.

"Hemm" Sherin berdehem untuk memecah keheningan.

"Kalau boleh tau, apa maksud kedatangan Pak Abi dan Pak Anjas ini??"

Anjas berkali-kali terpana dengan cara Sherin menguasai dirinya. Dia yakin jika Sherin sama gugupnya dengan mereka berdua apalagi pernah ada maslaah dengan Abi, tapi Sherin bisa setenang itu menghadapinya.

"Bi" Anjas menyenggol lengan Abi untuk menyadarkan lamunan sahabatnya itu.

"Emm, maaf sebelumnya karena kami datang tanpa pemberitahuan lebih dulu. Sebelumnya Anjas sudah mencoba membuat janji namun belum ada tanggapan sampai saat ini, jadi kita nekat datang ke sini" Jelas Abi.

"Maaf kalau begitu Pak Abi. Kami tidak bermaksud untuk tidak menanggapi, tapi jadwal kami benar-benar sibuk" Jelas Sherin merasa bersalah.

"Aku kira kamu tidak mau menerima kami karena tahu kalau Abi pemilik dari Eco Nomics mengingat sempat ada sesuatu di antara kalian"

Abi langsung menatap tajam pada Anjas. Menurutnya ini bukan saatnya membicarakan masa lalu mereka.

"Maaf Pak Anjas, saya bahkan tidak tau kalau Pak Abi ini pemilik dari Eco Nomics. Lagipula saya tidak akan menggabungkan masalah pribadi dengan pekerjaan, itu yang di namakan profesionalitas"

Deg..

Pipi Abi terasa di tampar oleh jawaban yang tegas dan terkesan dingin itu.

1
Eti Alifa
ko q kasihan ya zain dibikin buruk, kasihan sherinnya😔
Eti Alifa
wah zain ga sebaik yg kukira😔
Eti Alifa
tim zain😁
Eti Alifa
sherin ingat zain sayang ....abi hanya masa lalu yg menyakitkan.
Eti Alifa
ko q ga suka klo balikan sama abi😔
Eti Alifa
q kesel sana abi moga ga disatuin sama sherin biar shiren dpt jodoh yg lebih dr abi
Eti Alifa
ana udah kere manipulatif lagi, cih😡
Eti Alifa
brti ana ga tau diuntung😡
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
wah selingkuhannya atok² bauk tanah
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
apa kmu Amnesia Ana confirme lh Sherin lebih segalanya dari kmu, uda baik, cantik menarik, bijak, kaya pula tu..
bukan mcm kmu bermuka dua🤭🤭
Firdha Widyaningsih
thor sena dan ramon
lovina
wnita bodoh sih mnrutku dari awal ngejar mulu, berantakan banget alurnya, kLau endingnya kek gini merusak awal yg sdh baik...mencintai tdk mesti hrs bersama..
lovina
kek g ada cwo lain sj knp mesti abi, 5 tahun lo sm ana, heran authornya kek gini
lovina
kurang masuk akal dgn sikap abi yg mempertahankan ana baru sik blng cinta sm sherin...novel pling g realistis yg pernh ku baca, alur yg sgt bodoh mnrutku, apalg kalau sherin sm abi kembali bersama...rate rendah kalau akhrnya ending kek gitu..pdhl sdh bagus loh alurnya dgn pnyesaln abi dan g akan mengubah apapun..
Pudji Widy
wah...aku sukaaa sate keong..tapi sayang dulu aku ngidam nya malah sate burung emprit..gara2 liat bayak burung emprit di dpn rumah sayang nya gak kesampaian.. untung anaku GK ileran😂
Ari_nurin
nek aku tetap aja itu bulshit ... harusnya dr dulu kamu menanyakan kenapa sdh tdk virgin.. ini spt di ada ada alasannya .. males bgt dg cowok spt ini. sdh 2zlx baca tp masih aja emosi aku klu baca part Ramon Sena 😂😂
Ari_nurin
klu aku ga bakalan semudah itu memaafkan .. Sena jg orang mampu kok membesarkan anak sendiri jg mampu dia .. semoga saja dpt pengganti laki laki yg tdk Cemen spt Ramon .. hanya mslh Sena sdh tdk virgin lgsg bersikap spt itu. harusnya kan bs menanyakan kenapa? tdk langsung meng judge gt ..
Penta Ning Thiyas
luar biasa
Reader
sbb abi memang sekeren itu, di samping fisik sebagaimana gambaran terus dg kondisi yatim-piatu tp gigih bgt
Reader
yaaa kan ini kaya dulu, situ milih Anna sahabat Sherina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!