NovelToon NovelToon
Kemana Takdir Membawaku

Kemana Takdir Membawaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Irfansyah

Lidya dinda adalah seorang wanita yang mandiri, sedari kecil dia sudah banyak merasakan kepahitan hidup. Di usia yg baru menginjak remaja, dia mulai merasakan beban berat dalam hidupnya, dimulai dari bapak dan ibunya yang meninggal dunia karena kecelakaan, kemudian dia yang harus menghidupi kedua adiknya, kini dia tak melanjutkan lagi sekolahnya, dia pun harus membanting tulang untuk meneruskan hidupnya dan kedua adiknya, dia mencari nafkah untuk bisa menyekolahkan adik - adiknya. Bagaimana kisah hidup Lidya selanjutnya? di baca terus update bab terbarunya ya guys. Selamat membaca, tolong kasih like dan beri saran maupun kritik yang membangun ya, saya akan menerima semuanya dengan senang hati. Semoga sehat selalu, terima kasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Irfansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22.

"Lidya...ikut aku sekarang." Ujar Alex.

"Lepaskan saya pak, tolong lepaskan." Ucap Lidya yang berusaha melepaskan tangannya dari Alex, tapi Alex menarik tangannya dengan kuat sehingga Lidya tak bisa melepaskan nya.

Kini Lidya dan Alex sudah berada di dalam mobil Alex.

Lidya berusaha keluar tapi Alex memintanya untuk tenang dan tetap berada di mobil.

"Lidya...tolong tenang dulu, aku nggak akan ngapa - ngapain kamu, aku hanya ingin bertanya kepadamu?" Ucap Alex.

"Mau bertanya apa lagi sih pak? Kita sudah nggak punya urusan lagi, saya nggak mau berhubungan dengan anda, anda sudah menodai saya, dan saya juga pernah minta tanggung jawab anda, tapi anda menolak mentah - mentah permohonan saya." Tutur Lidya.

"Oke, aku minta maaf...karena aku sudah menodai mu, saat ini aku cuma mau bertanya, kamu lagi hamil ya? Ini anak siapa?" Tanya Alex.

Lidya sedikit gugup karena belum sempat memikirkan jawaban apa yang akan di berikannya, apabila dia bertemu dengan Alex.

"Ehm...i-iya saya sedang hamil, anda nggak perlu tau ini anak siapa, cukup saya yang tau, yang jelas yang ku kandung ini bukanlah anak anda." Ucap Utami yang masih menjawab dengan gugup.

"Sepertinya aku menangkap kebohongan dari jawabanmu itu, apa benar yang kamu kandung bukan anakku? Jujur aja, kalau memang dia adalah anak ku, aku akan bertanggung jawab, aku akan menikahimu." Tutur Alex.

"Nggak perlu pak, lagian saya juga sudah menikah, jadi sudah bisa di pastikan bahwa yang ada di rahim saya ini bukanlah anak anda." Sahut Lidya.

"Mana buktinya kalau kamu sudah menikah?" Tanya Alex.

"Ini buktinya, ini cincin berlian yang di berikan oleh suami saya." Ucap Lidya.

Alex pun tergugu, berarti apa yang ada di dalam pikirannya itu adalah salah. Karena dia berpikir, bahwa bayi yang di dalam rahim Lidya itu adalah anaknya.

Sebelum keluar dari mobil, Lidya menarik napas panjangnya kemudian berujar kepada Alex.

"Pak...saya memang sudah di nodai oleh anda, tapi saya tegaskan lagi bahwa bayi yang ada di dalam rahim saya ini, bukanlah anak anda, lagian saya juga nggak sudi kalau anak saya punya ayah seorang penjahat kelamin seperti anda." Ucap Lidya.

"Apa kamu bilang? Ha...aku penjahat kelamin? Keluar kamu dari mobilku." Alex geram karena di sebut penjahat kelamin oleh Lidya walaupun dia juga mengakui hal itu.

"Baik pak, saya akan keluar, sebaiknya rubah perangai anda, agar anda bisa di hargai dan di hormati oleh orang lain, anda jangan terlalu sombong mengahadapi orang - orang seperti saya." Itu pesan dari Lidya.

Setelah itu, Lidya pun keluar dari mobil Alex dan langsung naik ke motornya kemudian memacu motornya dengan santai.

Dia berharap semoga Alex tak akan pernah mengetahui bahwa anak yang di kandungnya itu adalah anak biologis Alex.

******

"Sayang, aku baru ingat sekarang, waktu di rumah sakit, kak Aruna pernah bertanya padaku tentang perhiasan berlian, kamu mengatakan bahwa akan memberikannya kepadaku, trus sekarang mana perhiasannya?" Tanya Susan.

"Maaf sayang, nanti akan ku belikan lagi buatmu, perhiasan itu sebenarnya aku berikan kepada wanita yang aku bantu waktu itu." Sahut Arthur.

Wajah Susan cemberut mendengar pengakuan dari Arthur.

"Segitu perhatiannya sih kamu pada wanita yang baru kamu kenal itu, kita yang sudah lama pacaran aja, kamu nggak segitu nya ke aku." Tutur Susan dengan memanyunkan bibirnya.

"Maaf ya sayang, tapi aku kan juga royal ke kamu, aku hanya kasihan saja dengan dia, ya anggap aja itu adalah mahar ku buat dia." Ujar Arthur.

"Oke...terserah kamu lah, yang penting aku nggak mau nanti kamu berhubungan dengan wanita itu lagi, aku mau nanti kamu menceraikan dia." Titah Susan. Tak ada kata yang terlontar dari Arthur baik itu menolak atau menyetujui permintaan Susan.

Karena jauh di lubuk hatinya, dia masih menyimpan sebuah perasaan buat Lidya yang dia sendiri pun tak bisa mengungkapkannya.

Dia merasa sudah jatuh cinta kepada Lidya sewaktu mereka melakukan hubungan intim. Jika di bandingkan dengan Susan, dia memang lebih puas dan lebih nyaman melakukannya dengan Lidya.

Walaupun dia merasa sudah jatuh cinta kepada Lidya, tapi dia juga masih bingung dengan perasaannya, dia masih bertanya - tanya apakah itu benar - benar perasaan cinta atau nafsu belaka atau mungkin hanya karena dia tersentuh dengan kehidupan yang di alami oleh Lidya.

******

Saat Susan pergi bekerja, Arthur nekat untuk menghubungi Lidya.

Lidya masih sibuk melayani pembeli yang datang ke warungnya untuk sarapan.

Dia tak tau kalau saat ini Lidya sudah mempunyai usaha warung makan sendiri.

Beberapa kali dia menelpon Lidya, tapi tak ada tanggapan.

Setelah tujuh kali panggilan, barulah terdengar suara Lidya dari seberang telepon.

"Halo kak...ini Kak Arthur? Kakak meneleponku?" Tanya Lidya yang saat ini sedang terharu, kebetulan hanya tertinggal satu orang yang masih sarapan di warungnya.

"Iya Lidya, aku Arthur. Kamu apa kabar?" Tanya Arthur yang begitu bahagia mendengar suara istri pertamanya itu.

"Alhamdulillah aku baik kak, kehamilanku juga sehat, udah jalan 7 bulan kak, kak Arthur sendiri apa kabar?" Tanya Lidya.

"Aku juga sehat sayang, aku kangen banget sama kamu." Ucap Arthur yang tersenyum di seberang telepon.

"Aku juga kak, aku kangen banget sama kakak, kakak kemana aja sih? Kok nggak pernah ngabarin aku?" Tanya Lidya.

"Maaf ya sayang, aku baru bisa mengabarimu, aku mengalami kecelakaan di Sidney." Ujar Arthur.

"Astaghfirullah...tapi kakak nggak kenapa - napa kan? Nggak ada luka parah kan kak?" Tanya Lidya cemas.

"Kepalaku terbentur keras, kaki ku juga cedera, sempat lumpuh gak bisa di gerakkan, tapi Alhamdulillah ini udah mulai pulih, aku sudah bisa menggunakan bantuan tongkat untuk berjalan." Ujar Arthur.

"Ya Allah kak...syukur lah kalau gitu. Jadi, sekarang kakak masih di Sidney?" Tanya Lidya.

"Ya sayang...aku masih di Sidney." Jawab Arthur.

"Jadi kakak dengan siapa di sana? Siapa yang merawat kakak? Apakah ada keluarga kakak?" Tanya Lidya.

"Ehm...aku disini...aku bersama, ehm..." Arthur ragu - ragu untuk memberitahu Lidya, bahwa di Sidney dia sudah menikah dengan kekasihnya, Susan.

"Bersama siapa kak? Keluarga kakak?" Tanya Lidya penasaran.

"Ehm...maaf Lidya, aku disini bersama kekasihku dan kami juga sudah menikah beberapa bulan yang lalu sewaktu aku masih menjalani perawatan, keluargaku ingin ada yang merawatku di sini, makanya kami menikah agar aku bisa tinggal bersamanya." Kata - kata Arthur bagai petir di siang bolong bagi Lidya. Karena dia pikir, hanya dia lah istri satu - satunya Arthur. Tapi, ternyata Arthur menikah lagi.

Tapi, dia cepat tersadar bahwa Arthur memang hanya menolongnya saja, bukan menikahinya karena cinta, walaupun kini air mata sudah membasahi pipinya, di tetap tegar, dia tetap bisa menerima dengan ikhlas keputusan Arthur untuk menikahi kekasihnya, karena mereka memang hanya di pertemukan karena suatu masalah yang menimpa dirinya dan Arthur begitu baik mau menikahinya agar terhindar dari cemoohan orang - orang di sekitarnya.

"Ooh begitu, aku bisa mengerti kak, semoga kakak bahagia dengan istri kakak, berarti apakah kakak akan menceraikan ku?" Tanya Lidya.

"Nggak, aku nggak akan menceraikanmu." Sahut Arthur.

"Oh ya kak, aku mau cerita, kemarin itu aku bertemu dengan orang yang sudah menodaiku sehingga membuatku sampai hamil." Ujar Lidya.

"Trus...apa kalian mengobrol atau gimana?" Tanya Arthur.

"Aku menghindarinya saat kami berpapasan kak, tapi dia mengejar dan menarikku ke dalam mobilnya dan dia menanyakan tentang kehamilanku. Tapi, aku nggak sudi mengatakan kalau yang ku kandung ini adalah anaknya, dan aku juga sudah mengatakan kepadanya bahwa aku sudah menikah." Cerita Lidya.

"Bagus sayang...kamu harus lebih berhati - hati dari orang itu, secepatnya aku akan pulang ke Jakarta dan akan menemui mu." Ujar Arthur.

"Iya kak, aku akan lebih berhati- hati lagi." Sahut Lidya.

1
Liem Raliem
cinta seturu hanya untuk Lidya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!