satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Laura!" panggil pria tampan yang tak lain adalah Ervan.
tangan yang tadinya ingin di layangkan pada pipi mulus Kania. kini Laura urungkan dan menatap ke empat laki-laki tampan sekaligus populer di sekolahnya. "wah wah, ternyata bukan cuman Ervan sama Garvin yang udah lo goda. mereka berdua Danu sama Alex juga mau lo embat." Laura mendekatkan bibirnya pada telinga Kania dan berbisik. "dasar jalang murah."
Senyuman sinis terukir di kedua sudut bibir Laura.
"Come on guys, let's go." ucap Laura meninggalkan Kania yang menatap tajam kearah gadis itu. ketika langkah kakinya melewati ke empat pria tampan Laura memberi senyuman menggoda. "dada ganteng." imbuh Laura.
Danu langsung berlari menghampiri Kania.
"kamu nggak papa, ada yang sakit. dia belum nyakitin kamu kan."
"nggak, cuman dia ngomong cemburu lihat aku deket ama kalian semua." jawab Kania.
Ketika Danu ingin membalas ucapan Kania.
kringg
Suara bel masuk pun berbunyi.
Danu yang mendengar bel itu pun mendengus kesal. "nanti kita bicara lagi."
Kania menatap Danu yang ingin melangkah keluar dari kelas, sedangkan ketiga pria yang masih saja berdiri di pintu kelasnya menatap kearah Kania dengan tatapan yang sulit diartikan.
"jangan buat masalah lagi, biarin Kania belajar. ini juga udah bel." ujar Danu kepada ketiga pria itu.
"demi mereka baru kali ini aku dibilang jalang murahan." batin Kania.
Tasya yang sudah berada di dekat Kania pun menepuk pundak sahabatnya yang tengah beradu pandang dengan ketiga pria tampan. "Kania! kamu nggak papa kan."
Kania hanya menggelengkan kepalanya dan beralih duduk ke tempat duduknya.
******
kringg
suara jam istirahat pun berbunyi.
"Kan, ke kantin yuk." ajak Tasya, pada gadis yang malah membuka buku novelnya.
"aku nggak nafsu makan apa-apa, kamu sendiri aja ke kantin."
"ya ampun Kania, emang kalau ke kantin harus makan bisa jajan kalau nggak minum air putih doank juga bisa."
Kania menutup novelnya, dan beralih menatap kearah Tasya. sebelum itu Kania menelisik kearah penjuru kelas, serasa hanya ada mereka berdua. karna semua murid sedang istirahat.
"kenapa? kok ngelihat aku kayak gitu." Tasya dibuat penasaran akan gelagat dari sahabatnya.
"menurut kamu aku ini kayak jalang murahan nggak."
Sedikit terkejut, karna baru kali ini Tasya mendengar kata kotor terucap dari mulut Kania.
"sejak kapan kamu ngomong kotor gitu?"
"ditanya malah balik nanya."
kedua pipi Kania langsung diraih oleh kedua tangan Tasya. "Kania temen aku yang paling cantik, pinter matematika, fisika, suka baca buku novel. kata-kata kayak gitu nggak pantes keluar dari bibir kamu yang suci itu. apalagi kamu punya sikap kayak gitu, impossible itu namanya."
"aduh, yah nggak usah pegang-pegang pipi aku juga kali." protes Kania. "syukur deh kalau kamu nggak nganggep aku kayak gitu, tadi cewek yang dipanggil kak Ervan bisikin aku dan ngatain kalau aku kayak gitu."
Raut wajah Tasya menjadi merah padam. rasa kesal dan tak terima temannya di hina seperti itu. tangan Tasya ia tumpukan di kedua perut rampingnya.
"dasar nenek lampir, jadi dia ngomong kalau kamu itu jalang murahan Iyah."
Kania mengangguk.
"nggak nyadar apa? tadi, ketika dia ngelabrak kamu, malahan aku kayak ngelihat dia yang murahan." celotehan Tasya terhenti, ketika melihat ke empat pria tampan dan populer masuk kedalam kelasnya.
Kania yang tadinya hanya menunduk ketika mendengar ocehan kemarahan dari Tasya berhenti. kini kepala gadis itu ia dengarkan dan melihat kearah Tasya.
"kenapa diem?" tanya Kania, yang masih belum menyadari kehadiran ke empat pria di sampingnya.
Tasya tak berucap, akan tetapi matanya memberi isyarat pada Kania agar melihat kearah Samping kanannya.
Dibuat bingung dan masih tak faham Kania malah bertanya dengan polos. "kenapa tuh mata?"
"ekhem.. "
Suara berdehem yang terdengar di samping Kania membuat gadis itu melihat kearah sumber suara.
"kalian, ngapain kesini."
Mereka berempat pun mengambil kursi dan duduk di depan Kania.
"kamu nggak papa." tanya Garvin.
"emangnya kamu lihat aku kenapa?"
"maaf, gara-gara kita kamu jadi.... " ucapan Ervan langsung di sela oleh Kania.
"aku baru kelas satu di sini, dan aku nggak mau buat masalah. apalagi sampai Tasya juga ikut-ikutan kena masalah. jujur aku mau marah sama kalian berempat, tapi kalau di pikir-pikir kalian juga nggak salah juga sih."
Ke empat pria itu masih mendengar kan keluh kesah dari gadis cantik yang sudah memikat hati mereka masing-masing. sedangkan Tasya ikut menyimak ucapan dari sahabatnya.
"emm, aku nggak bakal marah sama kalian ataupun sampek nyuruh kalian menjauh dari aku dan Tasya. tapi..." Kania menggantung ucapannya.
"tapi apa? " ucap keempat pria itu secara bersamaan.
Tasya terkejut melihat ke kompak kan ke empat pria yang dimana salah satu dari pria itu ada yang tengah ia sukai.
"tapi aku pengen kalian jagain aku dan Tasya dari fans fanatik kalian itu." tegas Kania.
"maksud kamu." Alex pun menyauti ucapan Kania yang terdengar tak ia pahami.
pukulan pada kepala Alex pun diberikan Ervan.
"diem dulu dengerin Kania ngomong." ujar Ervan.
Danu yang melihat gelagat Kania seperti sudah tau arah dari pembicaraan gadis itu pun menggelengkan kepala dan angkat bicara. "jangan aneh-aneh Kania, kamu tau kan kalau kamu itu masih kelas satu. kalau sampai nanti kamu kenapa-napa, aku ngomong apa sama om Mahes. lagian nggak perlu minta mereka jagain kamu, setelah bel bunyi aku bakal ke kelas kamu dan jagain kamu."
Mendengar penuturan dari Danu membuat Alex, Ervan dan Garvin merasa kalau Danu ingin mengatakan bahwa tak mengizinkan mereka bertiga dekat dengan Kania.
"maksudnya Kania nggak boleh deket sama kita gitu." sahut Garvin.
"gue nggak ngomong gitu cuman kalian tau kan kalau Laura suka sama lo sama Ervan, gue nggak mau gara-gara kalian deket ama Kania. nanti bisa-bisa Laura berbuat nekat sama Kania."
"yah itu berarti buat Garvin ama Ervan aja, kan Laura nggak suka sama gue. jadi nggak ada masalah donk kalau gue deket ama Kania." Alex merasa terselamatkan.
"tapi lo sepupuan ama Ervan." tukas Danu.
"kok jadi..... " Ervan hendak membantah, tapi langsung mendapat tatapan tajam dari Kania.
Kania yang merasa tak di tanyai pendapatnya. padahal semua ini tentang dirinya juga, bahkan kini ke empat pria itu malah beradu argumen. membuat telinga Kania bergemuruh, dan amarahnya serasa ingin meledak.
"terusin aja debatnya, terus kalian kesini itu faedahnya apa? cuman mau adu mulut di depan aku. sekarang masalahnya itu aku mau tenang dari kakak kelas yang namanya Laura. lah kok malah kalian yang gantiin dia disini, buat kepala aku pusing tau nggak."
Ke empat pria itu pun diam. Tasya merasa iba melihat ke empat pria tampan dan terpopuler harus kena marah dari Kania.
Tasya pun ikut angkat bicara. "udah udah, kok malah jadi kalian yang berantem. emm, aku sih sebenernya nggak mau ikut campur. tapi karna ini tentang Kania aku juga pengen beri pendapat, emm... gini tentang apa yang di omongin Kania ada benernya tadi. kenapa nggak kalian berempat aja yang jagain Kania dari geng kak Laura."
"100. bener kan, emang kamu yang paling ngerti fikiran aku." sahut Kania dengan antusias.
Tasya tersenyum. sedangkan Danu memberi tatapan tajam pada Tasya. sontak senyuman Tasya pun memudar dan kepalanya menunduk.
"nggak nggak, udah lah Kania jangan aneh-aneh."
ucap Danu.
"dan kamu nu, sebenarnya Laura bukan cuman cemburu kalau aku deket sama Garvin dan kak Ervan tapi juga sama kamu dan Kak Alex juga." ungkap Kania.
"apa? " ucap bersamaan Alex dan Danu.
"iyah, mangkanya aku udah mutusin mulai besok kita berangkat ke kelas sama-sama saling tunggu di depan gerbang sekolah, dan juga kalau istirahat jemput aku kita makan dikantin sama-sama. tapi kalau kalian mau, kalau nggak sih yah..... " ucapan Kania langsung di sela oleh ke empat pria tampan itu.
"kita setuju." serentak Ervan, Alex, Garvin dan Danu menyela ucapan Kania.
Tasya terkagum, tapi terkekeh pelan. "bakal jadi cinta segi lima nih kayaknya." batin Tasya.
Bersambung.