Tama adalah seorang kurir pengantar barang yang melihat kejadian mengerikan di depan matanya, pada malam itu iya menyaksikan pembunuh*n yang dilakukan pria bertopeng
Detektif Lee ditugaskan saat itu menyelidiki kasus pembunuh*n berantai tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Arah
Yoona melipat kedua tangan lalu mengusap lengannya, Yoona pun melihat langit mengeluarkan buliran putih, sepertinya akan turun salju, ia menghembuskan napasnya tampak keluar asap dari mulutnya "hari ini terasa sangat dingin." gumamnya, ia pun berhenti untuk membeli sosis di kaki lima, Yoona pun tengah asik meniup makanan yang ada di tangannya.
Detektif Lee tiba-tiba datang, mengambil satu sosis yang berada di depannya "mulut mu akan terbakar jika kau paksakan memakannya." ucap detektif Lee ketika melihat Yoona yang nekat memakan makanannya yang pasih panas, Yoona pun menarik bibirnya perlahan dengan mata yang menyipit, ia pun memegangi perutnya "hmm, aku sangat lapar, aku belum makan apapun dari tadi."
Detektif Lee hanya memandangi Yoona lalu melirik ke arah langit malam "sepertinya salju akan turun." ucap detektif Lee melayangkan satu tangannya ke atas langit, sementara Yoona hanya mengangguk sambil menikmati makanannya. "apa kau baik-baik saja, sudah lama aku tidak melihatmu?" tanya detektif Lee yang menatap Yoona,
Yoona menghela napas kasar "seperti yang kau lihat, aku masih hidup." ucapnya sambil tertawa, di iringi tawa detektif Lee yang juga terkekeh.
Yoona pun mengeluarkan dompetnya, lalu memberikan uang ke penjual tersebut "makanannya biar aku yang bayar," ucap yoona sambil menunjuk ke arah detektif Lee, detektif Lee menggaruk kepalanya merasa tak enak hati, ia pun tidak sengaja melihat foto di dompet Yoona yang sangat familiar.
"Maaf jika aku lancang, foto siapa yang ada di dompetmu?" tanya detektif Lee yang arah matanya masih tertuju pada dompet Yoona "oh ini foto ku waktu kecil." ucap Yoona mengambil foto ini di dari dompetnya dan mengasihnya kepada detektif Lee, "lalu yang di sampingnya?" tanya detektif Lee kembali, Yoona pun menunjuk ke arah foto tersebut "ini Tama, kami dari kecil besar di panti asuhan." ucap Yoona sambil tersenyum memandangi foto tersebut.
Detektif Lee seketika terdiam, foto anak yang ia cari selama ini adalah Tama, ia menelan salivanya kasar," ngomong-ngomong kenapa kau menanyakannya?" tanya Yoona heran. Detektif Lee hanya menggeleng "tidak, dari dulu hingga sekarang kau tetap saja cantik." Yoona tertawa terkekeh.
Yoona pun melanjutkan langkahnya di ikuti Detektif Lee di sampingnya "apa pacarmu Tama tidak menjemputmu?" tanya detektif Lee melirik Yoona, Yoona memperlihatkan tangannya yang di ikat dengan cincin pernikahan, "seperti yang kau lihat, aku sudah menikah dengannya, maaf aku tidak sempat mengundangmu detektif." ucap Yoona yang terus berjalan menatap lurus, sementara detektif Lee seketika langkahnya terhenti, dia pun berdiri mematung "detektif? detektif Lee?" ucap Yoona menepuk lengan detektif Lee, Detektif Lee langsung terperanjat, lalu meneruskan langkahnya.
Akhirnya mereka berdua pun tiba di halaman apartemen "Terimakasih sudah menemani ku pulang." ucap Yoona sambil menundukkan kepala, detektif Lee membalasnya dengan senyum simpul.
Sementara Tama memperhatikan Yoona dan Detektif Lee di jendela apartemennya dengan bertolak pinggang, diikuti dengan mata detektif Lee yang melihat ke atas apartemen Tama, kedua netra mereka bertemu seperti kilat yang menyambar.
Tama pun menunggu Yoona di depan televisi, ia membaringkan tubuhnya di atas sofa lalu menutup matanya, Yoona pun memasuki apartemen, ia meletakkan sepatunya lalu pergi berjalan ke depan televisi, Yoona mengambil remote tv, lalu mematikannya, "apakah dari tadi dia tertidur." ucap Yoona memandangi Tama yang tampak tertidur di atas sofa, Yoona pun melangkahkan kaki menuju kamar, ia pun segera mandi dan menukar pakaiannya.
Yoona masih membiarkan Tama tertidur, sementara ia tengah berbaring di atas ranjang, tidak lama kemudian Yoona tertidur, Tama memperhatikan Yoona dari arah pintu kamar, menyadari Yoona sudah tertidur pulas, ia pun diam-diam keluar apartemen
Tama menunggu lift yang terbuka lima menit kemudian pintu lift pun terbuka, di sana tampak Junggi yang keluar dari pintu lift, Junggi menundukkan kepalanya, begitu pun dengan Tama, Tama langsung memasuki lift, sementara Junggi tengah berdiri di depan Tama hingga pintu lift tertutup.
Tama tampak menggunakan motornya untuk pergi ke suatu tempat, sementara detektif Lee membuntuti Tama dari belakang, Tama mengendarai motornya dengan kencang hingga menerobos lampu merah, Tama melirik di spionnya, ia menyadari tengah di ikuti seseorang, Tama tersenyum miring melajukan arah motornya.
Detektif Lee yang dari tadi memperhatikan Tama mulai kehilangan jejaknya, "sial, kemana perginya dia." ucap detektif Lee menggerutu. Detektif Lee menghentikan mobilnya dan memikirkannya di tepi jalan, ia pun keluar dari mobil lalu menendang ban mobilnya, tampak wajah Detektif Lee yang memerah menahan amarah, Detektif Lee kemudian melajukan mobilnya kembali lalu singgah ke toko toserba membeli rokok dan beer.
Seketika Detektif Lee tiba di apartemennya, membuka sepatu dan jaketnya, detektif Lee terduduk di atas sofa memandangi jendela kamar tanpa tirai, mengambil satu gelas kecil lalu menuangkan minuman dari botol yang sudah ia beli tadi, ia meneguk minumannya tanpa henti, Detektif Lee tertawa terkekeh, lalu tiba-tiba terdiam, sesekali ia merengek kecil, Detektif Lee memijit batang hidungnya, karena denyutan di kepalanya terasa sakit.
Tiba-tiba Detektif Ryu datang menghampiri detektif Lee "apa kerjaan mu hanya mabuk saja detektif?" ucap Detektif Ryu yang menuangkan minuman ke gelasnya, detektif Lee seketika melirik ke arah pintu "apa hobimu memasuki rumah orang tanpa izin?" ucap detektif Lee sempoyongan, detektif Ryu pun melirik ke arah pintu "kau tidak menguncinya, memudahkan ku untuk masuk ke dalam." Detektif Lee tertawa terkekeh di ikuti dengan tawa detektif Ryu.
Kedua detektif Itu pun tanpa henti meneguk minumannya, diiringi dengan pembicaraan yang ngelantur.