hidup dengan tekanan dan di cintai oleh kakak angkat sendiri membuat Vanya hanya bisa pasrah, dan menerimanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perjodohan
Jam sudah pukul, 8 malam, aku mengajak dimas untuk pulang segera, karna badan ku memang sudah capek, untung nya besok hari libur jadi aku bisa bebas ber malas malasan di kamar ku,
Baru saja sampai aku sudah di tunggu mama dengan wajah, kesal nya,
"Enak ya mentang-mentang sudah dewasa sekarang main pergi-pergi begitu saja,
"Aku diajak Dimas ma jawabku,
Siapapun yang mengajak kamu memangnya tidak harus izin,
Aku menanduk karena aku memang tidak izin pada siapapun aku pikir Dimas sudah mewakilkannya,
"Apa sih mah marah-marah terus tiba-tiba papa datang menghampiri kamu,
"Ini anak kesayanganmu dari kantor bukannya langsung pulang main kelayapan sampai jam sekarang,
"Lah soalnya kan pergi sama Dimas mah Dimas juga sudah izin kok sama papa,
"Bella saja terus sampai ngelunjak dia,
"Kenapa tidak sekalian papa nikahkan saja mereka biar kita tidak ada tanggung jawab lagi,
"Iya Iya papa akan pikirkan sepertinya Dimas memang cocok buat Vanya,
"Kamu juga suka kan Vanya sama Dimas,
"Jangan bilang kalau kamu sependapat dengan devano, ujar papa dengan nada tegas,
Enggak kok pah, aku nggak sepemikiran dengannya lagian Kak vano juga tidak serius pah.
Aku berusaha menjawab agar bapak tidak lagi meragukanku,
"Jadi kamu mau apa jodoh kan dengan Dimas,
"Terserah papa apapun yang terbaik menurut papa akan banyak ikut pah jawab vanya mantap,
"Bagus Kamu memang anak papa kata papa merasa bangga karena aku tidak menentangnya.
Sedangkan Mama dia langsung melengos dan kembali ke kamar,.
Aku pun kembali ke atas dan kucas hp-ku yang sempat lowbat,
Setelah sehabis mandi dan berganti pakaian aku mau ngecek kembali ponselku,
Dan ternyata sudah beberapa pesan dari Kak vano dan beberapa panggilan tak terjawab,
Kali ini aku benar benar mengabaikan nya,
Aku masih kesal dengan tingkah Kak vano waktu di kantor tadi,
Hari demi hari berganti aku dan kak Vano masih berperang dingin,
Walau seringkali Kak vano mencari kesempatan agar bisa berbicara denganku,
Tapi aku punya segudang cara untuk menghindarinya,
Aku masih sakit hati dengan perlakuan Kak vano tempo hari,
"Malam ini adalah acara malam makan malam keluarga dan tamu undangan papa yaitu keluarganya Dimas,
Kalau papa tidak bilang, Apa tujuan dan maksud makan malam ini tapi aku sudah mengerti jika ini pasti tentang aku dan Dimas.
Kak Vano juga terlihat datang, mungkin papa yang memberitahu,
Setelah kami selesai makan tanpa banyak bicara, barulah papa dimas, kembali membahas tentang aku dan vanya, terlihat mamanya dimas sangat menyukai ku, dan dia sangat ramah juga,.
"Baiklah tuan Wilman sepertinya rencana kita untuk mempersatukan panya dan Dimas akan terlaksana, karena tadi Mereka terlihat cocok dan saling suka,
"Uhuk, uhuk, uhuk, terlihat Kak vano tersedak dengan minuman yang dia minum sedari tadi saat mendengar ucapan dari bapaknya Dimas,
Papa hanya menoleh sebentar dan melanjutkan pembicaraannya seolah mengerti kenapa Kak vano sampai tersedak begitu.
" Vano"Apaan sih, pelan-pelan dong sayang, ujar Mama pada Kak vano karena mama memang sangat menyayangi ka vano.
"Bagai mana dimas kamu seyuju kan, jika pertunangan dengan hanya,
Dimas terlihat menggulung senyum malu-malu Dan mengangguk kan kepala nya,.
"Kalau nak vanya bagai mana, mama dimas beralih bertanya padaku,
"Oh kalau vanya, Dia anak yang penurut dia tahu mana yang terbaik pilihan orang tua iya kan vanya tutur papa,
Aku hanya bisa mengangguk pasrah lagian apalagi yang bisa aku harapkan selain menuruti kemauan papa karena saat ini aku memang tidak punya cowok atau pacar.
Kak vano terlihat menatapku tajam sangat ketara kalau dia tidak menyukai rencana ini,
Tapi tentu saja kak fana tidak akan mempermalukan keluarganya sendiri,
Dia hanya diam entah sudah menerima atau karena tidak mau membuat ulah.
"Devano dan Dimas bisa semakin dekat dan melakukan kerjasama demi perusahaan kita.
"Kalau begitu kita bisa urus kapan tanggal dan waktu yang tepat untuk mereka kata Mama Dimas terlihat senang.
Sedangkan mama hanya dia Dia terlihat tidak mau ikut campur namun hanya menampakkan senyum Sudah tadi entah itu senyum tulus atau hanya pura-pura saja.
Kak vano tidak menanggapi apapun pembicaraan malam ini tatapannya sangat tajam terhadapku tapi sengaja aku cuekin karena aku masih kesal padanya,
Aku rasa keputusan dua keluarga ini tidak ada salahnya apalagi yang aku tunggu,
Bahkan walaupun Kak Vano selalu menekanku jika aku adalah miliknya namun pikiran logis ku selalu menolak karena itu tidak akan mungkin terjadi,
Dimas mengajakku mengobrol berdua di sudut taman dan itu pun sudah seizin papa dan papanya Dimas,
"Bagaimana Vanya!" Kamu setuju kan dengan rencana kedua orang tua kita,
"Entahlah Dimas"! "Kita jalani saja dulu,
"Tapi aku beneran suka sama kamu Vanya ujar Dimas meyakinkan ku,
Aku hanya mengangguk menyetujui ucapannya karena jujur aku belum ada perasaan apapun untuk Dimas saat ini,
Hatiku sangat sulit untuk menerima seseorang,
Yang baru dikenal seperti Dimas,
Aku hanya berpatokan dengan keputusan papa yang aku yakini itulah yang terbaik untukku, karena papa memang sayang padaku.
Usai acara makan malam tersebut Dimas dan keluarganya pun pergi dari rumah ini,
Kak vano menarik tanganku dan membawaku ke sudut taman yang lebih gelap,
"Apa-apaan ini vanya,
Aku tidak menyahut hanya diam walau tahu apa maksud pertanyaan nya.
"Tanya jawab kakak" Kamu sengaja kan melakukan ini untuk menguji kesabaran,
"Lepas Kak aku menarik tanganku yang digenggam kak vano,
"Aku nggak ngerti apa yang kakak bicarakan dari tadi,
Kalau kakak mau tanya tentang malam ini tanya langsung pada papa aku nak tidak tahu apa-apa,
"Bohong pasti papa sudah memberitahumu tentang makan malam ini,
"Terserah Kak Vano"percaya atau tidak yang jelas aku sudah mengatakan yang sebenarnya,
Aku segera berlari meninggalkan Kak Vano, karena aku tidak mau lagi mendengar kata-kata Kak Vano yang nantinya akan membuat aku bimbang,
Aku sudah memutuskan untuk menuruti semua kehendak papa tanpa terkecuali,
Kalau perjodohan Ini dengan Dimas menurut papah yang terbaik maka aku akan menjalaninya dengan ikhlas dalam Aku akan belajar mencintai Dimas.
Kubiarkan Kak Vano tetap berdiri di kegelapan sana, Aku tidak lagi memperdulikan nya ku segera masuk ke kamar dan mengunci pintu rapat-rapat.
Entah malam ini Kak Vano menginap atau tidak Aku pun tidak mau tahu,
Tak terasa hari esok pun tiba,
Saat aku keluar kamar dan hendak sarapan bersama papa dan Mama,
Aku baru sadar jika Kak Vano tidak ada di sini yang itu artinya Kak Vano tidak menginap semalam.
"Vanya pagi ini Dimas ingin menjemputmu ujar papa,
"Nggak usah pa aku lebih nyaman naik mobil sendiri jawabku,
"Agar kalian makin dekat kata papa lagi,
"Boleh tidak lain kali saja pah,
Mungkin papa melihat raut wajahku yang sedang tidak ingin bersama siapapun akhirnya papa menyetujuinya dan membiarkanku pergi ke kantor seorang diri.
Belum juga sempat aku sampai di kantor mobilku sudah dicegat oleh kak Vano di tengah jalan, dia memaksaku untuk ikut dengannya walau dengan sekuat tenaga aku sudah menolaknya,
Yang namanya sudah terbiasa mendapatkan keinginan, dan dia pun berhasil mengajakku dengan segudang intimidasi yang tak bisa lagi aku tolak
"Kak kita mau ke mana"ke apartemenku,
"Jangan aneh-aneh deh Kak ini sudah waktunya masuk ke kantor,"aku sudah mengurusnya vanya jadi diamlah ujar Kak vano dengan nada dingin,
"Kenapa akhir-akhir ini kamu suka sekali membangkang kata Kak vano sambil menoleh ke arahku,
"Karena aku sudah capek diatur terus sama Kak vano jawabku dengan berani,
"Bagaimana cara lagi aku bisa menjelaskannya kepadamu Vanya kalau aku ini sangat mencintaimu dan aku ingin hidup denganmu,
"Itu bukan cinta Kak itu hanya obsesi kakak terhadapku, kataku mulai kesal,
"Kak Vano hanya tersenyum miring seolah meremehkan perkataanku,
Sampai kami tiba di apartemen yang belum pernah aku datangin selama ini.
Ternyata di sini Kak vano tinggal selama pergi dari rumah,
Havana membukakan pintu dengan lebar-lebar untukku,
Aku menghela nafas dengan panjang,
'"Apa yang akan kita lakukan di sini Kak ucapku lagi mempertanyakan karena ini masih pagi dan terasa aneh saja sampai harus libur dari kantor,
"Nggak ada aku hanya ingin berduaan denganmu tanpa diganggu siapapun,
Aku kembali menghela nafas mendengar jawaban Kak Vano yang sangat konyol menurut,ku.
Ku lempar tasku ke atas sofa dan kurebahkan tubuhku di sana,
Aku sudah merasa capek dengan perlakuan Kak Vano padaku.
Itu malah menjadi kesenangan buat Kak vano Dia terlihat senang karena aku tidak lagi memberontak.