Luka Atas Janji & Penantian Ku Gus

Gus Zhafran hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya di hadapan kyai Malik. Ya,yang tadi mendengar semua ucapan Gus Zhafran di makan bunda Yara adalah kyai Malik,ayah Gus Zhafran sendiri.

Tadi kyai Malik menyuruh ustadz Fauzan untuk mengantarkan keluarga nya kembali ke ponpes, sedangkan kyai Malik dia diam diam mengikuti sang putra. Karena merasa selama ini putranya tengah menutupi sesuatu padanya.

Dan benar saja dugaan nya,saat Gus Zhafran kembali mendatangi makam bunda Yara. Kyai Malik berdiri tak jauh dari sana dan mendengarkan semua perkataan Gus Zhafran.

Betapa sakit dan hancur nya hati dia saat mendengar kenyataan yang ada,dia sangat kecewa dengan putranya. Gus Zhafran yang sering dia bangga banggakan,yang sering dia wanti wanti untuk tak menyakiti perempuan ternyata malah menyakiti hati dua perempuan sekaligus.

Bahkan mungkin jika umi Farah mengetahui nya hati umi Farah pun akan sama sakitnya seperti Nadia dan Zahwa. Bayangkan saja selama ini kyai Malik menerka nerka siapa sosok laki laki yang telah menyakiti Zahwa yang sudah dia anggap anak sendiri, hingga membuat Zahwa harus pergi meninggalkan kota itu.

Ternyata laki laki itu adalah putranya sendiri,darah dagingnya sendiri. Hancur sangat hancur hati kyai Malik,bahkan selama perjalanan itu kyai Malik hanya bisa terdiam sembari menahan amarah nya yang sudah berada di ujung tanduk.

Dia terus berdzikir seraya mengemudi mobil, bahkan karena memendam amarah nya,tangan yang tengah menyetir mobil itu terlihat urat uratnya, karena saking kencangnya kyai Malik mencengkram setir mobil.

Mobil pun berhenti di halaman rumah,kyai Malik turun terlebih dahulu di ikuti oleh Gus Zhafran. Kyai Malik mengambil kunci rumah itu dan membukanya.

Kebetulan kyai Malik memang tak pulang dan meminta Zhafran menjelaskan di rumah yang berada di pesantren,namun di rumah ke dua miliknya. Yang ternyata tak jauh juga dari kediaman Zahwa.

"Jelaskan!"ucap kyai Malik saat mereka sudah berada di dalam rumah itu.

"Maaf Abah."tak ada kata lain selain kata maaf terucap dari mulut Zhafran,dia hanya bisa menunduk tak berani menatap llaki laki di hadapannya saat ini.

"Abah tak memerlukan maaf mu tapi penjelasan dari mu Zhafran."ucap kyai Malik masih berusaha sabar menghadapi putranya, walaupun sebenarnya dia saat ini ingin sekali memukul sang putra.

"Apakah benar apa yang Abah tadi dengar Zhafran? Sebelum kamu pergi ke Mesir kamu memberikan janji pada bunda Zahwa dan Zahwa?"tanya kyai Malik di balas anggukan oleh Zhafran.

"Jadi kamu laki laki yang Zahwa maksud? Selama ini Abah menerka nerka siapa yang telah memberikan janji manis pada putri Abah dan menyakiti nya,Abah sudah berniat akan memberikan balasan karena telah menyakiti putri Abah. Jujur Abah sangat marah pada laki laki itu,namun ternyata laki laki itu anak Abah sendiri."

"Maaf bah..."

"Anak yang Abah bangga banggakan,anak yang selalu Abah wanti wanti agar tak pernah menyakiti perempuan,malah dengan mudahnya menyakiti dan memberikan janji tanpa bisa membuktikan janji itu,dan menjadi sebab putri Abah harus pergi dari sini."

"Kamu yang menyebabkan putri Abah pergi Zhafran!!"bentak kyai Malik.

Zhafran pun tak bisa lagi membendung air matanya,dia langsung bersimpuh di kedua kaki Abah nya,sembari mengucapkan kata maaf.

Zhafran tau keluarga nya sangat amat menyayangi Zahwa,dan menganggap Zahwa seperti putri kecil mereka. Mereka selalu menjaga Zahwa menyayangi Zahwa layaknya anak sendiri, bahkan pernah sekali Zahwa terkena bully di kampus nya, waktu awal awal masuk kuliah.

Keluarga ndalem sangat marah dan langsung membawa jalur hukum pada kasus pembullyan Zahwa itu. Sebegitu sayang nya mereka bahkan jika ada yang menyakiti Zahwa mereka yang maju paling depan, mereka selalu menjaga hati Zahwa.

Lalu sekarang dengan dengar mudahnya Zhafran,selaku anak dari orang yang sangat berjasa di kehidupan Zahwa,malah menyakiti hati Zahwa bahkan hati ibu Zahwa sendiri.

Bayangkan saja betapa hancur dan kecewanya kyai Malik saat mengetahui semuanya.

"Abah tak meminta kata maaf Bu Zhafran bangun dan jelaskan semuanya pada Abah."ucap kyai Malik,Gus Zhafran pun mendongakkan kepalanya.

Dia masih duduk di atas lantai namun sudah tak memegang kedua kaki kyai Malik. Gus Zhafran kemudian menjelaskan tentang semuanya pada Abah nya.

Tak ada yang dia tutup tutupi sedikit pun,mulai dari dia memberikan janji pada Zahwa,saat dia di jodohkan,saat Zahwa memberikan kesempatan pada Zhafran,saat Zhafran meminta Zahwa untuk menjadi istri kedua, hingga sampai Zahwa yang meminta Zhafran untuk mencintai Nadia dan melupakan nya. Semuanya tak ada yang di tutup tutupi.

Kyai Malik tampak meneteskan air matanya,dia ikut sakit hati dengan apa yang di lakukan Zhafran pada Zahwa. Tak terbayang bagaimana sakit hatinya Zahwa dan ibu nya saat itu.

Entah bagaimana sakit nya hati bunda Yara saat tau jika,Orang yang dia percaya untuk menjaga putri semata wayangnya ternyata malah menyakiti putri nya. Pikiran kyai Malik langsung tertuju pada sebuah kejadian dimana tepat tiga tahun lalu bunda Yara datang padanya dan sang istri.

Menitipkan Zahwa pada sepasang suami istri itu, mungkin karena bunda Yara tau jika nanti Zahwa akan menjadi bagian dari keluarga mereka. Bunda Yara sempat berpesan untuk menjaga, menyayangi,dan menggantikan peran seorang ibu untuk Zahwa nanti jika saat dirinya sudah tak ada di dunia ini.

Ternyata ini arti dari ucapan bunda Yara dulu,pikir kyai Malik.

Bugh

Kyai Malik memukul Zhafran,pada saat Zhafran menyelesaikan cerita nya. Dia kecewa dan sakit hati saat mengetahui jika ternyata Zhafran sempat berniat menjadikan Zahwa yang kedua.

Menurut nya Zhafran sangat egois, mementingkan kebahagiaan diri sendiri dan menyakiti hati banyak orang.

"Apa kamu tak berpikir Zhafran,jika kamu menjadikan Zahwa yang kedua itu akan semakin membuat Zahwa sakit hati. Tak ada satu pun perempuan yang mau berbagi Zhafran."bentak kyai Malik

"Maaf Abah, Zhafran menyesali perbuatan Zhafran. Maaf karena saat itu Zhafran sedang sangat kalut."ucap Zhafran.

Tampak kyai Malik menjatuhkan tubuhnya di atas kursi,dia memejamkan matanya untuk mengontrol emosi dalam dirinya. Hingga dia pun melanjutkan ucapannya dengan intonasi yang turun.

"Kenapa tak bercerita pada Abah Zhafran,jika saat itu kamu sudah memberikan janji pada Zahwa dan berniat akan menikahi Zahwa saat kamu pulang dari Mesir? Jika Abah mengetahui nya Abah tak akan menjodohkan kamu dengan Nadia."ucap kyai Malik.

"Maaf Abah, Zhafran pikir akan langsung mengenalkan Zahwa saat Zhafran sudah pulang. Namun ternyata kalian sudah menjodohkan Zhafran dengan Nadia."

"Lalu kenapa kamu tak menolak perjodohan itu Zhafran?"

"Zhafran tak mau mengecewakan kalian, apalagi melihat umi yang sangat ingin mempunyai menantu seperti Nadia."

"Kamu salah besar Zhafran,jika memang saat itu kamu menolak dan menjelaskan nya pada kami pernikahan itu tak mungkin terjadi. Umi memang ingin menantu seperti Nadia,tapi tanpa kamu ketahui umi sangat ingin menjadikan Zahwa sebagai menantunya. Tapi karena saat itu Zahwa berkata jika sudah ada calon,umi menyetujui untuk menjodohkan kamu dengan Nadia."

Deg

Satu fakta terkuak, membuat Zhafran mematung di tempatnya. Ternyata jalan yang selama ini dia ambil sangat lah salah, penyesalan tak henti hentinya terus menggerogoti Zhafran.

Namun terlambat sekarang nasi sudah menjadi bubur,Zahwa sudah pergi dan Zhafran sudah terikat dengan janji suci pernikahan dengan Nadia.

"Benar kata Zahwa,kamu harus tanggung jawab dengan apa yang sudah kamu perbuat. Biarlah Zahwa saja yang kamu sakiti, sekarang lanjutkan tanggung jawab mu sebagai seorang suami pada Nadia,cintai dia dan sayangi dia jangan sampai mengecewakan bahkan menyakiti dia seperti kamu menyakiti Zahwa."

"Sekarang semuanya sudah terlanjur tak ada yang bisa di perbaiki lagi, lupakan Zahwa dan mulai menata hidup dengan Nadia. Insyaallah Zahwa akan menemukan kebahagiaan nya di luaran sana,Abah tak akan menceritakan semua ini pada yang lain, karena Abah tau jika orang lain sampai mengetahui ini apalagi umi dan Nadia,pasti mereka akan sengat kecewa padamu. Biarlah ini menjadi sebuah pelajaran untuk dirimu sendiri,Abah harap kamu tak mengulanginya lagi,dan dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang kamu perbuat dulu."ucap kyai Malik.

"Terimakasih Abah, maafkan Zhafran."Gus Zhafran mencium tangan Abah nya lama, dengan air mata yang terus menetes menyesali perbuatannya.