NovelToon NovelToon
Cerita Di Balik SERAGAM SMA

Cerita Di Balik SERAGAM SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yaya haswa

Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.

Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.

Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?

BACA CERITANYA SEKARANG!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Setelah mereka sepakat untuk berangkat malam ini Inggris, mereka bubar dan kembali ke rumah mereka masing-masing untuk bersiap-siap.

Clara yang telah tiba di rumah membersihkan diri lebih dulu, kemudian membuat makan malam untuk dirinya dan sang ayah.

Clara juga sudah tahu alasan apa yang akan ia katakan pada sang ayah nanti.

Pukul 05.30 ayah pulang dari rumah makan.

" Assalamualaikum" ucap ayah kalah ia baru memasuki pintu.

"Waalaikumussalam" jawab Clara seraya menghampiri ayah.

"Kamu sedang masak nak?" ayah mencium aroma masakan.

"Iya ayah. Kecium yah?"

"Iya, harum banget" jawab ayah dengan tersenyum.

Clara juga ikut tersenyum, lalu mereka kembali masuk dan biarsiap untuk sholat magrib.

Setelah mereka selesai sholat berjamaah, mereka makan bersama. Di sela suapan kedua-nya, Clara membuka suara.

"Ayah, Cla mau minta izin"

"Izin ke mana?"

"Cla mau ke Inggris, tapi ada kak Kevin, kak Ansel dan juga kak Axel kok yah. Cla gak sendi"

Ayah menghentikan makannya dan menatap putri satu-satunya itu dengan serius.

"Apa yang ingin kamu lakukan ke sana?"

"Ada yang ingin kami lakukan di sana. Ada seseorang yang membutuhkan bantuan kami"

"Bantuan apa itu ?"i

"Cla gak bisa bilang ayah, soalnya dia nggak mau orang lain tahu. Boleh ya ayah, Cla pergi?"

"Berapa lama?"

Pertanyaan itu seketika membuat Cla diam, karena ia pun tidak tahu berapa lama mereka akan di sana . Menolong Gama bukan hal yang mudah dan itu butuh strategi.

"Tiga hari"

Akhirnya Clara membuat keputusan sendiri. Ia hanya berharap lebih cepat selesai.

"Baiklah, kamu boleh pergi. Tapi jika lebih dari 3 hari...kamu mau menuruti permintaan ayah?"

"Permintaan apa ayah?"

"Ayah belum tahu. Ayah akan pikirkan nanti jika memang kamu mengingkari perkataanmu"

"Cla janji akan menuruti permintaan ayah kalau Cla lebih dari 3 hari disana"

"Baiklah"

Ayah mengizinkan putrinya untuk pergi. Ia sengaja membuat kesepakatan agar putrinya mengusahakan cepat pulang, karena ia tidak tahu urusan apa yang akan di lakukannya. Ia pun juga melihat keraguan di mata putrinya itu.

"Kapan kamu akan berangkat?"

"Malam ini, ayah"

Ayah kaget mendengarnya, karena yang ia pikir Clara akan berangkat besok atau lusa.

"Kenapa mendadak begitu? kenapa baru memberitahu ayah sekarang?"

"Karena ini juga dadakan. Maaf ya ayah?"

"Hufffth... yasudah, tidak apa-apa"

Mereka menghabiskan makanan yang tersisa. Setelah itu Clara membereskan piring di meja serta mencucinya.

Setelah selesai, ia bersiap-siap untuk berangkat. Ia hanya tinggal menunggu Kevin menjemputnya.

Setelah selesai bersiap, ia menemui sang ayah yang berada di ruang tengah.

"Sudah tidak ada lagi yang kamu lupakan?" tanya ayah saat Clara sudah berada di dekatnya dengan menggendong sebuah ransel.

"Sudah tidak ada ayah" Clara duduk disebelah ayah.

Tak lama kemudian suara orang memberi salam dari luar terdengar.

"Itu pasti kak Kevin" ucap Clara seraya bangkit untuk membuka pintu. Ayah juga menyusul.

"Kak Kevin, kak Axel, kak Ansel" ucap Clara setelah ia membuka pintu dan melihat ketiganya.

"Udah siap ni?" tanya Ansel.

"Udah" jawab Cla seraya memperlihatkan rasel yang ada di punggungnya.

Mereka yang melihat ayah muncul di belakang Clara langsung menyaliminya.

"Kalian mau langsung berangkat?" tanya ayah seraya berjalan keluar teras dan duduk di sana.

"Iya ayah. Pesawat kami akan berangkat jam 8 nanti" jawab Kevin dengan ikut duduk di sebelah ayah. Ansel dan Axel tetap berdiri.

"Yasudah, kalian berangkat lah! jaga putri ayah selama di sana" pesan ayah.

"Pasti ayah. Itu tanggung jawab kami" ucap Kevin.

"Kami tidak akan membiarkan Clara tergores sedikitpun" ucap Ansel.

"Pokoknya ayah tenang saja, kami pasti menjaga Clara dengan baik. Kalau pulang nanti Clara terluka, kami siap ayah hukum " ucap Axel.

"Kalian terlalu berlebihan" timpal Clara.

"Yee...itu gak berlebihan namanya, itu tanggung jawab" sahut Axel.

"Iya, benar yang Axel bilang...dia harus menjagamu. Jangan jauh-jauh dari mereka"

"Iya ayah"

"Yasudah kalian berangkatlah. Kalian harus hati-hati"

"Pasti ayah"

Jawab mereka bersama, kemudian bergantian mencium tangan Ayah. Setelah itu mereka naik ke atas motor. Clara berboncengan dengan Kevin. Setelah motor menyala dan mulai berjalan, Clara melambaikan tangannya dan dibalas oleh ayah seraya tersenyum.

"Semoga kalian baik-baik saja sampai pulang nanti" gumam ayah selepas kepergian mereka.

****

Clara, Kevin, Ansel dan Axel tengah dalam perjalanan ke bandara. Mereka janjian untuk kumpul disana.

"Queen..." panggil Kevin saat motor masih berjalan.

"Kenapa Kak?"

"Di sana nanti lo benar-benar harus nutup wajah lo dari mereka"

"Iya, memang. Gue udah siapin banyak penutup muka. Gue juga ada bawa cadar beberapa"

"Baguslah, takutnya mereka tahu siapa lo"

"Tenang kak, gue udah siapin semuanya dengan baik"

 Kevin tidak ingin wajah Clara di ketahui oleh yang lain, karena itu akan berbahaya untuknya. Aktifitas Clara akan terbatas, karena banyak dari tim-tim motor lainnya yang mengenali wajahnya bisa saja akan mencelakai nya dan itu pernah terjadi di saat baru pertama kali Clara bergabung dengannya. Dengan alasan karena dia hanya perempuan.

Bandara

Mereka telah sampai di bandara. Sebelum masuk Cla menyempatkan untuk memakai cadar, karena jika ia memakai penutup wajah akan terasa panas dan tidak nyaman. Maka dari itu ia memilih cadar saja agar nyaman saat di pakai.

Setelah selesai mereka masuk dan menemui yang lain.

"Itu mereka" tunjuk Ansel pada rombongan Hayden yang sedang menunggu.

"Hey....sorry lambat" ucap Ansel seraya memukul pelan bahu Hayden.

"No problem. Kalian datang tepat waktu, karena pesawat sebentar lagi akan lepas landas"

"Baguslah..."

"Semuanya sudah ada kan? kalau sudah, ayo kita masuk pesawat!" ucap Elvin.

"Udah" jawab Kevin

"Let's go" sahut Felix dan berjalan lebih dulu, kemudian disusul yang lain.

Rombongan mereka sama-sama memasuki pesawat. Jumlah keseluruhan mereka ada 9 orang. Setelah berada di dalam pesawat, mereka mengambil tempat duduk mereka masing-masing.

Setiap peta kursi pesawat ada 3 kursi yang mana Hayden duduk bersama Elvin dan Felix, Clara duduk dengan Kevin dan Axel, Ansel duduk dengan kedua teman Felix.

Clara duduk di paling pinggir dekat dengan jendela. Agar lebih nyaman dan leluasa untuknya.

Pesawat mulai lepas landas dan terbang di udara.

"El...." panggil Kevin.

Elvin yang memang duduk di sebrang kursi Kevin menolehkan kepalanya serta mengangkat satu alisnya.

"Orang-orang yang akan membantu kita ada di mana?"

"Mereka terbang dari tempat mereka dan langsung ke sana. Kita akan ketemu di sana nanti" Kevin manggut-manggut mendengarnya.

Inggris

Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, mereka kini telah tiba. Setelah pesawat mereka mendarat, mereka langsung menuju ke tempat penginapan.

Di sana sudah ada Hunter, Owen dan anggota lainnya serta orang-orang yang granma kirim juga sudah ada di sana tinggal menunggu kedatangan rombongan Elvin.

Setibanya mereka di sana, ada Owen yang menyambut mereka.

"Kalian masuklah!" ucap Owen setelah ia membuka pintu.

Elvin menganggukkan kepalanya, kemudian masuk lebih dulu di susul yang lainnya.

"Kalian istirahatlah dulu" ucap Hunter saat mereka semua sudah berada di dalam dan sedang duduk di sofa.

"Tidak perlu paman, kami sudah cukup istirahat di pesawat tadi" tolak Elvin.

"Di pesawat kita hanya duduk dan tidur saja, jadi tidak merasa capek sama sekali" sahut Hayden

"Lebih cepat bergerak, lebih bagus" timpal Felix.

"Gadis yang itu?____ Hunter menunjuk Queen yang diam duduk di sebelah Kevin.

"kamu tidak capek?" sambung Hunter.

"Tidak paman" jawab Queen.

"Lebih baik lo istirahat dulu Queen! kita tidak akan langsung kesana, kita akan membahas strategi dulu" ucap Hunter.

"Maka dari itu gue perlu mendengarnya. Bagaimana caranya gue mau membantu kalau gue gak tahu strateginya"

"Kau punya bagian khusus mu sendiri dan akan kami katakan nanti. Lebih baik kau istirahat dulu. Jangan membantah!" Owen angkat suara.

Mendengar peringatan paman Owen, Queen akhirnya menyetujuinya untuk istirahat. 1 orang anggota Hunter mengantar Queen untuk istirahat di salah satu kamar.

"Kami sudah menemukan di mana titik lokasi teman kalian berada. Dari informasi yang ada, tuan Wibhawa akan melakukan operasinya hari ini. Namun waktu pastinya tidak kami ketahui" ucap salah satu orang granma.

"Emm...paman___" Hayden bingung ingin memanggil paman itu siapa.

"Panggil aku satu, dia dua, tiga, empat, lima" paman satu menunjuk rekan-rekannya secara berurutan.

"Apa papa ku yang turun langsung mengoperasi adikku?"

"Untuk hal yang seperti itu kami tidak tahu. Yang kami ketahui hanya titik lokasi, denah dari tempat mereka melakukannya dan anggota-anggota yang dia milik"

(……)

"Apa di antara kalian ada yang bisa memegang senjata?" tanya paman dua.

"Aku bisa" sahut Elvin

"Yang lain?" mereka menggeleng.

"Tapi kalian semua bisa beladiri kan?"

"Bisa paman" jawab mereka serentak.

"Bagaimana dengan gadis itu? dia juga bisa?"

Mereka tidak langsung menjawab dan hanya melirik Kevin, Ansel dan Axel karena hanya mereka yang tahu tentang Queen.

"Queen bisa beladiri dan juga memanah. Queen pernah belajar pegang senjata tapi dia gak bisa dan selalu meleset. Takutnya kita yang akan jadi sasarannya"

"Baiklah, aku sudah mengerti" ucap paman dua.

Mereka mulai membahas strategi dan membagi tugas masing-masing. Pembahasan mereka menghabiskan waktu satu jam lamanya karena mereka membawa anak remaja yang belum pernah melakukan hal seperti ini.

"Panggil gadis itu! aku akan memberikan tugas khusus untuknya" pinta paman satu pada Hunter.

Hunter mengangguk, lalu pergi menemui Queen di kamarnya. Queen yang memang masih tidur terbangun dan mengikuti Hunter tanpa protes sekali pun.

"Kalian semua bersiap! kita akan pergi sekarang" ucap paman satu dengan tegas.

"Baik paman!!" sahut mereka

Masing-masing dari mereka menggunakan rumpi anti peluru dan juga alat komunikasi yang terpasang di telinga mereka.

Setelah selesai mereka pergi ke mobil milik paman satu-lima. Dua buah mobil meninggalkan penginapan. Setiap mobil berisi 10 orang.

"Queen....tugasmu adalah memantau titik kita semua" ucap paman satu, kamudian Paman tiga memberikan Tab pada Queen.

"Titik berwarna hijau ini adalah titik kita, semangat yang berwarna merah adalah titik lawan. Kau hanya perlu memberitahu kita di mana titik lawan atau ada yang mendekat. Kamu mengerti" jelas paman satu

"Aku mengerti paman, tapi bagaimana caranya mengetahui titik keberadaan Gama?"

"Di sini akan ada muncul tanda peringatan dan itu artinya titik Gama berada di sana. Kau akan tahu nanti setelah berada di sana"

"Baik paman, aku mengerti"

Setelah menempuh waktu 3 jam, mereka mulai memasuki daerah pengunungan. Sangat terasa udara dingin disana, apalagi banyak pepohonan yang tumbuh subur di pinggir jalan.

Sebuah gapura yang sudah agak usang terpampang besar di depan.

"Tregothnan cornwall" gumam Hayden setelah membaca tulisan yang ada di gapura tersebut.

"Ya...ini adalah lokasi mereka. Tempat mereka sekitar 30 menit lagi ke dalam sana" ucap paman tiga.

"Apa lo mengingat sesuatu dengan tempat ini Hayden?" tanya Felix.

"Ya...gue ingat. Kebun teh ini pernah gue dan Gama petik bersama dan sepertinya gue ingat rumah itu"

"Bagus kalau kamu ingat, itu akan sangat mudah untuk kita nanti" ucap paman Owen.

.

.

NEXT

1
Anti author hiatus
Thor, apa pun ceritanya Penghulu tidak bisa menikahkan anak.di bawah umur jika belum ada surat izin dari pengadilan. Harusnya ga usah dulu menikahlah kan bisa juga bertunangan atau nikah siri dulu jika pemerannya beragama Islam..meskipun novel harusnya hukum tetap di perlakukan sama
Yaya M.R: Iya kak, makanya ada sidang terlebih dahulu. Tapi aku tidak menceritakan saat sedang melakukan sidang, aku langsung ambil setelah sidang dan pengadilan ceritanya sudah setuju dengan alasan yang di berikan. Makanya aku tulis di situ, aku gak ambil bagian sidangnya. Aku langsung melangkah dan aku menjelaskan itu.

Terima kasih juga atas ilmunya 😁 kita semua berusaha yang terbaik.
total 1 replies
Yaya M.R
Semoga besok aplikasinya membaik, sehingga up nya bisa muncul. Mohon sabar, karena author pun berusaha.
Yaya M.R
k
Yaya M.R: Maaf untuk para pembaca, aku sudah up sejak sore tadi, tapi ada masalah dari aplikasi. jadi mohon maklum
total 1 replies
Wiwin Winarti
gas keun
Wiwin Winarti
motor matic...bukan motor metik...berasa typo
Yaya M.R: 😁. terima kasih sarannya
total 1 replies
Wiwin Winarti
grandma...bukan granma
andi widya
keren ceritanya.. cuman ada penulisan yg salah.. semangat Thor.. lanjutkan
Meru Kristanto
kok udah tamat
Yaya M.R: tunggu update berikutnya ya
total 1 replies
anggita
penggemar Boboboy 😙
anggita
ikut ng👍like ae thor+ hadiah iklan☝. mugo novel sampean lancar.
Yaya M.R: Terima kasih ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!