NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22 - she's my woman!

"Apa kau melihat ada yang mencurigakan di dalam mansion ini?"

"Tidak, tuan. semuanya aman terkendali karena kita selalu memantau semua aktivitas pengawal yang keluar masuk wilayah anda"

"Kenapa ada kesalahan? sebelum di olah, semua bahan makanan selalu melewati pemeriksaan ketat!"

"Untuk masalah itu, kita tunggu saja hasil cctv. kalau memang kesalahan Darius dan ahli gizi, aku akan memberi peringatan keras kepada mereka" Gio menjawab tegas, menyesali keteledoran hingga terjadi masalah dimansion.

Ethan menghela nafas berat, dia berdiri berhadapan dengan ketiga anak buahnya sambil sesekali melirik Selena yang tertidur diatas ranjang.

"Kalian bertiga boleh pergi, periksa semua orang yang baru kembali dari kota!"

Mereka bertiga keluar dari kamar, berpencar lalu membagi tugas. Gio pergi ke ruang pengendali cctv, sedangkan Maxime dan Marvel bergerak memeriksa sebagian pengawal yang baru kembali dari kota. seharusnya kedatangan mereka tidak patut di curigai karena itu murni menjalankan tugas menangani para polisi serta dua bajingan gila.

Tidak ingin sang bos meledak marah, alhasil semua orang di kumpulkan di samping mansion untuk memberikan instruksi tegas. di bawah sinar rembulan malam, suasana lebih menyeramkan di tambah dengan suara hewan-hewan buas menggaung di dalam hutan. Marvel menjelaskan bahwa terjadi masalah tentang makanan yang beracun, mereka semua nampak terkejut. Marvel berani mempertaruhkan nyawanya kalau ini bukan campur tangan teman-temannya.

Di sisi lain, Ethan meletakkan kembali handphonenya setelah menghubungi seseorang. pria itu memijat pangkal hidung sembari merasakan sensasi denyut hebat di kepala, berhari-hari kurang istirahat membuatnya kelelahan. sayup-sayup hembusan angin masuk menyibak gorden, ia lantas berjalan ke jendela lalu menutupnya.

Kamar tampah senyap, bahkan suara deru nafas mereka terdengar berat mengisi keheningan. Selena bersandar di kepala ranjang sembari menatap lurus ke depan memainkan kedua kuku. wanita itu tampak gelisah memikirkan sesuatu.

Ethan mendekat dan duduk di tepi ranjang, mereka saling bertatapan. Selena mengangkat kepala saat tangan pria itu menahan jemarinya yang sedang memainkan kukunya.

"Aku sama sekali tidak melewati batas dengan Carla, kamu tidak perlu melakukan apapun untuk melukainya"

Selena terhenyak, menunggu pria itu untuk melanjutkan ucapannya.

"Aku tau saat kamu berdiri di ambang pintu dan melihatku bercumbu dengannya, aku juga tau kamu mencampurkan obat ke dalam makanan Carla dan berhasil membuatnya meraung kesakitan"

"Apa yang kamu lihat tidak seperti yang kamu bayangkan. saat aku tau keberadaanmu, aku langsung mengendalikan diri, begitu kamu pergi menutup kembali pintu, aku dan Carla tidak melakukan apa-apa"

"Dia yang menginginkanku, tapi aku tidak. setelah sadar dengan apa yang aku lakukan, aku membantingnya dan tidak menyentuhnya lagi"

"Lama di dalam kamar bukan berarti sedang menuntaskan hasrat, tapi aku sedang memarahi dan mementingkan peringatan keras"

"Jadi, kamu jangan melakukan apapun tanpa sepengetahuanku. aku tidak bisa marah jika yang melakukan itu kamu, Selena"

Ethan menarik nafas dan menghembuskannya pelan, ia menatap ke bawah sambil mengusap bintik-bintik merah di tangan Selena. ia tau kalau wanita itu menyiapkan makanan untuk balas dendam. nasi goreng seafood adalah makanan yang tak sembarang orang bisa memakannya. Carla bukan hanya merasakan sakit perut, tapi juga merasakan gatal di seluruh tubuhnya. persis seperti apa yang Selena alami saat ini.

Selena sengaja menyuntikkan cairan gatal-gatal supaya tidak di curigai, bahkan dengan dosis yang tinggi sampai membuatnya demam. ia tak segan-segan menantang maut karena takut ketahuan dan Ethan akan marah besar. tapi, ternyata pria itu tau semuanya.

"Berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi, aku akan mengurus sisanya agar Carla tidak menyalahkanmu" ucapnya sungguh-sungguh.

"Kamu sudah marah, kamu tadi menarik dan membentakku. kalau saja aku tidak sakit, pasti aku akan jadi sasaran empuk kemarahanmu" sahut Selena.

"No, baby........ aku hanya terbawa suasana, dan.... entahlah, mendadak pikiranku buntu" sesal Ethan, matanya sayu memandang penuh sayang.

"Aku terlalu kuatir memikirkanmu, seharusnya waktu yang kita datangi tertutup, publik tidak perlu tau apalagi musuhku"

"Sekarang semua orang berpikir kalau kamu adalah wanitaku, Selena. mereka menyusun rencana dan mencari celah untuk menjatuhkanku menggunakan dirimu"

Selena terdiam sejenak, Ethan terlalu payah untuk minta maaf tapi terlalu unggul soal menyakiti. "Terimakasih sudah memberi kebenaran, karena kamu, aku jadi tau sifat asli kekasihku. ah, mantan kekasih" ucap Selena tersenyum kecut.

"Kamu tau aku melihatmu, tau soal obat pencuci perut, lalu di meja makan kenapa kamu membiarkan semuanya terjadi?"

Ethan melepaskan genggaman, beralih mengelus lembut rambut Selena. "Aku hanya ingin tau, seberapa berani calon istri bos mafia memberi hukuman pada orang lain. apakah sama seperti caraku atau justru lebih kejam dariku" jawabnya tak lepas dari netra indah wanitanya.

"Apa alasanmu tidak marah?"

"Karena disini akulah yang salah, sudah sepantasnya mendapat hukuman"

"Carla terluka, sahabatmu itu sedang menangis meminta perhatian" sarkas Selena ketus.

"Ada dokter yang menanganinya, kenapa aku harus repot-repot? disini ada wanita yang lebih membutuhkanku, dia merengek karena takut aku terbuai wanita lain" terkekeh kecil, Ethan mendapat cibiran dari Selena. wanita itu berdecak sambil membuang muka.

"Jangan cemburu, milikku tau siapa pemilik aslinya"

Selena melotot, mengerti maksud ucapan Ethan. "Aku tidak sedang bercanda, aku kecewa dan marah padamu!"

"Yes, i know baby girl.....kamu marah karena cemburu, dan aku tau itu"

"Tutup mulutmu, Ethan!"

"Oh, waw.....sudah berani memanggilku tanpa sebutan tuan rupanya " godanya tersenyum jahil. amarahnya tiba-tiba redam hanya dengan melihat senyum dan wajah cantik Selena.

"Iya, tuan Ethan yang terhormat!"

"Ini sebagai peringatan kecil untukmu supaya tidak melakukan kesalahan yang sama. okelah, masalah selesai!"

Ethan bangkit tidak membesarkan masalah. malam semakin larut dengan langit kian menghitam serta udara kian mendingin, ia melepaskan kemeja dan meletakkannya diatas sofa, berjalan menuju walk in closed kemudian berganti pakaian memakai pakaian tidur.

Tidak perlu membahas bagaimana caranya Ethan mengetahui kebenaran. dua buka hanya sekedar milyader muda, tapi juga bos mafia. informasi adalah hal kecil yang mampu ia obrak-abrik, apalagi menyangkut nama Selena, itu jadi prioritas utamanya.

Di ranjang, Selena tak berhenti berpikir. sebenarnya ini siapa yang perlu minta maaf siapa dan siapa yang salah. Ethan seperti beda orang, pria itu tetap tenang setelah keributan terjadi karena dirinya.

Apa karena Selena sedang sakit? bukankah tau kalau Selena sakit karena suntikan yang ia sengaja? ah, sepertinya tidak tau.

"Nasehat apa yang kamu berikan sampai Carla mendes4h tidak sebentar?" akhirnya ia berani bertanya.

"Itu hanya pancingan, dia memancing emosiku dengan suaranya yang manja" jawab Ethan jujur.

"Benarkah? wanita mendes4h itu karena kenikmatan, kalau di marahi atau di nasehati bukan mendes4h namanya, tapi merintih!" desisnya menatap curiga.

"Tidak usah berbohong, aku tau kalian melakukannya" kata Selena kecewa. ia segera berbaring, menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Lain kali perhatikan sekitarmu, lihat siapa yang mampu mendengar ataupun menyaksikan. kalau tidak ada orang, silahkan lakukan sepuasnya"

Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Ethan tertawa renyah. masih cemburu rupanya, entah di mulai dari kapan sifat wanita itu menjadi sensitif. yang ia tau, Selena adalah satu-satunya wanita yang menolak pesonanya.

"Mau lihat rekaman cctv di kamar itu? kamu akan tau bagaimana tangan kekar ku ini menamparnya, sayang"

"Mana mungkin aku berbohong, jika soal urusan ranjang, tentu aku akan takluk dibawah des4h suaramu yang merdu" ucapnya sembari mematikan lampu. Ethan menepati janjinya untuk menemani Selena.

"Kamu tidak cemburu pada Carla?" Selena menyembulkan kepalanya ke atas. "Kalian bercumbu!"

"Dan lidahmu bermain di depan dadanya"

"Ya aku minta maaf soal itu, tapi aku langsung sadar dan berhenti, sungguh" sanggah pria itu.

"Sama saja, semua pria memang sama-sama bajingan!" cemoohnya kembali memasukkan kepalanya ke dalam selimut. ia merasakan panas dingin ditubuhnya dan rasa gatal kian membuncah.

Tidak tau kapan datangnya sikap peduli sang mafia. Ethan membuka laci, membawa dua butir pil dan segelas air mendekati Selena. ia menyibak selimut meskipun wanita itu menahannya erat, tapi akhirnya kalah. dengan malas, Selena bangun dan menggerutu.

"Itu bukan obat demam, tapi obat sakit gigi!" ucapnya kesal.

Lebih tercengang ketika melihat Ethan berjalan mendekati laci, kembali membukanya. kali ini mengeluarkan satu tas obat-obatan dan menentengnya. dengan sisa kesabarannya yang tipis, Ethan menunjukkannya pada Selena.

Arah fokusnya berubah setelah melihat bekas jarum suntik berada di samping ranjang. ia tetap tenang sampai Selena menemukan obatnya, ingin memastikan sampai wanita itu menelan pil lalu berpikir bekas suntikan apa itu.

"Tidurlah, kamu harus istirahat yang cukup" ucap Ethan mengelus lembut kepala Selena. wanita itu acuh dengan posisi membelakangi.

"Aku akan keluar sebentar"

Segera di amankan apa yang baru ia lihat, lalu buru-buru pergi keluar kamar. Ethan berjalan mencari keberadaan Gio di lantai dua, menemukan anak buahnya berjalan membawa laptop lalu ia segera mendekatinya.

"Tuan, isi rekaman cctv ada di dalam laptop. anda mau lihat disini atau di ruang kerja?"

"Persetan soal itu. sekarang kau cari tau tentang jarum suntik ini, ada sisa cairan di dalamnya dan mungkin itu akan menjadi petunjuk" ujar Ethan tidak santai.

"Suntikan dari wanita itu, tuan?" tanya Gio menerima lalu memperhatikannya seksama.

"Tidak penting, aku ingin tau cairan apa yang ada di dalamnya" tegasnya. "Ah, sekalian rekaman cctv di kamar Selena, aku takut dia melakukan sesuatu di luar batas!"

"Butuh dua hari untuk mengetahui cairan apa yang ada di dalamnya. soal cctv akan banyak aktivitas wanita itu di dalam kamar, mungkin hal yang tak pantas akan ku lihat jika anda-"

"Tidak perlu, soal cctv biar aku yang mengurusnya dan kau urus jarum suntiknya!" potong Ethan cepat. hampir saja melakukan kesalahan dengan menyuruh Gio memeriksa rekaman cctv di kamar Selena.

"Baiklah, tuan. untuk hasilnya tidak perlu buru-buru. tapi sebisanya aku akan mempercepat hasilnya untuk keluar" jawab Gio tak banyak bertanya.

"Oh, ya. nona Carla sudah tidur di kamar tamu. Martha membantu semua hal kebutuhannya. besok pagi, aku akan mengawalnya pulang ke kota"

"Hm, pergilah" titah Ethan. "Tunggu, sekalian bawa satu tas obat ini, periksa semuanya!"

*****

"Aku sudah melihat rekaman cctv, ternyata dokter cantik itu yang melakukannya" bisik Marvel sembari merakit senjata.

"Tapi bos tidak marah, apakah ini suatu keajaiban?"

"Keajaiban apa?"

"Sikap bos berubah baik, sangat minim terjadi di dunia. bayangkan saja jika media merilis berita baru tentang bos mafia yang berubah lunak hanya karena seorang wanita. pasti akan ada di posisi kesatu setelah politik" ucap Maxime sibuk menata peluru.

"Aneh tapi nyata, pesona miss Selena tidak beda jauh dengan nyonya Natalia. aku sudah melihat foto masa mudanya, sungguh sangat cantik" Marvel menaikkan satu kaki, lelah karena senjata miliknya gagal di rakit.

"Berani, kau? dimana kau melihat foto masa muda nyonya Natalia?" Maxime mendelik tak menyangka. "Siap-siap saja kepalamu jadi pajangan di depan pintu oleh tuan Matteo!"

"Mata mu itu menyeramkan. jelas-jelas aku melihat di album keluarga besar, waktu itu tuan Ethan mengizinkanku melihat-lihat!"

"Kau pasti memohon kan? dasar pria tidak berguna!"

Marvel menghidupkan pemantik, cerutu menjadi temannya di kala mentari bersorak pagi. "Kecantikan nona Sania juga tidak kalah, kecilnya lebih mirip tuan Matteo, sangat menggemaskan dan lucu"

Maxime memukul kepala kembarannya, ia menyorot merinding dan berbisik. "Dimana letak lucu dan menggemaskan dari wajah tuan Matteo? apa kau buta? jelas bukan lucu, tapi menakutkan" mereka terkekeh, tapi berhenti ketika melihat dua wanita berjalan ke belakang mansion.

Keduanya menegakkan tubuh, Carla duduk diatas kursi roda dan Selena mendorongnya. "Mau kemana mereka?"

"Banyak omong, cepat bangun dan ikuti mereka!"

Selena berhenti saat Carla menginterupsinya. beberapa menit lalu, mereka ada di ruang tengah menyelesaikan sarapan pagi. Ethan pergi entah kemana, sudah bertanya pada pengawal namun tak satupun yang tau. tapi, kata Martha, Ethan pergi pagi-pagi buta bersama Gio. kini Selena yakin karena Gio pun tidak terlihat di sekitar mansion.

Carla menatap ruam di tangan dan beralih ke tangan Selena. kalau saja tidak ingat masih dalam kawasan Ethan, sudah pasti Selena lenyap di tangannya.

"Kau tidak minta maaf setelah melukai ku dua kali, huh?"

"Jangan berbelit-belit, katakan saja apa yang mau di katakan. aku tidak punya banyak waktu untuk menanggapimu!" sahut Selena malas.

"Aku menunggu maafmu, jangan sampai Ethan pulang dan melihat kita tidak akur" sentak Carla mencengkram tangan Selena.

"Kau itu payah, menantangku tapi tumbang karena ku senggol sedikit" cibirnya. "Pulang saja, disini bukan rumahmu!"

"Rumahku atau bukan, aku adalah tamu penting disini. bos mu tidak keberatan kalau aku tinggal lebih lama"

"Apakah bahasa manusia tidak kamu mengerti?" Selena jengah. "Kau mau apa, hah?"

"Mendekatlah, mana bisa bicara jarak jauh. apalagi aku menggunakan kursi roda, dan ini semua karena mu!"

"Kau sakit perut saja harus duduk di kursi roda, jangan jompo sedari muda takutnya tua hanya jadi butiran debu" Selena tidak bisa menahan tawa.

"Kau!" geram Carla. "Cepat mendekat, aku tidak bisa berlama-lama denganmu!"

Dengan malas, Selena mendekati Carla dan berdiri di dekat kursi rodanya. wajah tanpa polesan make up, ia akui Carla memang cantik. tapi sayang, cantik sebatas wajah tidak dengan hati maupun martabat.

Carla menarik Selena supaya lebih dekat, mencekal tangannya hingga Selena tidak bisa berkelit. dia memaksa sampai akhirnya Selena membungkuk. tiba-tiba Carla mengarahkan pisau tepat di depan wajah Selena.

Tak jauh dari mereka, Maxime dan Marvel mengawasinya. melihat adegan tak terduga membuat pengawal kembar itu terkesiap. mereka kemudian mendekat, namun beberapa langkah terhenti karena melihat kelanjutannya.

"Aku tidak tau bagaimana bisa Ethan berurusan dengan wanita kotor sepertimu!"

Selena tertegun, gerak sedikit saja pisau itu bisa melukai ujung hidungnya.

"Kau tau siapa dia kan? jelas kau juga tau sikapnya berubah-ubah tergantung suasana hatinya. dan kau mengharap apa darinya, hm?"

"Jadi nyonya Federico? hahahaha, mimpimu terlalu tinggi, bitch!"

"Satu hal yang perlu kau tau, aku sudah banyak kali tidur dengannya, kalau dia juga ingin tidur denganmu, jangan besar kepala karena itu bukan yang pertama!"

"Kalau dia menidurimu, aku tidak terkejut. sudah pasti dia melakukannya dengan banyak wanita. dan ya....aku memang sudah tidur dengan pria pujaanmu!" sarkas Selena tak kalah tajam.

Carla diam, perkataan Selena menyakiti hatinya. ia bohong mengatakan pernah tidur dengan Ethan, memang pernah tapi hanya sebatas tidur biasa.

Kekesalan terlihat jelas di wajah Carla, mengambil kesempatan akhirnya Selena menghempaskan tangan Carla hingga pisau nya jatuh.

"Kenapa? apa jangan-jangan bukan kamu yang pertama, tapi aku, hm?"

"Lancang kau j4lang! aku dan Ethan saling mencintai sebelum kau datang ke kehidupannya!"

"Kalau sudah di beri kerjaan, kerjakan saja yang ada bukan malah merangkak dari ke atas ranjang dan mau mengganti posisiku sebagai calon istrinya. dimana otakmu? pasti orangtuamu tidak mendidik dengan baik!" rahangnya mengeras kilatan netra Carla sangat tajam.

Emosinya meluap, Selena menarik rambut Carla dan menodongkan pisau ke wajah Carla seperti yang ia lakukan beberapa menit lalu.

"Berani kau membawa kedua orangtuaku ke dalam percakapan kita, hah?"

"Kalau mau merendahkanku, jangan seret orangtuaku. kau ingin berkelahi ya? tapi sayang, keadaanmu terlampau mengenaskan!"

"Minimal punya tenaga untuk melawanku, hanya sakit perut tapi malah berubah jadi nenek-nenek jompo!"

"Sialan, kau..... arghh, lepaskan!"

Carla memberontak, melawan kekuatan Selena dan menghentak kasar, membuat pisau itu jatuh bergeser beberapa meter.

"Meskipun Ethan membelamu, dia tetap milikku. sampai kapanpun, tidak ada yang bisa memisahkanku darinya!"

"Mimpilah setinggi apapun yang kau mau, tapi jangan lupa bangun. mimpi mu menikah dengan Ethan hanya sebatas angan-angan yang tidak akan pernah terjadi!" geram Carla.

"Ya, dan kau lupa diri bahwa akulah yang pertama. bahkan Ethan melamar dan mengaku cinta padaku!"

"Don't lower your self, because you already to low..... jangan rendahkan dirimu, karena kau sudah terlalu rendah, Selena!"

Ethan yang sudah beberapa menit berdiri bersama Maxime dan Marvel, diam-diam merekahkan senyuman. wanitanya sudah banyak belajar, sekarang berubah berani dan itu membuatnya terpukau.

"That's my girl....."

"Bos, kelinci kecilmu sudah besar. sekarang berubah menjadi singa betina" celetuk Marvel ikut tersenyum.

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!