Cinta Tuan Dokter Yang Posesif

"Tapi Pa...aku gak bisa bawa mobil",jawab Dea menyerahkan kembali kunci mobil itu pada Rendra.

"Untuk sementara sopir pribadi Papa yang akan mengantarkan kamu kemanapun kamu pergi.Papa akan mencarikan sopir pribadi untuk kamu nanti", jawab Rendra tersenyum tipis karena dia sudah menduga hal ini.

"Pa...tapi ini tak perlu karena aku bisa naik angkutan umum",jawab Dea karena ia tak ingin Kalen menghinanya lagi.

"Kamu itu menantu kami,sudah selayaknya kamu mendapatkan fasilitas dari kami Dea",ujar Marisa.

"Kak...terima saja...",ujar Kaira tersenyum lebar.

Dea tak bisa lagi menolak dengan terpaksa mengangguk pelan sebagai jawaban.Setiap wanita pasti akan senang mendapat hadiah mewah apalagi mobil yang Dea tau itu bukan mobil biasa tapi salah satu mobil mewah yang diimpikan semua orang.Tapi Dea bukanlah tipe gadis materialistis karena ia tau bagaimana sulitnya mencari uang.Ia dari kecil telah terbiasa dengan kesederhanaan.Angkutan umum adalah mobilnya untuk pergi pulang dari sekolah.

Semua orang tersenyum karena Dea mau menerima mobil itu kecuali Kalen yang tersenyum miring.

"Jangan berpura pura menolak,karena aku tau kamu pasti sangat menginginkan mobil itu bukan?",bisik Kalen yang begitu menusuk.

Dea tak merespon hanya memejamkan matanya menahan rasa perih didadanya karena ucapan Kalen yang seolah olah menuduhnya matre.

Semua orang dimeja makan itu menikmati sarapan pagi mereka tapi tidak dengan Dea yang tak begitu menikmati sarapannya.Rasa laparnya menguap begitu saja setelah Kevin mengatainya.

"Dea...kok sarapannya gak dimakan?.Gak enak ya?", tanya Marisa yang melihat isi piring menantunya itu masih penuh.

"Enak Ma...cuma Dea belum terlalu lapar",kilah Dea.

"Oh..."

Kalen menatap sang istri dengan sudut matanya.Ia tau bukan itu alasan Dea karena ia yakin Dea tak selera makan karena kata katanya tadi.Beberapa hari bersama membuat Kalen sedikit tau sifat Dea yang suka ngambek jika sudah ia katai.

"Kalen...kamu pagi ini ke kampus atau ke rumah sakit dulu?",tanya Tuan Wiliam.

"Kampus Kek,ada apa?",tanya Kalen menatap Kakeknya.

"Nanti kamu bantu Dea ya",ujar Tuan Wiliam.

"Semua urusan Dea sudah selesai Pa.Dea tinggal belajar saja lagi",jawab Rendra.

"Oh...bagus lah",jawab Tuan William tersenyum senang.

Kalen mengehela nafas panjang semoga nantinya ia tak mengajar kelas istrinya itu.Kalen tak ingin orang tau jika ia dan Dea adalah suami istri.

Setelah sarapan pagi semua orang memulaikan aktifitasnya.Begitu juga Dea yang sedang bersiap untuk ke kampus yang nantinya akan diantar oleh sopir.Sedangkan Kalen telah berangkat semenjak tadi karena ada rapat.

Dea berjalan menuruni tangga dengan menyandang tas selempangnya.Gadis itu langsung berangkat karena semua orang sudah berangkat kerja.Kecuali Tuan Wiliam yang hari ini cek up ke rumah sakit karena penyakit jantung yang dideritanya.

Dea menatap jalanan sepanjang perjalanannya menuju kampus.Dia benar benar sendirian di dunia ini.Ayahnya tak lagi peduli padanya setelah ia mengorbankan masa depannya dengan menikah muda.Bahkan menelfon untuk menanyakan kabar saja tidak apalagi peduli.

Meski ia kini memiliki keluarga baru tapi ia masih menginginkan ayahnya meski ia tau ayahnya bukan ayah kandungnya.Dea baru tau jika Anas bukan ayah kandungnya saat menikah.Nasabnya bukan nama ayahnya melainkan nama ibu kandungannya.Yang berarti ia anak diluar nikah saat lahir.

Bahkan ibu kandungnya tak peduli padanya dan meninggalkannya dengan keluarga yang tak menyayanginya.

Tak lama mobil yang ditumpangi Dea sampai disalah satu universitas ternama di kota itu.Dea langsung turun dan berterima kasih pada sopirnya.

"Makasih ya Pak",ujar Dea.

"Iya Nona...oh ya saya akan menunggu Nona di sini",jawab sopir itu ramah.

"Tapi apa Bapak gak bosan?",tanya Dea karena ia tau menunggu itu sangat membosankan.

"Itu sudah menjadi tugas saya Nona",jawab sopir yang bernama Abdul itu.

"Baiklah Pak... saya tinggal dulu",ujar Dea meninggalkan sopir itu di parkiran Fakultas kedokteran itu.

Dea berjalan menuju kelasnya karena semua urusan telah diselesaikan oleh mertuanya.Samar samar Dea mendengar nama suaminya disebut oleh para mahasiswi.Banyak para mahasiswi yang memuja ketampanan suaminya.Dea hanya menggeleng pelan karena apa yang mereka bicarakan tentang Kalen tak semuanya benar.

Dea memasuki kelasnya yang masih sepi,hanya ada beberapa mahasiswa yang tampak berkumpul entah sedang apa Dea tak tau.

Dea memilih duduk dibangku paling depan karena ia jarang fokus jika duduk dibangku belakang.

Dea memainkan ponselnya seraya menunggu waktu masuk.Ia merupakan mahasiswi baru jadi belum memiliki teman di fakultas ini.Dea membuka sosial medianya tampak Kakak tirinya memposting foto saat penobatan suaminya kemarin.Wanita itu membuat caption yang membuat Dea tersenyum geli.Andai wanita itu tau jika pria yang dipujanya itu adalah suaminya sekarang pasti Wulan tidak akan terima.

Tak lama dosen memasuki kelasnya diiringi oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang juga masuk.

Dea mensilenkan ponselnya lalu menyimpannya kedalam tasnya.Gadis itu duduk sendirian karena tak ada yang mau duduk didepan.

"Deandra Cantika...",dosen menyebutkan namanya.

"Saya Pak...",jawab Dea mengangkat tangannya.

"Silahkan maju ke depan untuk perkenalan diri dengan teman teman kamu di kelas ini",ujar dosen itu meminta Dea untuk maju ke depan kelas.

Dea maju ke depan kelas dan menatap para mahasiswa yang juga menatapnya."Hallo semuanya kenalkan aku Deandra Cantika bisa dipanggil Dea.Saya mahasiswi baru di sini",ucap Dea tersenyum manis.

"Hallo Dea...",jawab yang lainnya serempak.

"Baiklah Dea... silahkan duduk?",ujar dosen.

"Iya Pak",jawab Dea kembali duduk di kursinya.

Mata kuliah kali ini membuat Dea harus fokus apalagi dia cukup jauh tertinggal karena masuk dibulan kedua pada semester awal ini.Dea harus meminjam catatan pada temannya untuk mengejar ketertinggalannya.

"Hai...boleh pinjam catatannya gak?",tanya Dea pada salah satu mahasiswi saat dosen telah keluar.

"Boleh...tapi balikin besok ya atau kamu foto copy aja nanti catatan aku ini",jawab mahasiswi itu memberikan catatannya.

"Iya--

"Ajeng..nama aku Ajeng",jawab gadis bernama Ajeng itu ramah.

"Iya Ajeng besok aku balikin ya",ujar Dea menyimpan buku catatan milik Ajeng kedalam tasnya.

"Iya...Dea.Kamu cantik Dee",puji Ajeng.

"Kamu juga kok...",jawab Dea tersenyum pada Ajeng.

"Oh ya setelah ini masih ada kelas gak? Jeng?",tanya Dea.

"Ada...kita tunggu disini aja ya.Dosen yang satu ini benar-benar disiplin",bisik Ajeng.

Dan benar saja dosen memasuki kelas,Dea segera duduk di kursinya setelah mengucapkan terimakasih pada Ajeng.

Dea membola siapa yang kini ada didepan kelas.Seorang pria memakai kaca mata baca dengan kemeja yang digulung hingga siku menatapnya tajam.

...****************...