Hasrat Tuan Asloka

Anne menatap gugup ke arah tangga, ia melihat banyak sekali tamu-tamu undangan di bawah sana hingga membuatnya semakin nervous. Apalagi melihat nuansa dekorasi di bawah, semakin membuat jantungnya berdegup sangat kencang.

Matanya juga mulai berkaca-kaca, sungguh keluarga Asloka mengabulkan semua keinginannya. Menikah dengan dekorasi yang ia inginkan, bahkan warna pun terserah dirinya.

"Kamu sudah siap, An?" tanya Ega.

"Siap, Ma."

Ega pun menggandeng Anne dan mereka turun bersama, sorakan serta taburan bunga mengiringi langkah kaki Anne. Hingga ia sampai di tempat acara dan disambut seorang lelaki paruh baya.

Sebenarnya Anne bingung mengenai lelaki yang menyambutnya ini, tapi Anne tak mempermasalahkan semua dan segera meraih tangan lelaki itu.

"Om senang melihatmu tumbuh dewasa, Anne," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Om?" tanyanya semakin bingung. Ia ingat betul kalau ibunya anak tunggal, jadi mana mungkin Anne memiliki om.

"Nanti akan kami jelaskan, sekarang kamu duduk di samping suamimu dan kita langsungkan pernikahannya," ujarnya.

Anne menurut, ia duduk di samping Asloka. Sesekali Anne melirik lelaki yang sangat ia rindukan itu, tapi ia langsung malu saat Asloka terang-terangan memberikan cium jauh untuknya. (Cium jauh tuh kek, Asloka monyongin bibirnya singkat. Gak tau artinya 🙈 )

"Ih, geli tau!" serunya sambil mencubit lengan Asloka.

"Aduh, baru bertemu loh ini. Sudah galak aja kamu, An," keluhnya.

Anne tak mau menanggapi Asloka, ia lebih memilih fokus pada penghulu yang mulai menanyakan apakah ijab kabul sudah bisa di mulai.

Karena kedua mempelai setuju untuk menikah, barulah penghulu menyuruh lelaki paruh baya tadi menjabat tangan Asloka. Pikirannya mulai bleng kali ini, otaknya selalu berkata kenapa lelaki itu yang menjadi walinya.

“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Asloka Maheswari bin Aslan Maheswari dengan keponakan saya yang bernama Anne Jeniffer binti Edward Sanjaya dengan mas kawin berupa Emas seberat 1000 g dan satu buah Villa di kota Bandung di bayar, Tunai.”

"Saya terima nikah dan kawinnya Anne Jeniffer binti Edward Sanjaya dengan maskawin tersebut, tunai.”

Deg!!

Jantung Anne langsung berdebar sangat kencang saat mendengar ijab kabul barusan, ia sangat terkejut ketika mendengar kata Edward Sanjaya. Matanya pun semakin memanas, ia sangat ingat betul waktu menikah dengan Geo, nama binti nya Edward Lewis, bukan Edward Sanjaya.

"Sah?" tanya penghulu.

"Tunggu, ini tidak sah!" teriak Anne membuat semua orang terkejut begitu juga Asloka. Ia merasa was-was, takut Anne membatalkan pernikahannya.

"Sah, ini semua sah. Pokoknya SAH! Beres," ucap Asloka seakan-akan takut kehilangan Anne.

"Tidak sah, Laka. Nama orang tuaku salah, mana bisa sah kalau seperti ini," protes Anne tak bisa membendung air matanya. Ia masih bingung, kenapa nama ayahnya memakai nama Sanjaya, yang ia tahu keluarga Sanjaya adalah keluarga Geo.

"Anne, nama ayahmu memang Edward Sanjaya, bukan Edward Lewis. Mereka telah menipumu mentah-mentah, Sayang," ucap lelaki paruh baya itu.

"Maksudnya, Geo?" tangannya langsung mendapatkan anggukkan pasti dari mereka.

"Terus kenapa bisa sah di pengadilan, kalau memang salah?" tanya Anne semakin menangis. Ia seperti merasa tertipu, sungguh hatinya sangat sakit.

"Semua karena uang, An. Lebih baik kita melangsungkan pernikahannya dulu, baru kami akan menjelaskan semua."

Awalnya Anne menolak, tapi karena bujukan dari semua orang, akhirnya Anne mau mengulang pernikahannya lagi. Dengan sangat lancar Asloka mengulang ijab kabul, setelah selesai ia begitu lega karena akhirnya ia bisa menikah dengan Anne.

Asloka memegang kening Anne sambil membaca doa, walaupun dia brengsek, tapi ia sempat belajar pada ustadz sebelum pernikahan. Setelah selesai berdoa, Asloka menyodorkan tangannya agar dicium, selesai itu Asloka langsung mencium kening Anne.

Selepas itu, mereka menyambut para tamu sebentar. Banyak juga kolega Asloka yang datang dan mengucapkan selamat, sampai tak terasa waktu berlalu satu jam. Anne merasa lelah, hingga ia meminta untuk beristirahat.

Tentunya Asloka menurut, ia membawa istrinya menjauh dari kerumunan dan membiarkan Anne istirahat sejenak, sebelum acara pesta malam nanti digelar.

"Kamu masih hutang penjelasan padaku," lirihnya tak ada ruat bahagia sedikitpun di wajahnya.

Asloka pun menghela nafas panjang, mau tak mau Asloka harus jujur pada istrinya. Toh, sebentar lagi ia akan memasukkan Anne ke perusahaan.

"Baiklah, kita bicara sekarang jika ini membuatmu tenang." Asloka pun menelpon Aron dan menyuruhnya membawa om nya Anne.

Tak membutuhkan waktu lama, lelaki itu datang bersama Aron. Karena ia ingin bicara privasi, maka Asloka menyuruh Aron keluar terlebih dulu.

"Jelaskan semua," kata Anne tak sabar.

Asloka mengangguk paham, ia sedikit melonggarkan dasinya dan setelah itu berkata, "dia adalah om Raynald — saudara kembar papamu. Dulu, dokter mendiagnosa om Raynald cacat dari lahir, hingga pak Sanjaya memutuskan untuk menaruh anaknya di panti asuhan. Seminggu setelah kejadian itu, pak Sanjaya mendapatkan kabar jika dokter salah mendiagnosa. Akan tetapi, kakekmu menolak dengan alasan sudah terlanjur mengumumkan jika anaknya hanya Edward Sanjaya," ucap Asloka panjang kali lebar.

"Setelah kejadian tersebut, pak Sanjaya bertemu dengan anak bernama Erick dan langsung menjadikannya anak angkat. Setelah kematian pak Sanjaya, Erick merasa tak terima dengan pembagian hak waris, hingga dia melakukan hal di luar dugaan. Erick menyabotase mobil papamu, hingga mobilnya jatuh ke jurang. Mereka semua tewas, waktu itu."

Mendengar semua, Anne langsung menangis. Kenapa mantan mertuanya sangat kejam, hanya karena harta. "Terus?" Anne menyuruh Asloka melanjutkan ceritanya.

"Kamu tau kan, setelah pemakaman pasti akan ada pengumuman hak waris? Di saat itu semua harta jatuh padamu, An. Mereka sengaja membuatmu susah, sampai ibumu meninggal dan saat kamu mulai dewasa Erick merencanakan pernikahan untukmu, hingga terjadinya pernikahan tersebut. Tapi, mereka memalsukan data papamu," kata Asloka menjadi geram lagi pada keluarga Geo.

"Mereka jahat!" seru Anne sedikit limbung. Untung saja Asloka gerak cepat dan langsung menarik Anne dalam pelukannya, wanita itu akhirnya menangis sejadi-jadinya.

Asloka membiarkan istrinya melupakan semua rasa kecewanya sampai tertidur. Dengan perlahan Asloka membaringkan tubuh Anne dan menyelimuti istrinya.

"Kamu harus kuat, An. Waktunya kamu bangkit dan balas dendam, tidurlah karena hari esok kita akan melancarkan aksi kita."

...🌾🌾🌾🌾...

Asloka : Mak Mak aku mau cepu dikit mak.

Emak : Apaan sih, emak lagi males ngegibah.

Asloka : Penting mak, aku tadi kepo liat komen ada yang ngejek istriku katanya nangis mulu, terus bilang kalau ceritamu kayak indosiar mak!

Emak : Biarin, berarti emak lulus dong bikin cerita indosiar.

Asloka : Nggak ngamok mak?

Emak : Ngapain ngamok, mending nulis aja dan segera namatin ceritamu. Belum tau aja dia, emak mau bikin cerita tersadis melebihi indosiar 💃💃💃💃

Asloka : Emak terbaekkk..