NovelToon NovelToon
Tawanan Sang Mafia Kejam

Tawanan Sang Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Winter Zumi

"Kau meminta bantuanku, kan?" Tanya Marco dan wajah Aruna berseri-seri saat Marco mendekat.
"Senangkan aku, dan aku akan menolong mu"
_____________________

“Tapi aku tidak punya uang membalas mu” ucapnya Aruna.
“Aku tidak memintamu membayarku dengan uang” Marco bersandar di meja. Wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari Aruna.
“Kau bisa membayarku dengan hal lain, selain uang” ucapnya Marco.
"Apa?" Tanya Aruna.
“Jadilah milikku” Aruna tersentak dan matanya membelalak kaget.
____________________

“M-Marco” ucap Aruna terbata-bata.
“Call me Master. Mulai hari ini dan seterusnya, kau akan memanggilku Master"
_____________________

Aruna Arindita seorang gadis berusia 21 tahun itu, baru saja lepas dari tangan kejamnya sang Ayah, dia diselamatkan oleh Marco Dewata Alaska. Namun siapa sangka jika sang penyelamat nya adalah seorang iblis.

Bahkan satu hal yang baru Marco ketahui, bahwa Aruna adalah teman masa kecilnya, gadis kecil yang paling Marco sayang.

IG: @winterzumi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winter Zumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Menyelamatkan Aruna

“Tuan, ada telepon masuk dari kantor Presiden. Presiden ingin berbicara dengan Anda” sekretaris Marco memberitahunya.

Marco sedang berada di tengah rapat ketika sekretarisnya masuk sambil memegang telepon. Kemudian Marco mengangkat tangannya untuk menghentikan konferensi video tersebut.

“Permisi sebentar. Penting bagi saya untuk menerima telepon ini. Mari kita istirahat sebentar, saya akan kembali segera setelah selesai” Marco tersenyum dan berjalan keluar dari ruang konferensi.

“Halo” jawab Marco begitu sampai di ruangan nya.

“Marco” jawab suara yang familiar.

“Aku menelepon mu secara pribadi untuk mengatakan bahwa aku mengosongkan jadwal ku hanya untuk mu, jadi... aku ingin kau datang dan berkunjung untuk makan malam”

“Kapan kau ada waktu luang, Paman?” Marco bertanya.

“Aku luang malam ini”

“Baiklah, aku akan ke sana. Aku hanya perlu menyelesaikan pertemuanku dulu. Sampai jumpa” Marco selalu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Presiden, sehingga ia dapat berbicara dengannya dengan santai.

Dan setelah itu Marco kembali ke rapatnya segera setelah ia mengakhiri panggilan.

DI TEMPAT PERSEMBUNYIAN MARCO....

“Aruna!” Mendengar namanya dipanggil, Aruna buru-buru berlari dari dapur menuju lantai dua, di sana lah Anna sudah menunggunya dengan kesal, dengan kaki yang mengentak-entakkan ke lantai terus menerus.

Sudah empat hari sejak Marco pergi, dan Aruna menderita di bawah pengawasan Anna sepanjang waktu.

“Kenapa kau lama sekali?! Arghhhh! Kenapa kau tidak bisa melakukan pekerjaanmu dengan baik?” Aruna membungkuk sambil memegangi lututnya, berusaha mengatur napas.

“Apa... Apa.. ada apa, Anna?” Aruna bertanya dengan terengah-engah, sementara keringat membasahi wajahnya. Aruna tampak seperti baru saja kembali dari lintasan lari.

Anna mengangkat alisnya dengan ekspresi puas di wajahnya.

“Pel lorong ini” perintah Anna dan Aruna memandangnya tak percaya.

“Tapi aku baru saja selesai mengepel area ini sebelum aku pergi ke dapur untuk memasak” Aruna beralasan. Kemudian Anna melihat sekeliling.

“Tapi aku masih bisa melihat kotoran di lantai” Anna menunjuk ke lantai yang cukup bersih untuk sekedar diinjak. Aruna memandangnya dengan kening berkerut karena ia tidak bisa melihat apa yang dilihat Anna.

‘Tapi itu sudah bersih, aku tidak melihat kotoran’ pikir Aruna.

Sedangkan Anna menyeringai sambil mengambil seember air berlumpur dan menuangkannya ke lantai yang baru dipel itu. Aruna berdiri di tempat dengan mulut ternganga, tertegun dengan apa yang dilakukan Anna, ia tidak berpikir Anna akan melakukan hal itu.

‘Dia ingin aku mengepel lantai lagi setelah dia menaruh lumpur ini di sana? Sial... Dia benar-benar ingin aku menderita di bawah perintahnya. Padahal aku sudah membersihkannya sepanjang hari, tapi dia ingin aku membersihkannya lagi? Apakah dia gila?’ Aruna menghela nafas frustasi.

“Aku sudah selesai! Aku tidak akan membereskan kekacauan yang kau buat ini. Kau yang melakukannya, jadi kau bersihkan saja sendiri” kata Aruna dengan ekspresi wajah tegas.

‘Aku bosan dengan semua tugas yang dia berikan padaku setiap hari, sementara dia tidak melakukan apa pun. Akulah yang membersihkan Mansion dan memasak, sementara dia hanya berdiri di sana untuk mengawasi dan memerintahku lagi dan lagi’ pikir Aruna.

“Jadi, kau punya nyali untuk menjawabku kembali hah?!” Anna mengertakkan gigi dan menjambak rambut Aruna, mendorongnya ke lantai, lalu menggesekkan wajahnya ke lantai yang kotor yang penuh lumpur itu.

“Aww, Anna.. sakit! Tolong hentikan! Tolong!” Aruna berusaha memegang tangan Anna untuk mencegahnya mencabut rambut dari kulit kepalanya.

“Kau pikir aku akan mendengarkanmu? Kau pantas mendapatkan ini!” dengan setiap kata-kata kasarnya, Anna terus mendorong wajah Aruna ke lantai.

Aruna menangis kesakitan merasakan luka perih di pipinya. Sedangkan Anna terus menyeret wajahnya ke lantai yang berlumpur dan itu berarti menggores kulit wajah Aruna.

Tapi kemudian Aruna mencoba mendorong Anna dengan keras sehingga ia bisa melawan dan Anna terjatuh. Tapi kemudian Anna kembali bangkit dan menjambak rambut Aruna, Aruna terus beberapa kali untuk lepas sebelum ia berhasil berguling dan lepas, tapi kemudian Anna ada di sana, mendorongnya kembali ke lantai. Bahkan dengan Aruna yang sudah tergeletak dilantai, Anna duduk di tubuh Aruna dan menamparnya berkali-kali.

“Berani sekali kau mendorongku, dasar pelacur!” Anna kehabisan nafas, namun tak henti-hentinya ia menyakiti Aruna.

“Tolong, Anna... Hentikan ini. Tolong.. aku mohon.. aku akan membersihkan lantai. Hentikan!” Aruna memohon, namun Anna tidak mendengarkan.

Bahkan Aruna mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya, yang mana Anna terus memberikan cakaran dan pukulan di wajah nya Aruna.

Marry baru saja keluar dari kamar Bastian, matanya terbelalak kaget saat melihat Aruna dihajar Anna.

“Anna!” Marry berteriak sambil berlari ke arah para wanita itu. Kemudian Marry menarik Anna menjauh dari Aruna untuk menghentikannya dari serangannya, tetapi Anna lebih kuat, dan ia mengabaikan Marry seperti lalat, membuatnya terjatuh. Lalu Anna kembali menyakiti Aruna.

Marry segera berlari menuju kamar Bastian untuk mencari pertolongan.

“Bos Bastian! Tolong bantu aku! Anna menghajar Aruna!” Ucap Marry terburu-buru.

“Apa?” Bastian bertanya dengan bingung.

“Tolong ikut aku, aku perlu bantuan. Tolong!” Marry memohon.

Begitu keluar dari kamar, mata Bastian terbelalak melihat pemandangan di hadapannya. Kamarnya terletak di sudut terjauh di lantai kedua, beberapa meter dari kamar Marco. Dan para wanita itu sedang bertengkar tepat di depan tangga yang menghadap ke kamar Marco, jadi Bastian butuh sedikit waktu untuk sampai ke mereka dalam kondisi yang lemah.

Marry kembali membantu Aruna dan mencoba menarik Anna lagi.

“ANNA!” Suara Bastian menggelegar, menghentikan Anna untuk menyakiti Aruna. Dengan langkah panjang, ia berjalan menuju ketiga wanita itu dan menampar wajah Anna dengan keras. Anna, Marry dan Aruna tersentak kaget. Anna memegang wajahnya di antara kedua tangannya, air mata berlinang. Sedangkan Bastian tidak menghiraukannya dan menatap Aruna yang basah kuyup, wajah dan bajunya berlumuran lumpur.

Bastian memelototi Anna, mengertakkan gigi, dan mengepalkan tinjunya.

“Beraninya kau!” Bastian merasakan amarah dalam darahnya dan hendak menampar Anna lagi, namun Aruna mencekal tangannya.

“Bastian, kumohon jangan… Kumohon…” Aruna memohon.

Meski Anna telah menyakitinya, Aruna tetap merasa simpati. Ia tidak ingin melihat wanita lain ditampar seperti yang selalu dilakukan ayahnya padanya. Bastian entah kenapa merasa jantungnya berdegup kencang saat melihat Aruna dipukuli. Tapi ketika ia menatap matanya, dengan wajah memohon, amarahnya perlahan mereda, dan ia menurunkan lengannya. Sambil menarik napas dalam-dalam, Bastian menatap Marry.

“Bawa Aruna ke kamarnya dan bantu dia membersihkan tubuhnya” kemudian Bastian berbalik dan menatap Anna dengan tatapan tegas.

“Kau! Bersihkan kekacauan ini”

Mata Anna melebar, mulutnya terbuka lebar karena terkejut.

‘Aku harus membersihkan lumpur ini?’

“Tapi Bos, Aruna seharusnya__” Anna menghentikan ucapannya begitu bertemu dengan bola mata Bastian yang melotot.

“Apakah kau ingin aku melemparkanmu ke lantai berlumpur? Lakukan tugasmu!” Setelah itu Bastian berjalan kembali ke kamarnya, meninggalkan Anna yang tercengang.

‘Sialan kau Aruna.. aku belum selesai denganmu’ Anna mengertakkan gigi saat ia menyeka air mata yang keluar dari matanya.

‘Kau membuatku kesal saja, ja*ang!’

1
Mauraa Olshoop
marconya dari awal terlalu lengah sama benalu seperti ana,, jadi ya gini🙄 hancur berantakan
Sakura 💚🤍
pengen banget ini Anna si kasih pelajaran
Sakura 💚🤍
pasti si Anna si ular bulu
aq ngasih bunga mawar 🌹 lagi ya Thor
Yulia Wati
ceritanya bagus,dan menarik untuk dibaca. baru mampir thor
Empi Hungkul
/Good//Good//Good/
Empi Hungkul
pasti st anna nh
Empi Hungkul
nanggung banget cerita nya lgi seru" nya msa gk ada lanjutn nya thorrr..... lanjut dong
Sakura 💚🤍
lanjut ya thor ku sayang
Sakura 💚🤍
bagus banget ceritanya lanjut ya Thor aq penasaran
Sakura 💚🤍
lanjut ya thor
𝕙𝕚𝕜𝕞𝕒𝕙
lanjutkan thorrr💞💞
Benny Citra Lestari
😅😅😅😅😅😅
Sakura 💚🤍
Emillia pasti Aruna ya Thor
Sakura 💚🤍
sadis banget Thor, pantasan Marco benci banget SM Billi,
Yayat Hendra
seruuuuuu
Winter Zumi
Aku update setiap hari guysss.... jangan lupa dibaca yahh😊
Gohan
Aku rela begadang buat baca cerita ini, wajib banget dicoba!
Melanie
merasa terhubung dengan tokoh-tokoh dalam cerita.
Xavia
Kalo ada season 2 nya pasti langsung aku baca. Udah suka banget sama karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!