NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Poligami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KHAWATIRNYA SEORANG IBU

Dan Pak Faris pun menanyakan alasan apa sehingga Sam bersikeras ingin membawa kasus ini ke meja hijau.

"Saya tidak ingin pengorbanan Saya sia-sia, selama berbulan-bulan saya menderita Pak, Herman menjebak saya, merampok uang yang sudah Saya siapkan untuk ibu, hingga Herman memaksa saya untuk rujuk dengan Tini, meninggalkan kekasih hati Saya"

Sam terus menceritakan sedetail-detailnya apa yang Ia alami waktu itu, Pak Faris barulah mengerti mengapa Sam tidak bereaksi ketika tahu Tini dihamili laki-laki lain.

"Tapi Sam, jika kasus itu sampai ke meja hijau, berarti Fahmi juga akan di penjara karena telah memperkosa seseorang"

Fahmi yang dari tadi menyimak pembicaraan papahnya dengan Sam kini menyahuti.

"Aku siap di penjara Pah, Aku siap mempertanggungjawabkan perbuatan ku"

Sam dan pak Faris tercengang mendengar pernyataan Fahmi.

"Kamu serius Nak...?"

Tanya pak Faris sekali lagi pada Fahmi agar meyakinkan dirinya sendiri.

"Aku sungguh benar-benar Ingin bertanggung jawab atas semua perbuatan Aku, Aku yang membuat penderitaan di hidup Papah, papah bangkrut, papah sakit itu semua karena Aku"

Fahmi berbicara dengan suara yang sedih, kali ini Fahmi benar-benar sudah berubah, Pak Faris pun meneteskan air mata atas apa yang Ia saksikan saat ini

"Papah bangga dengan Kamu Nak, sekarang Kamu banyak berubah, papah rela hidup seperti ini, asal Kamu menyayangi papah setiap hari"

Kini suasana menjadi semakin haru, lalu Sam berkata,

"Aku bukan ingin memasukkan Kamu ke penjara Fahmi, Aku hanya ingin Pak Herman mempertanggungjawabkan perbuatan dan kejahatannya selama ini, dan Aku sudah muak dengan pernikahan ini, Aku sudah dari 3 tahun yang lalu mencoba menggugat Tini, tapi selalu gagal karena Herman selalu ikut campur"

Fahmi mengerti akan apa yang dikatakan Sam, dan Fahmi menegaskan lagi serta berjanji jika dirinya nanti di bawa-bawa dalam kasus kebakaran itu Ia akan siap menerima semuanya.

"Tolong Pah.. Fahmi juga capek hidup dalam kebohongan terus, Fahmi ingin jadi orang benar Pah"

Pak Faris langsung memeluk sang Anak dan mengatakan jika dirinya menyayangi putranya dengan segenap hati.

"Papah juga janji, Papah akan berusaha sekuat tenaga Papah untuk membantu Kamu jika kamu dalam kesulitan nanti"

Setelah banyak berbincang dan kesepakatan pun sudah di tentukan akhirnya Sam memberanikan diri, mengajukan kasus ini ke meja hijau, kemudian setelah selesai dari kepolisian Sam menuju pengadilan agama Cirebon.

Tini di rumah sendirian, Ia mengalami sakit pinggang yang amat luar biasa, Ia Berusaha menghubungi Sam, namun Sam tak kunjung mengangkat panggilannya, Tini pun marah, Ia melemparkan handphone nya diatas kasur.

"Sam keterlaluan Kamu... Kamu tega.. Aku sakit Sam"

Merasa tak ada yang memperhatikannya disini, Tini pun mencoba menghubungi sang Ibu dengan keadaan yang di rasakannya aat ini.

"Mah... Aku sakit pinggang"

"Ya ampun sayang, kamu udh berobat, suami Kamu mana Tin?"

Tanya Bu Heni dengan rasa khawatirnya, Tini masih bingung harus menjelaskan dari mana masalahnya ini pada kedua orangtuanya.

"Mah.. Sepertinya Sam akan menceraikan Aku"

Bu Heni kaget sejadi-jadinya, tak mengerti apa yang sedang di katakan oleh Putrinya itu.

"Tini kamu bicara apa, Tini tolong jangan buat mamah semakin khawatir dengan Kamu"

Setelah memiliki keberanian akhirnya Tini menceritakan tentang dirinya dan siapa ayah yang ada di kandungannya ini.

"Apa Tini, jadi sebenarnya itu bukan anak Sam, tapi anak hasil dari pemerkosaan begitu Tini"

Tini pun menangis mengadu bahwa Sam sangat tidak adil sikapnya, seharusnya Sam membela kehormatan Istrinya kini malah ia berusaha ingin menceraikannya.

"Tini mamah tidak mengerti lagi dengan semua masalah Kamu ini, dari dulu Kamu selalu buat mamah pusing dengan sikap Kamu, mamah ga habis pikir jadi ternyata papah Kamu juga tahu soal ini, tapi kalian menyembunyikan dari mamah"

Bu Heni marah, karena masalah sebesar ini Herman suaminya dan juga putrinya tak ada yang memberitahunya.

"Mamah harus bagaimana sekarang, mamah juga tidak bisa salahkan Sam, walaupun memang sikap Sam selama ini tidak bisa dibenarkan"

Bu Heni sedih, marah kecewa dan tak tahu harus berbuat apa untuk Putrinya saat ini.

"Tini.. Kalau memang Sam ingin menceraikan Kamu, sudah lah Nak.. Biarkan... mungkin Sam bukan jodoh Mu Nak"

Bu Heni dari dulu sudah menasihati putrinya agar menerima takdirnya jika Sam memang sudah tak mencintainya lagi, tapi Tini dari dulu hingga sekarang pun masih tetap keras kepala.

"Gak Mah.. Aku gak mungkin bisa mah melepaskan Sam, apalagi dia nanti akan bahagia dengan orang lain, Aku tidak bisa biarkan ini semua"

"Cukup Tini cukup.. sudah lah Nak.. mamah capek mendengar semua ini"

Tak terasa Bu Heni berbicara sambil menangis kecil, tiba-tiba Tini mengeluh lagi dengan kondisinya.

"Aduh.. Sakit Mah.. pinggang Aku sakit sekali, Aku susah tidur setiap hari, padahal usia kandungan Aku baru 5 bulan, Tapi kenapa seperti hamil 8 bulan"

Ucap Tini yang terus mengeluh akan kondisinya, Bu Heni sungguh tak tega Putrinya disana tak ada yang memperhatikannya, lalu Bu Heni bertanya kemana Bu Fatma berada.

"Bu Fatma mana, apa dia juga tidak memperhatikan Kamu Tin?"

Tini pun harus mengatakan kejadian barusan yang terjadi kepada Ibunya.

"Ibu Sam sudah meninggal dunia"

Bu Heni syok mendengar kabar duka ini.

"Apa.. Meninggal, kapan dan mengapa bisa?"

Kali ini Tini berbohong tentang penyebab kematian Bu Fatma, Ia mengatakan jika sakit jantung Bu Fatma kambuh lagi, hingga Bu Fatma Anfal dan tak lama meninggal.

"Innalilahi.. Ya ampun.. masalah sebesar ini kenapa Kamu tidak menceritakannya sama mamah Nak, harusnya kamu beritahu mamah soal ini, Mamah jadi gak enak, mamah gak datang di pemakaman Bu Fatma, menjenguknya apalagi"

Obrolan pun di akhiri Bu Heni mengatakan akan ke Cirebon bersama suaminya, untuk menengok keadaan Putrinya.

"Aku tunggu ya Mah.. Nanti bawa Aku ke dokter"

Setelah selesai menelpon ibunya Tini kembali ke kamarnya ingin beristirahat, sambil menunggu kedatangan kedua orangtuanya.

Bu Heni langsung menuju Retro ingin menemui pak Herman dan mengatakan apa yang sudah terjadi dengan Putrinya. Sesampainya di Retro Bu Heni berjalan dengan cepat.

"Papah.. Sedang sibuk?"

Pak Herman kaget melihat kedatangan istrinya dengan tiba-tiba.

"Ada apa Mah, kok sepertinya serius sekali"

Bu Heni langsung menceritakan keadaan Putrinya dan soal perceraian Putrinya.

"Apa Mah.. Mamah mau membiarkan Sam menggugat cerai Tini"

"Apa yang bisa kita harapkan dari Sam, Dia sudah tidak perduli dengan Anak kita Pah, mamah ingin Tini pulang ke rumah dan cerai dengan Sam"

Namun Pak Herman menyanggah jika Sam tidak akan berani macam-macam atau sampai menyakiti Tini.

"Tapi ini semua juga salah Papah dari awal, Tini sudah menceritakan semuanya Pah, rencana jahat Papah waktu ingin membebaskan Tini dari penjara, lalu kebohongan soal kehamilan Tini hingga menyembunyikan kebenaran bahwa Tini pernah di perkosa"

Bu Heni kini menangis Ia merasa tak tega dengan keadaan Tini sekarang.

"Pah.. Tini menderita Pah, tidak ada yang memperhatikan Tini disana, apalagi Bu Fatma sekarang sudah meninggal"

Pak Herman terkejut mendengar berita duka ini.

"Apa.. Bu Fatma meninggal?"

"Iya.. dan apa yang sedang Sam perjuangkan saat ini gak ada Pah, Dia sudah tidak punya alasan untuk tetap dengan Tini Pah.. Papah mengerti gak sih maksud Mamah"

Bu Heni berbicara dengan nada menekan supaya suaminya itu lebih memikirkan nasib Putrinya dari pada egonya.

Lalu Pak Herman meminta istrinya untuk pulang dahulu dan menenangkan dirinya, Bu Heni pun mengikuti perintah suaminya itu, namun Heni meminta dengan sangat kepada Herman untuk memikirkan nasib Putrinya.

Tak disengaja Chandra mendengarkan percakapan antara Bu Heni dan Pak Herman, Chandra pun terkejut mendengar semua ucapan Bu Heni

"Jadi selama ini Sam terpaksa meninggalkan Asri bukan karena Ia sudah tak mencintainya, tapi karena nyawa seorang ibu"

Ucap Chandra dengan suara yang kecil berkata pada dirinya sendiri.

Kini Chandra semakin yakin bahwa Sam layak untuk Asri, tapi Chandra tak pernah tahu dimana Asri berada saat ini, Dia hanya berharap bisa bertemu Asri dan mengatakan hal ini padanya.

Saat Bu Heni ingin membuka pintu Sam berjalan menjauh dengan cepat, Ia bersembunyi di balik pintu ruangan lainya, setelah Bu Heni melewatinya barulah Ia keluar dan kemudian, Chandra memasuki ruangan Pak Herman untuk meminta tanda tangan.

1
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!