NovelToon NovelToon
Benalu Dalam Rumah Tanggaku

Benalu Dalam Rumah Tanggaku

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / istri ideal
Popularitas:6.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Mentari merupakan seorang perempuan yang baik hati, lembut, dan penuh perhatian. Ia juga begitu mencintai sang suami yang telah mendampinginya selama 5 tahun ini. Biarpun kerap mendapatkan perlakuan kasar dan semena-mena dari mertua maupun iparnya , Mentari tetap bersikap baik dan tak pernah membalas setiap perlakuan buruk mereka.

Mertuanya juga menganggap dirinya tak lebih dari benalu yang hanya bisa menempel dan mengambil keuntungan dari anak lelakinya. Tapi Mentari tetap bersabar. Berharap kesabarannya berbuah manis dan keluarga sang suami perlahan menerimanya dengan tangan terbuka.

Hingga satu kejadian membuka matanya bahwa baik suami maupun mertuanya dan iparnya sama saja. Sang suami kedapatan selingkuh di belakangnya. Hanya karena pendidikannya tak tinggi dan belum juga dikaruniai seorang anak, mereka pun menusuknya dari belakang.

Tak terima perlakuan mereka, Mentari pun bertindak. Ia pun membungkam mulut mereka semua dan menunjukkan siapakah benalu sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LIMA BELAS

"Ri, katanya loe mau beli mobil baru kan! Showroom Jerva ngadain pameran mobil tuh. Mayan, ada diskon gede-gedean juga, mau kesana? Kalau iya, entar gue temenin deh! Siapa tau loe bisa dapat diskon spesial," tukas Jeanara dari sambungan telepon.

"Dimana?" tanya Mentari sambil mengulas lipstik warna nude pada bibir indahnya.

"Angkasa Mall, gimana? Kan lokasinya nggak jauh dari Royal Hotel jadi kita bisa janjian langsung di sana, gimana? Loe mau?"

"Hmmm ... boleh juga. Gue juga nggak enak pinjam mobil kak Galih mulu. Kayaknya emang gue harus punya mobil sendiri. Sehabis itu, loe mau temenin gue ketemuan sama agen properti ya? Gue mau beli apartemen."

"Apartemen? Nggak langsung rumah aja?"

"Nggak. Apartemen aja. Langsung ada sistem keamanannya. Nggak pake ribet sama kejulidan para tetangga juga. Maklumlah, aku kan calon janda, kalau banyak tetangga, males kalau ada yang tiba-tiba julid. Kan tinggal sendiri juga, gimana? Bisa?"

"Oke deh, eh tapi loe udah yakin mau gugat cerai laki loe?" tanya Jeanara memastikan.

"Bukan hanya yakin, tapi amat sangat yakin. Ogah deh gue dimadu, apalagi dengan cara busuk seperti ini, najis," pungkas Mentari penuh keyakinan.

...***...

Kini Mentari telah tiba di Angkasa Mall. Pak Rudi masih setia mengantar jemput Mentari sesuai titah majikannya. Padahal Mentari telah menolak, tapi kakaknya tetap memaksa. Akhirnya ia hanya bisa menerima. Untuk sementara waktu ini memang ia membutuhkannya.

"Terima kasih ya, pak. Bapak pulang aja, entar Tari pulang diantar Jea," tukas Mentari setibanya di Angkasa Mall.

"Oh, baiklah, non. Kalau begitu, saya pulang dulu, non. Permisi."

"Hati-hati, pak," ucap Mentari sambil tersenyum membuat pak Rudi ikut tersenyum. Adik majikannya ini bukan hanya cantik, tapi sangat baik dan ramah. Bodoh sekali suaminya menduakan Mentari, pikirnya. Entah dapat keyakinan dari mana Pak Rudi yakin kalau suami Mentari pasti akan menyesal di kemudian hari.

"Riri," pekik Jeanara sembari turun dari mobil saat ia melihat Mentari baru saja hendak masuk ke dalam Angkasa Mall.

Mentari pun segera membalikkan tubuhnya kemudian melebarkan senyum saat melihat keberadaan sang sahabat.

"Bumil bisa pelan dikit nggak sih? Bisa-bisa aku dijewer mas Abdi nggak bisa jagain istrinya padahal istrinya aja kalau apa-apa suka nggak sabaran," ketus Mentari karena melihat Jeanara turun dari mobil dengan gerakan begitu cepat. Mentari yang melihatnya saja meringis, takut tiba-tiba Jeanara jatuh terjerembab karena kurang hati-hati.

"Hehehe ... sorry. Tau sendiri lah, aku sukanya sat set sat set," kekeh Jeanara membuat Mentari berdecak karena ia tahu begitu lah sifat Jeanara yang suka tidak sabaran.

"Yayaya, eh ngomong-ngomong udah makan belum?"

"Udah sih, tapi ... kayaknya gue lapar lagi deh. Makan dulu boleh?"

"Makan apa?"

"Apa ya kira-kira?" Jeanara nampak berpikir sambil menoleh ke kanan dan kiri. "Tomyam aja gimana?"

"Tomyam? Boleh juga deh!" sambut Mentari yang langsung mengikuti langkah Jeanara ke salah satu kedai yang menjual tomyam.

"Ri, loe butuh kuasa hukum nggak?"

"Kuasa hukum?"

"Ya, buat mempermudah proses gugatan cerai loe, Ri. Siapa tau butuh. Kalau iya, papa gue punya kenalan firma hukum ternama kalau loe mau."

"Nggak deh kayaknya. Gue yakin, semua bakal lancar jaya aja. Kecuali mereka tahu siapa gue, mungkin baru gue butuh. Sementara, biarkan mereka di atas angin dulu deh, Je. Kalau gue udah resmi bercerai, baru deh, gue benar-benar bertindak. Gue bakal buat mereka menyesal sekaligus tercengang karena udah ngehina gue selama bertahun-tahun. Mereka nggak mikir, emangnya gaji mas Shandi itu berapa sih sampai bisa beli ini itu belum lagi memenuhi semua kebutuhan dan keinginan mereka. Ah, beruntung mobil Septi gue beli kredit. Rumah mama mertua juga ambil KPR. Biarin aja nggak usah bayar, biar pas ditagih, pada mumet mereka. Belum lagi tagihan ini itu keluarga mereka. Jabatan mas Shandi juga udah diturunin lagi, gajinya berarti UMR dong. Hahahaha ... Sekali-kali gue jahat boleh nggak sih?"

"Itu namanya bukan jahat, Ri, hanya menegakkan keadilan. Hahaha ... "

...***...

Selepas makan, Jeanara pun mengajak Mentari ke pameran mobil yang diselenggarakan J'Showroom. Mobil yang dipamerkan di pameran ini merupakan mobil mewah dunia mulai dari Bugatti, Koenigsegg, Rolls-Royce, hingga Pagani huayra. Kecintaannya pada dunia otomotif khususnya roda empat lah yang membuat saudara kembar Jeanara itu membuat Showroom yang khusus menjual mobil-mobil mewah kelas dunia.

"Mobilnya keren-keren semua ya! Berlebihan nggak ya kalo gue beli satu dari mobil-mobil ini?" gumam Mentari sambil mengamati satu persatu spesifikasi mobil-mobil yang dijual di showroom milik Jervario itu.

"Ya nggak lah, Ri. Kapan lagi loe bersenang-senang dan menikmati jerih payah loe selama ini, Ri kalau nggak sekarang. Sudah cukup loe hidup sederhana dan dicemooh. Sekarang saatnya loe bangkit. Sejujurnya gue salut sama loe bisa bangun perusahaan dari 0. Gue jadi ingat gimana perjuangan loe jadi TKW saat di Malaysia buat ngumpulin modal buat bangun usaha di sini, sambil kuliah juga sampai kurang tidur, kurang istirahat. Tapi loe pantang nyerah. Belum lagi loe masih mesti kirimin duit buat si sontoloyo kuliah. Eh, giliran udah bertitle, keluarganya mencemooh loe mentang loe udah nggak kerja lagi. Dasar, nggak tahu diri dan nggak tahu makasih. Benalu. Gedek banget gue setiap ingat mereka," omel Jeanara.

Mentari tersenyum. Ia mengingat perjuangannya untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah di negeri Jiran sana. Setamat SMA, ia merantau menjadi TKW di sebuah pabrik furniture. Di pabrik itu juga ia berkenalan dengan seorang pria yang kini ia anggap sebagai kakak angkat. Beberapa tahun kemudian, saat ia rasa uangnya cukup, ia mulai mendirikan usahanya sendiri dibantu sang kakak angkat sebab ia masih menempuh pendidikan di bangku kuliah di negeri Jiran tersebut. Pengetahuan dirinya dan sang kakak angkat membuatnya memberanikan diri merintis usaha furniture. Apalagi kakak angkatnya merupakan putra daerah. Ia mengenal banyak pengrajin kayu dan pemasok kayu yang legal.

Dengan usaha dan kerja keras, usaha rintisannya perlahan makin maju. Saat ia pulang untuk berlibur ke tanah air sekaligus mengecek usaha rintisannya lah, Mentari bertemu dengan Shandi yang masih berstatus mahasiswa. Sedangkan Mentari mengaku bekerja sebagai TKW di negeri Jiran. Karena sifat lembut dan mengayomi Shandi membuatnya jatuh hati kemudian menjalin hubungan. Selama menjalin hubungan itulah Mentari kerap mengirimi Shandi uang untuk biaya kuliah.

Saat Shandi lulus kuliah bertepatan dengan masa kontrak kerja sama Mentari berakhir. Karena Shandi belum memiliki pekerjaan, Mentari pura-pura menemukan lowongan pekerjaan di koran. Shandi pun mencoba melamar dan diterima. Karena merasa bahagia, Shandi pun melamar Mentari kemudian mereka menikah.

Tahun berganti, usaha Mentari pun makin maju. Kini produk yang dihasilkan perusahaannya bukan hanya berbahan dasar kayu saja, tapi dari plastik dan olahan kayu juga yang dipress dengan mesin khusus. Penjualan produknya pun kian meluas hingga ke berbagai kota bahkan terkadang ada pesanan dari mancanegara. Tentu saja Mentari bahagia. Meskipun ia hanya bekerja dari balik layar, tapi semua keputusan tetap berada di tangannya. Dan tak ada yang tahu itu kecuali beberapa orang kepercayaannya.

"Je, ingat, loe lagi hamil! Jangan terlalu benci sama seseorang! Loe mau anak loe ... "

"Ih, loe Ri, no, no, no. Amit-amit deh, jangan sampai. Udah ah, gue nggak mau bahas dia lagi. Jadi ngeri gue," potong Jeanara sambil bergidik ngeri. Tentu ia paham kemana arah pembicaraan Mentari.

Mentari terkekeh mendengar omelan Jeanara tersebut. Namun, kekehan itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah seringaian saat ia menangkap siluet seseorang yang sedang memegang satu bundel kertas dan menawarkannya satu persatu kepada para calon konsumen sambil menjelaskan spesifikasi mobil yang di pamerkan hari ini.

"Ternyata kamu tak lebih dari sekedar big lier!" desis Mentari sambil geleng-geleng kepala. Tak lupa ia mengambil beberapa foto dari seseorang tersebut. Entah apa alasannya, mungkin suatu saat foto ini akan berguna, itu pikirnya.

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Kartini Kartini
idih dasar gak ada malu
Kartini Kartini
bener kan kata aku ge gak ada orang yang bener " tulus apalagi sampai memberikan apa aja kaya gitu secara cuma"pasti ada udang dibalik batu
Kartini Kartini
Hahaha 😂 😂 lucu dari makin gencar deketin belinda tapi kenapa aku yang dek jantung aku sakitt banget seolah gak mudah percaya apa utu cinta apa itu lelaki bagi ku sama aja bulsit
Lusi Seksi
Luar biasa
Kartini Kartini
jujur thoor aku aja susah banget buat lupain yang namanya sakit hati karena seorang yang kita sayangi kita kasihi tapi malah di hancurkan dipatahkan ,jujur susah buat menerima membuka hati lagi itu masih begitu terasa sakit
Kartini Kartini
jangan "si edward hanya mau anaknya saja istilanya membeli rahim buat naruh bibit doang
Dyan Eka
Luar biasa
Muzayanah Chanafi
Luar biasa
Kartini Kartini
waw keluarga penuh drama
Kartini Kartini
moga aja bisa membungkam mulut durjana yang sering menghina tari
Kartini Kartini
dasar maniak bukan nya sadar eh malah di pupuk terus rasa benci dan iri terus menerus emang kalau penyakit hati udah mendarah daging susah di ilangin
Kartini Kartini
mending mentari bisa buka hati dan mau menerima orang baru lah aku apalah daya sakit banget coo perih banget
Kartini Kartini
egois
Kartini Kartini
percaya diri xx mantan marmer udah sombong pongah lagi,terima aja lamaran jevra tari
Kartini Kartini
ngomong mentari jalang eeeh tau nya jamu sendiri septi malah jual diri cuiiih najis....
Dwi Setyaningrum
knp ga di namakan Fortune d Pajero aja Thor hrg mobilnya juga mahal tuh drpd Agya d Ayla hehehehe becanda thor
Dwi Setyaningrum
kirain mentari hamil tripel ternyata twins😁
Dwi Setyaningrum
ternyata Tuhan msh kasi kesempatan utk Bu rohani utk meminta maaf pd mentari..good..
Dwi Setyaningrum
wah rejeki nomplok dong utk dario ga usah lama2 ngejar Belinda utk jd pasangannya hehehe
Sri Mulyaningsih
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!