Sweet Revenge

(Flashback)

Vivian dan Chartiana keduanya merupakan putri dari keluarga Ganendra yang tersohor, perbedaan usai mereka hanya satu tahun, namun kedua ayah mereka sering mempertemukan mereka sejak dari bayi hingga dewasa, Chartiana yang merupakan anak perempuan satu-satunya selalu menganggap Vivian sebagai saudari kandungnya, begitu juga dengan Vivian, makanya sedari kecil ia lebih suka bermain di rumah Chartiana yang selalu ramai dan tidak banyak peraturan.

"Uugghh...., aku bosan setiap kamu main ke rumahku kita cuma main Barbie berdua saja..., kamu tahu gak ada permainan yang lebih menarik loh...." seru Chartiana yang kala itu berusia 7 tahun

"Oo ya...apa tuh...??" tanya Vivian dengan senyuman berseri-seri yang kala itu berusia 8 tahun

"Ayo kita main rumah-rumahan..."

Wajah Vivian langsung berubah jadi datar...,"Apa bedanya dengan main boneka Barbie..., ini juga rumah-rumahan" protes Vivian sambil menunjukan Barbie laki-laki dan perempuan

"Beda Vivi..., kok kamu gak dewasa sekali..." cemooh Charty dengan wajah meledek

"Memang kita belum dewasa kan..." ujar Vivian mengerucutkan bibir

"Kita main rumah-rumahan beneran, kamu tinggal bersama suamimu lalu aku dengan suamiku kita berdua jadi tetangga, begitu..." seru Charty sambil tersenyum bangga

"Oke kelihatannya seru juga..., lalu siapa yang akan jadi suami aku dan suami kamu...?? jangan bilang kamu mau ajak kedua adik kembarmu itu Javier dan Jarvis, buat main rumah-rumahan sama kita...??" ujar Vivian, matanya sembari memperhatikan kedua adik kembar Charty yang sedang main lego dalam satu ruangan yang sama

"Iihh tidak-tidak, mereka berdua lebih cocok jadi anak kita..., lihat saja bokong mereka masih pakai popok..." tolak Chartiana, lalu ia berpikir sejenak lalu mendapatkan sebuah ide

"Ayo ikut aku Vivian..." Charty langsung menarik tangan Vivian

"Eehh kita mau kemana...??" tanya Vivian, menahan tubuhnya yang ditarik tiba-tiba

"Ayo kita ajak kak Jimmy dan kak Epan main rumah-rumahan sama kita..." ujarnya dengan penuh semangat

"Memangnya mereka mau...?? lagian buat apa sih mereka kita ajak main..??" seru Vivian yang nampak masih bingung

"Mereka akan jadi suami kita..., aku akan menikah sama kak Jimmy dan kamu akan menikah dengan kak Epan..." serunya sambil tersenyum lebar

"Hmm....aku menikah kak Epan" ujar Vivian wajahnya langsung tersipu malu

.....

.....

Tidak di sangka permainan rumah-rumahan saat mereka kecil dulu, mungkin saja akan jadi kenyataan di masa sekarang, Vivian benar-benar tidak menyangka sang ibu tiba-tiba mau menjodohkannya dengan Stefanus Karim, pria yang sudah lama ia kenal walaupun tidak pernah mengenalnya lebih dekat.

"Nyonya Karim, aku sangat senang bisa ngobrol lama seperti ini dengan anda ternyata kita sama-sama suka sekali mengoleksi perhiasan, oo ya... kudengar juga putra anda masih melajang karena terlalu sibuk mengembangkan bisnis perusahaan"

"Iya begitulah..., putra saya memang sangat handal dalam menangani berbagai bidang perusahaan keluarga kami, sampai-sampai dia tidak punya waktu mencari calon istri" keluh Stella, dengan memutar malas kedua bola matanya, Stefan memang selalu tertutup kalau sudah membicarakan soal asmara

"Sama dong seperti putri saya Vivian, dia ini terlalu workaholic, makanya masih jomblo sampai sekarang hahahaha..." seru Veronica sedang berusaha mengambil hati Stella ibu dari Stefanus Karim

"Sama putra saya juga begitu...., sangat senang bekerja di kantor sampai-sampai tidak memikirkan masa depannya sendiri, sampai saat ini belum pernah ada wanita yang ia perkenalkan sebagai pacarnya..." keluh Stella, matanya melirik ke samping, memperhatikan Vivian yang sedang berdiri di samping ibunya

Entah kenapa Vivian jadi merasa grogi saat diperhatikan Stella, dirinya yang selalu percaya diri kalau ketemu klien atau teman-teman arisan ibunya, bisa merasa sangat gugup saat berjumpa langsung dengan ibunya kak Stefan.

"Bukannya kemarin kak Epan pergi berduaan kepuncak sama kak Charty..." bisik Stevie ke Stefanie

"Ssstt..., jujur aku pun gak setuju kalau kita punya kakak ipar seperti kak Charty" bisik Stefanie

Walaupun kemarin Stella melihat kedatangan Chartiana yang tiba-tiba, namun tidak menaruh curiga sama sekali pada mereka berdua, karena Stefan beralasan hanya ingin mengantarkan Charty pada Jeremy kakaknya yang kebetulan sedang berada di puncak.

"Kalau nyonya Karim tidak keberatan saya mau sekali mengundang anda dan putra anda, ke acara Equestrian (perlombaan berkuda) disana putriku Vivian akan menjadi salah satu peserta lomba" ajak Veronica, sembari menyikut lengan Vivian

"Hmmp...!! I....iya.. saya akan senang sekali kalau Tante dan kak Stefan mau datang melihat saya berlomba..." ujar Vivian gelagapan karena gugup, namun tetap memperlihatkan senyum yang ramah

"Wah tidak disangka kamu punya hobi yang hebat, pasti kami akan hadir disana, kebetulan juga putri saya Stevie suka kurus berkuda tapi tidak mau tampil untuk lomba, mungkin ada baiknya juga kalau kamu ajak Stevie untuk ikut lomba...." ujar Stella amat terpukau dengan keahlian Vivian

"Iihh mama..., aku kan..." Stevie mau protes

"Ssstt...., kapan lagi kamu bisa belajar untuk lebih percaya diri nak..., bagus kan kalau kamu punya teman dengan hobi yang sama" tegas Stella pada putrinya

Stevie pun langsung terdiam, sifatnya yang pemalu selalu menghalangi dirinya untuk berkembang.

"Kamu tenang saja, ikut perlombaan tidak begitu menakutkan kok..., waktu pertama kali aku ikut, aku juga tidak percaya diri..." celetuk Vivian berbicara dengan Stevie

Stevie pun tersenyum padanya, lama kelamaan mereka jadi asik meng-ngobrol bedua soal hobi berkuda, Veronica dan Stella pun memperhatikan mereka berdua, "Aku harap putra anda juga bisa akrab dengan putri saya seperti mereka..." celetuk Veronica, tersenyum penuh arti pada Stella

"Ya...aku juga berharap begitu...." seru Stella sembari menyesap teh lemon herbal, dan tersenyum ramah pada nyonya Veronica Ganendra, mungkin memang sudah saatnya ia memikirkan calon istri untuk putranya Stefan

"Semoga saja kak Epan dan kak Charty memang tidak ada hubungan spesial..." batin Stefanie, diam-diam masih menyimpan rahasia dari sang ibu

________

Di Cafe daerah puncak,

"Iihhss...kak Stefan bisa tidak tangannya gak iseng...!!" pekik Chartiana menepis tangan nakal yang baru saja menggelitik pundaknya

"Pelit banget, ingat aku ini pacarmu, masa mau rangkul saja gak boleh...~" kekeh Stefan, terus saja ia menggoda Chartiana yang sedang badmood, sejak pagi Charty terus menjaga jarak dengannya, entah karena Jeremy atau ada sesuatu yang lain, membuat Stefan semakin gemas pada Chartiana

"Aku gak mau dilihat kak Jeremy...!!" umpatnya sambil manyun

"Jeremy ada dimana ya...?? tidak kelihatan batang hidungnya dari tadi, ah iya... sudah pasti dia lagi sibuk sama Luna wanita barunya itu" Sejak masuk ke cafe mereka berempat berpencar, Luna terus mengikuti Jeremy, sedangkan Stefan terus mengikuti Charty

"Sudah kubilang dia itu bukan wanitanya kak Jimmy..., mereka cuma teman kerja di kantor, mana suka sih kak Jimmy main-main dengan gadis kampungan kayak gitu" dengus Charty masih tidak terima Luna akrab dengan kakak tirinya

"Tapi aku lihat sikap Jeremy sangat baik padanya, sama seperti kebanyakan wanita yang suka ia ajak bersenang-senang juga..." ujar Stefan yang tidak peka

Mendengar hal itu Chartiana jadi makin merasa sedih, sudah semalam ia bermimpi buruk melakukan ini itu dengan kak Stefan, paginya melihat Luna yang semakin menempel pada kakak tirinya, membuat Charty semakin merasa terpuruk.

"Mau sampai kapan kamu merasa badmood terus sih..., nanti cepat tua loh kalau marah-marah terus" ledek Stefan

"Hah..." Charty menghela nafas panjang, mulut kak Stefan memang jagonya membuat suasana hatinya semakin buruk, pria yang dari dulu sangat menyebalkan dimatanya, bahkan sampai sekarang, tapi...

"Kenapa aku harus bermimpi melakukan itu sama dia...!!" monolog Charty, menepisnya soal kedekatan kak Jimmy dengan Luna saat ini, ia sendiri masih tidak habis pikir kenapa semalam dirinya bisa bermimpi berbuat mesum dengan kak Stefan, padahal selama ini ia selalu mendambakan kak Jeremy yang hadir dalam mimpinya

Sembari memakan camilan, mata Stefan melirik pada Charty yang terus larut dalam pikirannya sendiri sejak tadi pagi, "Kamu lagi kenapa sih...?? Apa ada rahasia yang kamu sembunyikan dari aku...??" ujarnya sambil menatap curiga pada Chartiana

"Iyah...dan rahasia ini sangat menyebalkan" ujarnya ketus sambil melipat tangan dan menatap kesal pada Stefan

Mendengar itu Stefan terdiam sejenak...,"Rahasia yang berhubungan sama aku..??" tanyanya jadi makin penasaran

"Sampai kapanpun gak akan ku kasih tahu soal rahasia yang satu ini" tegas Chartiana

"Hmm...." Stefan memicingkan mata ke arah Charty, ia mulai menelaah, menebak-nebak isi pikiran pacarnya ini

"Coba saja...., tidak akan kukatakan sampai kapan pun, biar kamu mati penasaran..." batin Charty terkekeh, ingin membalas Stefan yang selalu membuatnya kesal

"Ah...aku tahu, rahasia apa yang kamu sembunyikan" Stefan tersenyum smirk

"Coba saja..., kurasa kakak gak akan bisa menebaknya" ledek Chartiana

Stefan pun mencontohkan tubuhnya mendekat pada Chartiana, ia lalu berbisik di telinga beranting berlian warna pink itu, "Kamu bermimpi melakukan hal mesum sama aku kan" bisiknya

"EEEHHGG....!!!" batin Charty pun terkejut, ternyata tebakannya benar

"Gak...!! itu gak benar...!!" pekiknya, sambil menatap kesal pada Stefan, wajahnya kini semerah buah tomat

Mata Stefan membulat melihat wajah merona itu, padahal sebenarnya ia cuma asal tebak saja untuk menggodanya, namun ekspresi Chartiana menunjukan jawabannya yang benar, "Seriuusss...!!" celetuknya yang ikut terkejut

"Sssttt....!!!" Charty segera menutup mulut Stefan dengan satu jarinya

Sesaat dalam posisi wajah mereka menjadi sangat dekat, kedua netra pun terus saling memandang tanpa berkedip, degup jantung keduanya terdengar jelas di telinga mereka masing-masing, ditemani suara kicauan burung-burung dalam kandang kaca.

....

"Hei... kalian berdua sedang ngapain...??" tiba-tiba muncul suara bariton, langsung menyadarkan kembali kedua pikiran yang sedari tadi sedang dihanyutkan oleh suasana syahdu

Bersambung~

...****************...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘