NovelToon NovelToon
MAFIA VS PETARUNG JALANAN

MAFIA VS PETARUNG JALANAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Persaingan Mafia / Gangster
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: SAKSI PENA

Reksa pemuda yatim piatu harus terjun ke dunia gelap dunia pertarungan jalanan demi bisa menjaga adik perempuannya yang masih sekolah di bangku SMP, namun siapa sangka harus terlibat dengan komplotan mafia yang hendak membunuh istri muda Boss mafia, atas suruhan istri tua yang merasa tidak terima atas ke hadiran istri muda dalam keluarganya, apa lagi jika harta kekayaannya harus sampai di bagi dua.

Boss mafia yang bernama Aron Jhonson begitu kaget setelah mengetahui kalau istri tuanya yang bernama Raisa Lena, akan membunuh istri mudanya yang bernama Gendis Raura, Aron Jhonson sangat menentangnya namun Raisa Lena mengancam akan membongkar semua bisnis haramnya Aron Jhonson, jika tidak mau menyetujui untuk membunuh Gendis Raura.

Aron pun akhirnya ikut terlibat untuk membunuh istrinya sendiri demi tidak terbongkar bisnis haramnya, namun Aron Jhonson ternyata harus berhadapan dengan Reksa petarung jalanan yang berusaha menyelamatkan Gendis Raura dari dengan menaruhkan nyawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SAKSI PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Gua antarkan pulang sekarang!" ajak Reksa setelah menghampiri sambil naik ke motor.

Gendis diam berdiri tidak naik ke motor membuat Reksa menoleh.

"Ayo cepat!" ajak kembali Reksa.

Gendis tetap berdiri menggelengkan kepalanya enggan pulang kerumahnya.

"Lu mau di sini tidak mau gua antar pulang?" tanya Reksa kali ini mencoba bersabar.

"Aku tidak mau pulang, aku tidak mau di jodohkan," jawab Gendis berbohong.

Reksa merasa kaget mendengar Gendis tidak mau pulang kerumahnya, perasaan Reksa kini campur aduk antara kesal dan kasihan.

"Terus lu mau kemana jika tidak pulang kerumah? lu lama lama bikin gua kesal," tegur Reksa.

"Ya sudah sana, lagian aku tidak maksa kalau kamu tidak mau nolongin," Gendis membuka jaket Reksa di tubuhnya setengah melempar ke stang motor.

"Dasar keras kepala!" tegur Reksa memakai jaketnya lalu menghidupkan motornya melaju meninggalkan Gendis.

Setelah Reksa pergi Gendis langsung menangis duduk di sisi trotoar sambil melihat laju motor Reksa, Gendis menangis sampai terisak isak merasa tidak ada yang mengerti ke adaan dirinya, Reksa yang sudah cukup jauh melajukan motornya langsung memutar arah merasa tidak tega jika sampai benar benar meninggalkan Gendis di sisi jalan.

Gendis langsung berdiri buru buru mengusap air matanya melihat Reksa kembali tidak jadi meninggalkan dirinya, setelah sampai Reksa langsung membuka jaket levisnya setengah melempar ke tangan Gendis.

"Cepat pakai!" titah Reksa.

Gendis pun langsung memakainya dan langsung mendekat naik ke motor Reksa.

"Merepotkan saja!" tegur Reksa langsung melajukan motornya.

Gendis duduk terdiam di belakang jok motor Reksa entah kenapa tiba tiba Gendis merasakan ke tenangan dalam hatinya, hingga tanpa sadar bibir Gendis bergerak senyum kecil terdorong dari lubuk hati paling dalam.

Reksa mau tidak mau meluncur membawa Gendis menuju ke tempatnya karena tidak ada pilihan lain, selain itu Reksa sudah terlanjur menolong Gendis karena tidak merasa tega, jika sampai Gendis harus kembali mendapat perlakuan yang biadab dari orang yang berniat jahat terhadapnya.

Daerah tempat tinggal Reksa sebuah daerah kumuh yang cukup luas dan panjang, di mana daerah itu hanya di bangun bedeng dari bahan bambu kayu dan triplek, karena tanah yang di tinggali bukan tanah hak milik warga setempat melainkan tanah milik pemerintah, yang belum ada wacana untuk pembangunan apapun hingga masih bebas untuk di tinggali.

"Ini tempat tinggal gua, dan lu jangan kaget jika tiap malam di sini berisik," terang Reksa sesampai depan rumah bedengnya.

"Iya gak apa apa," jawab Gendis sambil melihat sekitaran bedeng yang berjejer rapat saling berhadapan.

Tetangga Reksa dan beberapa orang yang berada di depan bedengnya masing masing, hampir semuanya melihat ke arah Gendis yang memakai jaket Reksa celana tidur dan sandal jepit, Gendis pun melihat satu persatu ke arah orang orang yang sedang melihat ke arah dirinya.

"Cepat masuk," titah Reksa setelah membuka pintu.

Gendis pun langsung masuk melihat isi rumah bedeng Reksa yang hanya ada tv tabung dan kipas angin saja, lantai plesteran dari semen dan tiga kuris satu meja terbuat dari bahan kayu dua kamar di tutup dengan kain.

"Sana cuci muka di belakang, gua mau beli sayur dulu!" titah Reksa melangkah keluar, Gendis langsung melangkah kebelakang.

Bedeng penjual sayur mayur dan lauk pauk hanya jarak sekitar dua puluh meter dari rumah bedeng Reksa, warung itu sekaligus jadikan warung tempat nongkrong bagi yang suka main catur karambol ataupun yang nongkrong bermain gitar sambil ngopi bagi kebanyakan warga di daerah itu.

"Bu, beli sayur di bungkus dua, goreng tempenya tiga sama telor dadar tiga," pesan Reksa sesampai di warung.

"Bang Reksa, tadi yang di bawa calon istrinya ya? cantik banget calon istrinya?" tanya Ibu warung.

"Bukan Bu, hanya teman," jawab Reksa sambil duduk.

"Pantesan Bang Reksa tidak mau sama gadis di daerah sini, calon istrinya ternyata cantik begitu," puji Ibu warung sambil menuangkan sayur ke wadah plastik.

"Tumben sepi Bu?" tanya Reksa mengalihkan pembicaraan Ibu warung.

"Lagi pada di timbangan, katanya sih mobilnya datang sekarang," jawab Ibu warung.

"Syukurlah biar pada cair jadi uang, jadi berapa Bu?" tanya Reksa sambil mengeluarkan uang.

"Sayur sepuluh tempe tiga ribu, telur dadar sepuluh ribu, jadi dua puluh tiga ribu," jawab Ibu warung sambil menyodorkan.

"Ini Bu uang pas, terima kasih Bu, permisi!" Reksa langsung pergi takut jika samapi di tanya kembali.

"Buru buru sekali!" gumam Ibu warung menatap Reksa pergi.

1
SAKSI PENA
siapp kak 🙏
Dzuan 017
semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!